380 Santri Terpapar Covid-19, Pesantren di Kota Tasikmalaya Jadi Klaster Baru

Kemunculan klaster baru pasien positif Covid-19 di lingkungan pesantren, mengejutkan semua kalangan, terlebih di tengah upaya keras Pemkot Tasikmalaya mencegah penyebaran Covid-19.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 17 Feb 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2021, 13:00 WIB
Nampak petugas kesehatan tengah mengevakuasi ratusan santri di salah satu claster pesantren di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Nampak petugas kesehatan tengah mengevakuasi ratusan santri di salah satu claster pesantren di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Tasikmalaya - Jumlah pasien baru Covid-19 dari klaster pesantren di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat melonjak. Sebanyak 380 santri dari pondok Pesantren Benda, Kota Tasikmalaya, terpapar Covid-19. Kondisi ini menempatkan pesantren itu sebagai penyumbang terbanyak kasus Covid-19 di Kota Tasik.

Plt Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengatakan, penemuan kasus positif di klaster pesantren mengagetkan semua pihak, terlebih di tengah upaya serius pemerintah memutus rantai penyebaran Covid-19.

"Pemerintah mengambil langkah tegas, mulai hari kita berlakukan PPKM atau karantina mikro di area lingkungan Ponpes," ujar dia, Selasa, 16 Februari 2021.

Untuk menghindari penyebaran yang lebih meluas, ratusan santri tersebut akhirnya dievakuasi ke beberapa tempat mulai RSUD dr Soekardjo, RS Dewi Sartika, Hotel Crown, termasuk melakukan isolasi mandiri.

"Saya minta tim gugus tugas penanganan Covid-19 tingkatan sosialisasi 3M kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya di lingkungan pondok pesantren," ujarnya.

Selain itu, untuk mensterilkan kondisi, Yusuf menginstruksikan agar pesantren Persatuan Islam (Persis) Benda Kota Tasik itu melakukan isolasi mandiri.

"Kita jaga ketat, tidak ada yang keluar dan masuk ke pesantren selama 14 hari ke depan," dia menegaskan.

Saat ini petugas Dinkes Kota Tasik telah melakukan tracking ke sejumlah santri, ustad, termasuk santri yang tidak terpapar penyebaran Covid-19.

"Tracking ini akan terus dilakukan, diusahakan seluruh santri dan ustaznya segera di-swab agar penularan Covid-19 ini segera diputus," dia menambahkan.

Yusuf berharap, setelah pelaksanaan isolasi mandiri melalui karantina mikro itu usai, kondisi para santri, ustaz, dan pihak lain di wilayah pesantren Benda kembali pulih.

"Selama lockdown berlangsung seluruh kebutuhan pesantren Persis 76 Benda ditanggung Pemerintah Kota Tasikmalaya," dia menandaskan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya