Liputan6.com, Jakarta - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk menyatakan memiliki beragam strategi agar pertumbuhan pendapatan dan laba bersih mampu meningkat dibandingkan tahun lalu.
Direktur Garudafood Paulus Tedjosutikno menyebut belanja modal atau capital expenditure (capex) yang telah digelontorkan mencapai Rp98,5 miliar atau telah terserap 66 persen.
"Penyerapan capex sudah terserap 66 persen atau Rp98,5 miliar yang digunakan untuk pembelian mesin dan pembangunan pabrik GarudaFood," kata Paukus, Senin (1/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Saat disinggung bagaimana rencana capex Garudafood tahun depan, Paulus menegaskan pihaknya masih belum terlalu agresif dan akan tetap memanfaatkan fasilitas yang dimiliki saat ini.
"Capex tahun depan masih belum terlalu agresif, masih optimalkan fasilitas yang ada saat ini," ujarnya.
Paulus juga menjelaskan, kondisi yang akan terjadi tahun depan masih belum diketahui secara pasti. Dengan demikian, Garudafood masih enggan membeberkan secara gamblang terkait capex.
"Kami berharap bisa melanjutkan tren positif tahun ini. Untuk tahun depan kami akan senantiasa melihat peluang dan tak segan menangkap peluang yang ada tersebut," tutur dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Perseroan hingga Kuartal III 2021
Sebelumnya, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk berhasil mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2021 dengan total penjualan bersih sebesar Rp 6,369 triliun atau tumbuh 10,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, dalam paparan publik yang dilakukan, laba bersih yang dibukukan juga meningkat sebesar 87,6 persen atau Rp370 miliar. Pertumbuhan yang terjadi diikuti dengan laba per lembar saham yang juga tumbuh sebesar 48,9 persen.
Pertumbuhan ini disumbang dari segmen makanan sebesar 11,1 persen. Di samping itu, kontribusi penjualan entitas anak usaha Garudafood yaitu PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) yang diakuisisi pada Oktober 2020 lalu juga turut mengerek penjualan sembilan bulan pertama.
Pada kuartal III 2021 penjualan KEJU tumbuh 7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Kami bersyukur atas pencapaian kinerja yang positif ini meski kebijakan PPKM yang ketat tengah diberlakukan sejak adanya gelombang kedua Covid-19 di sebagian wilayah Indonesia. Namun, kondisi ini dapat kami atasi sehingga penjualan tetap dapat tumbuh jika dibandingkan dengan tahun lalu bahkan berhasil melampaui kinerja Garudafood sebelum pandemi terjadi," kata Paulus Tedjosutikno, Direktur Garudafood, Senin, 1 November 2021.
Meski menyadari belum pulih seutuhnya, pihaknya optimistis untuk mempertahankan kinerja positif pada 2022.
“Kami menyadari, kenaikan harga komoditas ikut berdampak pada harga pokok penjualan (COGS) kami. Namun sejauh ini kami berusaha untuk menangani hal ini agar tidak dirasakan langsung oleh konsumen,” ujarnya.
Seperti dilansir laporan keuangan Garudafood semester I 2021 Garudafood mencatatkan pertumbuhan 6,9 persen atau sebesar Rp3.914 miliar dan diikuti dengan pertumbuhan laba bersih 102 persen menjadi Rp232 miliar dari Rp115 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Di penghujung tahun ini, Garudafood optimis dapat mempertahankan kinerjanya dengan fokus pendistribusian dan pemerataan produk serta konsisten menjaga kualitas produk.
Selain itu, Garudafood juga terus membuka dan menangkap peluang open collaboration dengan berbagai stakeholders untuk menunjang strategi pertumbuhan bisnis.
Advertisement