Jalani IPO, Bagaimana Dampaknya terhadap Saham Terkait GoTo?

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk akan menawarkan sebanyak 48 miliar saham baru seri A dengan kemungkinan ditingkatkan hingga sebanyak-banyaknya 52 miliar saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Mar 2022, 06:57 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2022, 21:24 WIB
Paparan publik IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Selasa (15/3/2022) (Dok: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk)
Paparan publik IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Selasa (15/3/2022) (Dok: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - Langkah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) masuk ke pasar modal Indonesia akan menjadi katalis positif untuk saham emiten yang berkaitan dengan GoTo.

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk akan menawarkan sebanyak 48 miliar saham baru seri A dengan kemungkinan ditingkatkan hingga sebanyak-banyaknya 52 miliar saham. Jumlah saham itu mewakili 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO (ini tidak termasuk saham tambahan dari opsi penjatahan lebih). Total dana yang akan diraup dari IPO sekitar Rp 16,43 triliun-Rp 17,99 triliun.

Dengan rencana GoTo masuk pasar modal Indonesia dinilai menjadi katalis positif untuk saham yang berkaitan dengan GoTo.

Ada sejumlah perusahaan tercatat terkait GoTo antara lain PT Astra International Tbk (ASII) yang investasi di Gojek pada 2018 dan 2019 dengan total USD 250 juta. Selain itu, PT Telkom Indonesia Tbk melalui anak usaha Telkomsel investasi di Gojek pada 2020 sebesar USD 150 juta, kemudian menambah investasi USD 300 juta pada Mei 2021.

Selain itu, GoTo juga memegang sejumlah saham antara lain PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebesar 21,4 persen, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) sebesar 6 persen dan PT Blue Bird Tbk sekitar 4,3 persen. Selain itu, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) melalui anak usaha berkolaborasi dengan Gojek untuk layanan logistik.

Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendraya menuturkan, GoTo masuk pasar saham menjadi katalis positif untuk saham emiten yang masuk ekosistem GoTo.

"Kalau GoTo bagus menjadi katalis positif untuk yang masuk ekosistem dan menarik. Ekosistem GoTo luas. Ke depan GoTo dan BUKA mirip perusahaan investasi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (20/3/2022).

Meski demikian, Wawan menuturkan, untuk pilihan saham emiten yang masuk ekosistem GoTo tersebut juga bergantung dari fundamental perseroan. "Kembali fundamental, Bank Jago sudah positif. Jadi kembali ke bisnis masing-masing perusahaan,” kata dia.

Sementara itu, saat diminta tanggapan mengenai dampak IPO GoTo terhadap Astra International, Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti menuturkan hal tersebut masih terlalu dini. Ia mengatakan, fokus Astra saat ini mendorong pertumbuhan di tengah pandemi COVID-19.

“Hal ini akan kami lakukan melalui operational excellent untuk bisa berikan pelayanan terbaik bagi seluruh customer grup. Termasuk melalui inisiatif digitalisasi yang terus diakselerasi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com ditulis Minggu,20 Maret 2022.

Selain itu, ia menambahkan, perseroan juga fokus jajaki potensi ekspansi bisnis ke depan terutama potensi sinergi dengan bisnis yang sudah ada. “Belum lama ini kami umumkan kerja sama Logos, modern logistik warehouse, bersama Logos kembangkan bisnis di Indonesia karena potensi ke depan sangat baik, salah satu contoh,” kata dia.

Tira menambahkan, ada beberapa sektor yang sedang dievaluasi dan jajaki untuk mendukung pertumbuhan Astra ke depan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

IPO GoTo

GoTo
Gojek, platform layanan on-demand dan perusahaan teknologi Tokopedia di Indonesia mengumumkan pembentukan grup GoTo.

Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk akan menawarkan saham sebanyak-banyaknya 52 miliar saham seri A dengan nilai nominal Rp 1 per saham dalam rangka penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

Mengutip prospektus perseroan, Selasa, 15 Maret 2022, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk menawarkan saham itu setara 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Harga penawaran saham perdana di kisaran Rp 316-Rp 346 per saham. Jumlah dana IPO yang akan didapat maksimal Rp 17,99 triliun.

Dengan target perolehan dana tersebut, IPO GoTo termasuk terbesar di BEI. Sebelumnya pada 2021, pasar modal Indonesia mencatatkan nilai dana IPO terbesar dari PT Bukalapak.com Tbk sebesar Rp 21,9 triliun dan PT Daya mitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel sebesar Rp 18,79 triliun.

Dalam rangka IPO, GoTo juga berencana untuk melakukan stabilisasi harga dengan menerapkan opsi penjatahan lebih yang bukan merupakan bagian dari penyesuaian kelebihan pemesanan saham penjatahan terpusat. Hal ini sebagaimana diatur dalam POJK Nomor 41/2020 dan SEOJK Nomor 15/2020.

Seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi dengan biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dan melakukan peningkatan penyertaan pada perusahaan anak yang akan digunakan sebagai modal kerja.

GoTo akan alokasikan dana IPO antara lain sekitar 30 persen untuk emiten, 30 persen untuk Tokopedia, sekitar 25 persen untuk PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay).

Selanjutnya sekitar 5 persen untuk PT Multifinance Anang Bangsa (MAB) (bagian dari GoFinance), sekitar 5 persen untuk VIDGI SG Ltd (Gojek Singapura), sekitar lima persen untuk Go Viet Ltd (Gojek Vietnam).

Emiten akan melakukan peningkatan penyertaan pada Tokopedia, PT DAB, PT MAB, VDIGI SG Ltd, dan Go Viet Ltd secara bertahap.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya