Emak-Emak Garut Kejar Target 100 Ribu Sabun Cuci Pesanan Jokowi

Kedatangan Jokowi ke Garut, Jawa Barat Jumat pekan lalu, membawa berkah bagi kelompok usaha bersama (Kube) Padawangi, Padahurip, Garut.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 27 Jan 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2019, 07:00 WIB
Eli Liawati, anggota KUBE Padawangi menunjukan sampel sabun cuci cair yang dipesan Presiden Jokowi
Eli Liawati, anggota KUBE Padawangi menunjukan sampel sabun cuci cair yang dipesan Presiden Jokowi (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut Belasan emak-emak anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Padawangi, kampung Cibitung, Desa Padahurip, Banjarwagi, Garut, Jawa Barat, nampak serius mencampurkan bahan utama pembuatan sabun cuci cair ke dalam beberapa jerigen besar yang telah disediakan.

Namun meskipun demikian, sesekali raut muka wajah mereka, nampak riang diiringi senda tawa kecerian. Ya memang demikian, terhitung mulai hari ini hingga akhir Februari mendatang, aktifitas mereka lebih padat untuk mengejar target 100 ribu botol sabun cuci yang telah dipesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

Kedatangan Jokowi di Garut, Jumat pekan lalu, memang membawa berkah tersendiri bagi mereka, terlebih setelah poduk Kube yang digawangi Eli Liawati, (35) dan suaminya, Asep Ridwan itu, dipesan Jokowi hingga Rp 2 miliar.

“Sampai saat ini saya masih seperti mimpi mendapatkan pesanan besar itu,” ujar Asep, yang ditemani istri dan pendamping PKH, saat ditemui Liputan6.com, di dapur produksinya, Sabtu (26/12019) siang.

Asep mengatakan, pesanan Presiden Jokowi memang merupakan pelecut motivasi, sekaligus ganjaran setimpal bagi warga Keluarga Penerima Manfaat (KPM), yang mendapakan Program Keluarga Harapan (PKH) pemerintah, agar lebih mandiri.

“Kebetulan istri saya dulunya penerima bantuan PKH,” ujar dia.

Untuk mencapai target 100 ribu dalam rentang waktu kurang dari dua bulan, memang bukan perkara mudah bagi dia dan kelompoknya, selain minim fasilitas juga ritme kerja para anggota yang mayoritas emak-emak, belum terbiasa dikejar target.

“Makanya sambil dilatih juga kita berikan pemahaman agar mampu mengubah stigma (cara pandang) mereka,” ujar Gingin, pendamping PKH desa Padahurip menambahkan.

Asep mengenang, awal mula terbentuknya Kube itu berasal dari keprihatinan dia terhadap para KPM agar lebih mandiri. “Karena kami juga melalui pendamping PKH kan selalu diberikan pendampingan, jangan hanya menerima bantuan PKH tetapi harus bisa menyisihkannya buat usaha,” ujar Asep.

Berangkat dari itu, Eli, sang istri sejak 2012 lalu, kemudian membuat ide untuk mengumpulkan iuran dengan besaran Rp 10-20 ribu per bulan, dari para anggota Kube, sebagai modal awal pembentukan usaha. “Kami memilih pembuatan sabun cuci, sebab kebutuhannya tidak akan pernah sepi,” kata dia mengenang rintisan usahanya..

Namun seiring bertambahnya iuran dan jumlah anggota, akhirnya dalam waktu lima tahun terkumpul modal awal sebesar Rp 8 juta. “Pernah juga iuran itu kami hentikan, sebab ada isu jika iuran itu potongan PKH, tetapi setelah dijelaskan akhirnya mereka faham,” kata Asep.

 

Uji Coba Gagal

Nampak kesibukan di antara emak-emak anggota KUBE Padawangi dalam proses pembuatan sabun cuci cair pesanan Presiden Jokowi
Nampak kesibukan di antara emak-emak anggota KUBE Padawangi dalam proses pembuatan sabun cuci cair pesanan Presiden Jokowi (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Asep menjelaskan, awal mula rintisan usaha sabun cuci yang ia jalankan bersama kelompoknya bukanlah perkara mudah. “Paket pertama sebanyak 75 botol gagal, warga komplain,” kata dia.

Namun bukannya kendur, ia malah semakin semangat berusaha, baginya semakin banyak keluhan menunjukan, jika produk awal sabun cucinya digunakan warga.”Kebetulan pasar pertama kami adalah penerima PKH, jadi kami tahu,” ujarnya.

Akhirnya setelah konsultasi dan mempelajari proses pembuatan lebih rinci, produksi paket kedua mendapatkan tanggapan positif dari warga. Selain busanya lebih banyak, cucian lebih bersih dan aman bagi lingkungan. “Alhamdulillah akhirnya kami tahu formulasi campuran yang tepat,” kata dia.

Akhirnya berangkat dari kesuksesan kedua itu, info dari mulut ke mulut antar warga pun dengan cepat menyebar, hingga akhirnya permintaan sabun cuci melonjak signfikan. “Paketan ketiga kami buat sebanyak 750 habis dipesan,” ujar dia.

Asep menyatakan, produk sabun cuci cair yang ia ciptakan memiliki banyak keunggulan, selain harganya yang terbilang murah Rp 20 per botol berisi 1 liter, juga aman bagi lingkungan sekitar. “Bahan yang kami gunakan semuanya sudah lulus laboratorium dan banyak beredar di pasaran,” papar dia.

Namun meskipun demikian, Asep mengaku produk yang ia hasilkan masih menyimpan banyak kekurangan terutama soal pengemasan dan tampilan, yang dianggapnya masih belum menarik.

“Kami tengah memikirkan yang pola satcet agar lebih murah, serta botol ukuran 600 mili liter agar lebih terjangkau,” harap Asep.

Butuh Inovasi Lanjutan

Pendamping PKH Desa Padahurip Gingin, menunjukan tempat produksi sabun cuci cair pesanan Presiden Jokowi
Pendamping PKH Desa Padahurip Gingin, menunjukan tempat produksi sabun cuci cair pesanan Presiden Jokowi (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Asep menambahkan, untuk mengejar target 100 ribu botol sesuai pesanan presiden Jokowi, lembaganya bakal menambah keterlibatan anggota PKH lainnya hingga 50 orang per hari. “Minmal satu orang bisa menyelesaikan 60 liter, sehingga sehari bisa menghasilkan 3000 liter atau botol,” ujar dia.

Sesuai dengan perjanjian awal, seluruh pesanan ditergetkan selesai hingga akhir Februari mendatang, ia berharap dengan adanya penambahan anggota yang dilibatkan, rencana dan terget itu selesai tepat waktu.

“Jika per hari kontinyu tiga ribu, sebulan kelar, doakan saja,” pinta dia sambil tersenyum.

Sementara itu, pendamping PKH Desa Padahurip Gingin menyatakann, untuk meningkatkan mutu dan kualitas produk sabun cuci cair yang dihasilkan Kube dampingannya, Ia bakal segera mengurus perizinan lingkungan dan usaha dari pemerinah Garut.

“Senin segera saya urus ke Dinas Perdagangan, sebab kasian juga produknya dipesan pak Presiden tapi belum berizin,” kata dia.

Bukan hanya itu, ia pun terus memberikan dampingan dan penyuluhan agar, ketua kelompok termasuk anggotanya, mulai memikirkan kemasan produk yang lebih menarik dengan harga yang terjangkau.

“Kami juga tengah berupaya bagaimana agar bisa memperbanyak E-warung di masyarakat,” ujarnya.

Dengan upaya itu, seluruh produk sabun cair yang dihasilkan Kube Padawangi mampu bersaing dan berkembang dengan pesat di pasaran. “Saya optimistis dengan keseriusan seluruh anggota, target 100 ribu botol pesanan akan tercapai tepat pada waktunya,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya