Soal IPO Anak Usaha, Begini Penjelasan Krakatau Steel

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menyatakan strategi perusahaan dinamis dan yang diamanatkan Kementerian BUMN lebih kepada restrukturisasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Nov 2021, 18:31 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2021, 18:31 WIB
Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) buka suara terkait rencana Kementerian Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengantar anak usaha Perseroan go public.

Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menegaskan, Perseroan memang memiliki rencana untuk IPO anak usaha tetapi atas inisiatif manajemen sebelum pembentukan sub holding.

"Jadi tidak ada amanat untuk IPO. IPO itu inisitif manajemen yang akan dilakukan jika diperlukan. Dan IPO itu sebelum kite bentuk sub holding. Ketika suda bentuk sub holding artinya kite lebih selektif dalam mencoba hal ini,” ujar Silmy dalam paparan publik Perseroan, Selasa (23/11/2021).

Di sisi lain, Silmy menuturkan, yang diamanatkan Kementerian BUMN yakni lebih pada restrukturisasi Krakatau Steel. Dalam hal ini, Silmy menyatakan strategi perusahaan tentu dinamis. Restrukturisasi tersebut dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Salah satunya rights issue yang akan digelar pada tahun depan.

“Yang diamanatkan BUMN adalah pada bagaimana menyelesaikan kewajiban hutang. Jalannya bisa macam-macam. Divestasi pada strategic partner, right issue, kemudian langkah-langkah lain yang diperlukan,” kata Silmy.

Pada 2022, Krakatau Steel berencana melakukan rights issue senilai USD 200 juta atau sekitar Rp 3 triliun. Aksi ini bukanlah rencana baru. Melainkan bagian dari rencana restrukturisasi Perseroan untuk memperbaiki posisi utang.

Krakatau Steel berencana membayar utang senilai USD 200 juta pada 2021. Kemudian untuk tahun depan rencananya jumlah utang yang akan dibayar sebesar USD 500 juta.

"Jadi rencana IPO itu ada, atas sub holding yang mana atau perusahaan yang mana itu nanti kita tentukan. Yang sudah pasti adalah rights issue di 2022,” ujar Silmy.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Divestasi

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain rights issue Perseroan juga tengah dalam proses divestasi dengan melepas 40 persen kepemilikan aset perusahaan kepada mitra strategis pada akhir 2021.

Silmy mengungkapkan, saat ini terdapat dua mitra strategi yang dimaksud Silmy, yakni Indonesia Investment Authority (INA) dan Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA). Proses pelepasan aset itu kini telah mencapai tahap finalisasi. Aset yang akan dilepas adalah sub-holding KRAS, yakni Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI).

"Saat ini sedang memasuki tahap akhir untuk finalisasi dealnya seperti apa. Yang kita tawarkan pada tahap awal ini adalah kepemilikan 40 persen pada Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI),” ujar Silmy.

Sebagai informasi, KSI merupakan gabungan dari tiga anak usaha KRAS, yakni PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, PT Krakatau Tirta Industri, PT Krakatau Daya Listrik, dan Krakatau Port & Logistic.

Tahun berikutnya, yakni pada 2022, KRAS juga berencana untuk melepas kepemilikan sebagian aset sub-holding Krakatau Baja Konstruksi (KBK) dan beberapa aset tetap lainnya.

Adapun KBK merupakan gabungan dari tiga anak usaha KRAS, yakni PT Krakatau Wajatama, PT KHI Pipe Industries, dan PT Krakatau Global Trading.

"Kita akan optimalkan melalui penyertaan income ataupun juga penggabungan dengan aset di sub KSI. Jadi nanti Krakatau Steel akan jadi satu holding company yang sangat ramping. Fokus utama pada bisnis baja dan infrastruktur. Ini adalah ultimate proses dari restrukturisasi dan transformasi di Krakatau Steel," pungkas Silmy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya