Liputan6.com, Pekanbaru - Banjir yang merendam ribuan rumah di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, membuat aktivitas pendidikan terhambat gundukan lumpur. Sebanyak 19 sekolah libur karena bangunannya digenangi air dan lumpur dari luapan sungai sekitar.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kuansing, Jupirman menyebutkan, sekolah yang diliburkan itu terdiri dari sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
"Sebanyak delapan SD dan satu SMP terdapat di Kecamatan Kuantan Hilir, kemudian di Kecamatan Inuman ada tujuh SD dan satu SMP, sementara di Kecamatan Cerenti ada dua SD," ucap dia, Senin (6/3/2017) siang.
Jupirman mengatakan, kebijakan meliburkan aktivitas pendidikan ini sebagai keputusan sekolah dan dilaporkan ke dinas yang dipimpinya. Meliburkan sekolah tak hanya karena bangunan yang digenangi air, tapi juga akses menuju sekolah yang putus akibat terdampak luapan sungai.
Baca Juga
"Sebagian jalan ataupun akses ke sekolah tak bisa dilalui karena terendam," ujar Jupirman.
Menurut dia, keputusan meliburkan sekolah ini lantaran faktor alam dan sekolah kembali beraktivitas ketika banjir tak lagi merendam bangunan dan jalanan ataupun akses peserta didik.
Secara terpisah Kapolres Kuantan Singingi AKBP Dasuki Herlambang yang sejak banjir terjadi kerap berpatroli menyebut banjir merendam sejumlah desa di beberapa kecamatan.
"Banjir merendam Kecamatan Kuantan Hilir dan Kecamatan Kuantan Hilir Seberang karena meluapnya air sungai Kuantan," kata Dasuki.
Berdasarkan data di lapangan, banjir di Desa Pelukahan merendam 187 kepala keluarga (KK) dengan ketinggian 60 cm. Sementara di Desa Danau ada 70 KK dengan tinggi air 35 cm, Desa Lombok 102 KK tinggi air 60 cm, Desa Tanjung Pisang 46 KK tinggi air 10 cm, Desa Pulau Kulur 450 KK, tinggi air 15 cm, dan Desa Pulau Beralo 230 KK tinggi air 30 cm.
Kemudian, di Desa Tanjung ada 101 KK yang terendam banjir dengan tinggi air 30 cm, Desa Pengalian 90 KK tinggi air 30 cm, Desa Pelukahan ada lima KK tinggi air 60 cm, Desa Pulau Madinah lima KK, tinggi air satu meter, dan Desa Kampung Tengah ada empat KK, tinggi air semeter.
"Sejauh ini belum ada warga mengungsi, sudah di-cross check (cek silang) ke lapangan. Setiap desa sudah dicek dan sudah dibagikan obat-obatan dan vitamin," kata dia.
Dasuki menyebutkan pula, pembagian obat dan vitamin sebagai wujud kepedulian agar korban banjir terhindar dari wabah penyakit menular seperti diare yang biasa mewabah di lokasi banjir.
Sejauh ini, pihaknya terus membantu warga yang ingin mengevakuasi barang maupun hewan ternak milik warga ke tempat yang lebih tinggi atau tidak digenangi banjir.
Advertisement