Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Commuter Properti Tbk mencatatkan saham perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan tercatat ke-8 pada Rabu (23/2/2022).
PT Adhi Commuter Properti Tbk mencatatkan saham perdana dengan kode saham ADCP. Jumlah saham yang akan dicatatkan terdiri dari 22.222.222.200 saham yang terdiri dari saham pendiri 20.000.000.000 saham dan penawaran umum kepada masyarakat atau initial public offering (IPO) sebesar 2.222.222.200 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan. Harga penawaran saham Rp 130 per saham. Dengan demikian, perolehan dana IPO Rp 288,8 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti Tbk, Rizkan Firman menuturkan, Perseroan resmi memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Selasa, 15 Februari 2022.
Perseroan menyesuaikan jumlah saham yang dilepas dalam IPO sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk memaksimalkan potensi bisnis perusahaan ke depannya. Perseroan masih memiliki banyak ruang untuk terus bertumbuh mengingat mayoritas properti ADCP masih tahap pengembangan.
"Untuk saat ini, kami memutuskan melakukan penyesuaian saham yang dilepas, mengingat bisnis ADCP kedepannya akan semakin berkembang seiring beroperasinya LRT Jabodebek yang akan mendongkrak harga saham ADCP," kata dia.
Selanjutnya, perseroan akan menjajaki skema pendanaan lainnya melalui aksi korporasi berikutnya seiring perkembangan bisnisnya ke depan.
Dalam rangka IPO Adhi Commuter Properti telah menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT Maybank Sekuritas Indonesia, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bisnis Properti Berkonsep TOD Makin Kuat
Sebelumnya, Pemerintah melanjutkan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNÂ DTP) Rumah pada 2022 selama 9 bulan hingga September 2022.
Kebijakan tersebut diperkirakan semakin memperkuat bisnis para pengembang properti. Termasuk pengembang dengan kekhususan model bisnis dan diversifikasi produk yang baik. Kondisi ini juga semakin ditopang dengan sentimen pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 yang mencapai 3,69 persen di tengah dampak pandemi yang belum berakhir.
Senior Associate Director Investment Service Colliers International Indonesia, Aldi Garibaldi menuturkan, prospek sektor properti akan lebih baik tahun ini dibandingkan periode 2020-2021.
Khusus segmen properti berbasis Transit Oriented Development (TOD) juga akan banyak diminati karena mampu mempermudah mobilisasi masyarakat dengan transportasi publik terutama kereta.
"Pemilik apartemen tidak perlu membeli mobil atau motor sehingga dapat mengurangi cost of living," kata Aldi kepada media, Kamis, 10 Februari 2022.
Belajar dari kota-kota lain di dunia, Aldi menilai konsep apartemen yang dekat dengan stasiun MRT mempunyai level premium 20 persen lebih tinggi dibanding hunian yang jauh dari stasiun MRT.
Kondisi ini juga akan turut mempengaruhi persepsi investor terhadap saham perusahaan properti. Dia menuturkan, investor akan cenderung melirik pengembang properti dengan diversifikasi produk yang baik dan keunikan model bisnis, termasuk salah satunya properti berbasis transportasi massal. Â
Â
Advertisement