Liputan6.com, New York - Wall Street ditutup turun pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Namun jika dilihat performa secara bulanan, tiga indeks utama mencatatkan kinerja terbaik dalam empat tahun terakhir atau sejak sejak Oktober 2011.
Mengutip Reuters, Sabtu (31/10/3015), para penutupan perdagangan Jumat, Dow Jones Industrial Averange turun 92,28 poin atau 0,52 persen le 17.663,54. Indeks S&P 500 melemah 10,05 poin atau 0,48 persen ke 2.079 dan Indeks Nasdaq turun 20,53 poin atau 0,4 persen ke 5.053,73.
Kenaikan bulanan terbesar dicetak oleh S&P 500 yaitu mencapai 8,3 persen, disusul oleh Dow Jones Industrial Averange dengan penguatan sebesar 8,5 persen dan kemudian Nasdaq dengan kenaikan 9,4 persen.
Wall Street memang terus terombang-ambing dalam perdagangan selama Oktober ini karena berbagai sentimen dari dalam negeri yang menyergap. Sentimen terbesar adalah sentimen mengenai rencana kenaikan suku bunga.
Di awal bulan, analis dan pelaku pasar sangat yakin bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (the Fed) tidak akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini karena melihat kondisi ekonomi global yang sedang mengalami penurunan.
Indikator yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi China yang terus melemah. Di 2012 lalu China membukukan pertumbuhan ekonomi di level 12 persen namun terus turun dan di kuartal III 2015 kemarin mencetak pertumbuhan ekonomi di angka 6,9 persen.Â
Dengan sentimen tersebut, kemungkinan the Fed untuk menaikkan suku bunga acuan lebih berat sehingga saham-saham di AS terus tertekan.
Namun keyakinan tersebut berbalik di tengah bulan setelah the Fed melangsungkan rapat dewan gubernur. Dalam rapat tersebut the Fed memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga pada Oktober ini tapi tidak menutup kemungkinan bahwa suku bunga akan naik pada akhir tahun ini. Dengan Sentimen tersebut Wall Street melonjak.
Ke depan, investor akan melihat data-data ekonomi yang bakal keluar untuk melihat tingkat kesehatan perekonomian AS. Hal ini untuk melihat apakah sinyal the Fed benar-benar akan dilaksanakan. "Pasar memang sedang disandera isu the Fed saat ini," jelas Kepala Investasi Innealta Capital, Austin, Jeff Buetow.
Ia melanjutkan, sangat menyenangkan jika ada kejelasan di sini dan untuk bisa melihat dengan benar kebijakan moneter apa yang akan diambil oleh the Fed ke depannya. (Gdn/Ndw)
Wall Street Bukukan Kinerja Bulanan Terbaik dalam 4 Tahun
Kenaikan terbesar dicetak S&P 500 yaitu mencapai 8,3 persen, disusul Dow Jones Industrial Averange dengan penguatan sebesar 8,5 persen.
diperbarui 31 Okt 2015, 04:38 WIBDiterbitkan 31 Okt 2015, 04:38 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
18 Oknum Polisi Diamankan Diduga Terkait Kasus di DWP
Kisah Bocah Hiperaktif Bertemu Gus Dur, Orangtuanya Baru Sadar IQ Anaknya Tinggi
Harga Emas Antam Terbang Rp 18.000 Hari Ini 21 Desember 2024, Tengok Daftar Lengkapnya
Kebut Asta Cita Prabowo, Petrokimia Gresik Bidik Swasembada Pangan Lewat Taruna Makmur
Ditegur IMF, El Salvador Bakal Tetap Borong Bitcoin
Harga Minyak Menguat Terbatas, Sentimen Ini Jadi Pendorongnya
Pembangunan Pabrik BYD di Subang Dipercepat
Infografis Prabowo Beri Kesempatan Koruptor Tobat serta Klaim KPK dan Kejagung
Presiden Chile Cap PM Israel Benjamin Netanyahu Penjahat Perang
Rekomendasi Kado Natal dari Produk Lokal
Diallo Terang-terangan Minta Manchester United Pilih Pimpinan yang Lebih Baik Ketimbang Fernandes
The Morbius Luncurkan Lagu Garuda Kita sebagai Dukungan untuk Timnas Indonesia