Wall Street Bikin Bursa Asia Menguat

Bursa saham Asia menguat tipis pada perdagangan saham Rabu pekan ini terimbas bursa saham Amerika Serikat yang positif.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Jun 2018, 08:45 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2018, 08:45 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia menguat tipis pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Penguatan tersebut terimbas sektor saham teknologi yang angkat bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street.

Akan tetapi, kekhawatiran utang Italia mendorong investor mengalihkan aset ke utang pemerintah berisiko rendah. Hal tersebut mendorong imbal hasil surat berharga AS turun dari posisi tertinggi.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,1 persen. Indeks saham Australia menguat 0,3 persen.

Bursa saham Asia menguat didorong wall street yang positif. Indeks saham Nasdaq bahkan catatkan penguatan tertinggi pada perdagangan saham Selasa waktu setempat yang didorong saham teknologi dan konsumen. Prediksi ekonomi AS yang positif bantu penguatan sektor saham tersebut.

Akan tetapi, indeks saham S&P 500 turun yang didorong sektor saham keuangan. Imbal hasil surat berharga AS turun dapat mengurangi laba bersih bank.

 

Imbal Hasil Surat Berharga Turun

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Imbal hasil surat berharga AS turun dipicu investor kembali ke aset investasi aman seperti surat utang pemerintah usai Perdana Menteri baru Italia Giuseppe Conte akan memberlakukan kebijakan ekonomi yang dapat menambah beban utang negara yang sudah berat.

Di sisi lain, kekhawatiran utang menyebabkan imbal hasil obligasi pemerintah Italia naik lagi setelah turun ke posisi terendah dalam satu minggu pada Senin pekan ini.

“Situasi politik Italia akan tetap tidak pasti dan mempertimbangkan dampak potensial pada kebijakan bank sentral Eropa, volatilitas pasar bisa terus tinggi,” ujar Yoshinori Shigemi, Analis JP Morgan Asset Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (6/6/2018).

Tanggapan Perdana Menteri Italia Conte pun berdampak ke pasar utang. Conte menyatakan, pemerintah tidak berencana meninggalkan zona euro. Mata uang eurp naik ke posisi USD 1,1724 usai naik 0,2 persen.

Indeks dolar AS turun 0,1 persen menjadi 93,83 terhadap enam mata uang utama. Sedangkan dolar AS sedikit berubah terhadap yen di posisi 109,850.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun berada di posisi 2,92 persen. Di pasar komoditas, harga minyak Brent turun 8 sen menjadi USD 75,30 per barel. Harga minyak itu berada di level terendah sejak 8 Mei. Sebelumnya terdapat laporan pemerintah AS meminta Arab Saudi dan eksportir besar lainnya untuk meningkatkan produksi minyak.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya