Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia mendekati posisi tertinggi dalam 18 bulan di akhir pekan ini, mengekor penguatan Wall Street. Pasar terpengaruh janji Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengumumkan ketentuan pajak besar yang bertujuan menurunkan beban perusahaan.
Melansir laman Reuters, Jumat (10/2/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,1 persen, menguji level paling tinggi sejak Juli 2015 sehari sebelumnya.
Sementara indeks Nikkei Jepang naik 1,8 persen karena mendapat dorongan dari melemahnya yen.
Sebelumnya tiga indeks utama Wall Street mencetak rekor tertinggi pada hari Kamis setelah Presiden Donald Trump mengatakan dia akan membuat pengumuman soal pajak besar dalam beberapa minggu, meskipun tidak memberikan keterangan secara rinci.
Dow Jones Industrial Average naik 118 poin atau 0,59 persen ke level
20.172,4. S&P 500 naik 13,2 poin atau 0,58 persen ke level 2.307,87
dan Nasdaq Composite menambahkan 32,73 poin atau 0,58 persen ke level
5.715,18.
"Pasar menyukai gagasan reformasi pajak," ujar Chris Weston, Kepala Strategi Pasar IG di Melbourne, dalam sebuah catatan.
Baca Juga
Di sisi lain, data ekonomi AS juga terdukung dolar AS. Angka pengangguran tak terduga turun pada minggu lalu ke posisi terendah dalam hampir 43 tahun. Sedangkan persediaan di grosir melonjak pada Desember untuk bulan kedua berturut-turut.
Advertisement
Indeks acuan S&P500 reli, 9 persen sejak Trump terpilih pada November lalu, di tengah ekspektasi bahwa dia akan mengurangi pajak dan memangkas regulasi serta meningkatkan belanja infrastruktur.
Reli kemudian stagnan dalam beberapa hari ke belakang karena investor melihat agenda kebijakan Trump lebih rinci.
Saham keuangan adalah grup indeks paling moncer sejak Trump terpilih jadi Presiden AS, semenatara saham energi naik 0,9 persen.(Nrm/Ndw)