Penurunan Saham Tembakau dan Teknologi Membebani Gerak Wall Street

Sektor saham konsumsi menjadi hambatan terbesar pada indeks S & P, dengan ditutup melemah 3,2 persen.

oleh Nurmayanti diperbarui 20 Apr 2018, 05:11 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2018, 05:11 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Wall Street ditutup melemah, dengan saham perusahaan tembakau memimpin penurunan. Kekhawatiran tentang permintaan smartphone ikut menurunkan saham teknologi, sementara meningkatnya imbal hasil obligasi dan pendapatan justru mendorong saham sektor keuangan naik.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 83,18 poin, atau 0,34 persen menjadi 24.664,89. Sementara indeks S & P 500 kehilangan 15,51 poin, atau 0,57 persen, menjadi 2,693.13 dan Nasdaq Composite turun 57,18 poin, atau 0,78 persen, menjadi 7.238,06.

Pasar saham AS memangkas beberapa kerugian di akhir sesi setelah Bloomberg melaporkan bahwa Deputi Jaksa Agung Rod Rosenstein mengatakan kepada Presiden Donald Trump pekan lalu, jika ia bukanlah target penyelidikan dari Penasihat Khusus Robert Mueller di Rusia. Laporan itu mengutip dua orang yang tidak disebutkan namanya yang terkait dengan masalah ini.

Sektor saham konsumsi menjadi hambatan terbesar pada indeks S & P, dengan ditutup melemah 3,2 persen. Penurunan dipimpin saham Philip Morris sebesar 15,6 persen. Demikian pula, saham Altria, induk Philip Morris USA, turun 6 persen. Perusahaan rokok Philip Morris International Inc (PM.N) merupakan bobot terbesar kedua pada indeks S & P.

Bersamaan dengan penurunan saham Philip Morris, saham sektor konsume Procter & Gamble Co (PG.N), ikut melemah dipicu kenaikan imbal hasil obligasi 10-tahunan AS, yang mendorong saham bank. Saham Procter & Gamble turun 3,3 persen.

"Ini sangat ditentukan oleh pergerakan di pasar obligasi," kata Stephen Massocca, Wakil Presiden Senior di Wedbush Securities, San Francisco.

Memang saat imbal hasil obligasi tinggi, investor menyukainya dan meninggalkan saham seperti barang kebutuhan pokok dan real estat. Berbeda dengan saham bank yang justru menguntungkan karena suku bunga yang tinggi dapat meningkatkan keuntungan investor.

 

Penurunan Saham Lainnya

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Di sisi lain, sebuah peringatan dari Taiwan Semiconductor (TSMC) (2330.TW), pembuat chip terbesar di dunia dan pemasok Apple Inc (AAPL.O), terkait permintaan piranti lunak smartphone terhadap pertumbuhan industri tahun ini memicu jatuhnya saham chip dan membuat saham Apple turun.

Adapun saham Apple turun 2,8 persen, membuatnya menjadi hambatan terbesar pada indeks S&P 500, karena sekelompok analis mengatakan prediksi tentang penjualan smartphone yang lebih lemah terutama didorong kekhawatiran tentang permintaan untuk iPhone.

Saham TSMC yang terdaftar di AS (TSM.N) ditutup turun 5,7 persen, sementara indeks semikonduktor Philadelphia jatuh 4,3 persen.

Sedangkan saham sektor keuangan naik 1,5 persen didukung lonjakan saham American Express Co (AXP.N) sebesar 7,6 persen, seiring perolehan pendapatan.

Pada perdagangan kali ini, sebanyak 6,52 miliar saham berpindah tangan, dibandingkan dengan rata-rata 6,98 miliar saham untuk 20 sesi terakhir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya