Garut Tetapkan Status Kejadian Luar Biasa Wabah Difteri

Dengan bertambahnya lima warga yang positif difteri, total kasus difteri di Garut sepanjang 2017 menjadi 17 kasus.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 24 Des 2017, 08:04 WIB
Diterbitkan 24 Des 2017, 08:04 WIB
Difteri
Garut tetapkan status kejadian luar biasa wabah difteri. Foto: (Jayadi Supriadin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Garut - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, akhirnya menetapkan wabah penyakit difteri yang menyerang warganya, sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Dalam dua pekan terakhir, satu orang meninggal dunia, serta lima orang pasien masih dirawat di RSUD dr Slamet Garut.

"Statusnya penyakit difteri sudah masuk kategori KLB, setelah Jawa Barat dinyatakan kategori KLB," ujar Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, Sabtu, 23 Desember 2017.

Penyebaran penyakit difteri cukup mengkhawatirkan. Sepanjang tahun ini sebanyak tiga warga meninggal dunia, dengan 17 kasus telah terdeteksi yang penyebarannya hingga 16 kecamatan.

Untuk itu lembaganya terus berupaya untuk mencegah agar penyebaran penyakit itu tidak meluas. "Kami sudah meminta pemerintah pusat, untuk pengadaan vaksin secara masal," ucapnya.

Selain itu, ia terus mensosialisasikan gaya hidup sehat, sehingga penyebaran difteri bisa ditanggulangi sejak dini. "Kami juga mengimbau pada seluruh puskesmas untuk segera mengadakan vaksin untuk mengatasi penyakit tersebut," tegasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

5 Warga Garut Positif Terjangkit Difteri

Difteri
Garut tetapkan status kejadian luar biasa wabah difteri. Foto: (Jayadi Supriadin/Liputan6.com)

Sebelumnya, penyebaran penyakit difteri di Kabupaten Garut, Jawa Barat masih merajalela, total lima warga kota intan positif terjangkit penyakit yang berasal dari Corynebacterium diphtheriae tersebut.

Juru Bicara RSU dr Slamet, Lingga Saputra, mengatakan berdasarkan pemeriksaan secara mikroskopis, kelima pasien yang berasal dari lima kecamatan tersebut sudah positif difteri.

Namun meskipun demikian, untuk memastikan penyakit itu, lembaganya tetap menunggu hasil uji laboratorium di Balai BLK Bandung. "Soalnya itu (hasil laboratorium) Dinas Kesehatan yang tahu," ujarnya. 

Lingga mengatakan, kelima pasien difteri yang tengah dirawat khusus di ruang isolasi tersebut, datang secara bergelombang dalam waktu yang hampir berdekatan.

Awalnya pekan lalu tiga pasien suspect difteri dirawat hingga akhirnya dinyatakan positif, mereka adalah SR (15), asal Kampung Palatar Kecamatan Pakenjeng, Jl (18), asal Kadungora, serta CH (68) berasal dari Cimangaten Tarogong Kaler.

Sedangkan dua pasien berikutnya, Oom warga Ciwalen Garut kota serta Nurdin, dari Kampung Malati Kecamatan Pasir Wangi baru dirawat Kamid lalu. Total pasien positif difteri di Garut sebanyak lima orang, mereka kini masih diisolasi di Ruang Puspa.

Untuk mendapatkan perawatan medis ujar Lingga, ke limanya ditempatkan di ruang khusus isolasi. Upaya ini dilakukan mencegar agar bakteri tidak menular. "Tim medis juga pakai alat pelindung diri," paparnya.

 

Total 17 Kasus Difteri

Wabah Difteri
RSUD dr Slamet, Garut, Jawa Barat, tempat perawatan para pasien terduga dan terjangkit difteri. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Dengan bertambahnya lima warga yang positif difteri, total kasus difteri di Garut sepanjang 2017 menjadi 17 kasus yang tersebar mulai kecamatan Sukaresmi, Cibatu, Cihurip, Garut Kota, Bayongbong, Sukawening, Cisurupan, Pamulihan, Bungbulang, Tarogong Kaler, Samarang, Kadungora, Pakenjeng, Pasir Wangi, dan Cikajang.

Dari jumlah tersebut, tiga pasien di antaranya meninggal dunia. Namun meskipun demikian, hingga kini upaya pemberian vaksin untuk masyarakat dari Pemerintah pusat belum dilakukan. Baru tingkat petugas RSUD yang telah mendapatkan upaya pencegahan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya