Wall Street Beragam, Saham Microsoft Jadi Penopang

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq sedikit berubah dan melemah tipis ke posisi 12.488,93.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Apr 2022, 07:19 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2022, 07:19 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York -- Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Rabu, 27 April 2022. Indeks Nasdaq ditutup ke level terendah pada 2022 dan saham berusaha untuk pulih dari aksi jual saham teknologi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq sedikit berubah dan melemah tipis ke posisi 12.488,93. Indeks Dow Jones naik 61,75 poin atau 0,2 persen menjadi 33.301,93. Indeks S&P 500 bertambah 0,2 persen menjadi 4.183,96.

Rata-rata indeks acuan berjuang pada perdagangan Rabu pekan ini. "Kami mencoba menemukan tempat yang stabil. Kami perlu melihat sejumlah nama (perusahaan-red) datang dengan laba yang kuat, andal dan berkelanjutan sehingga investor kembali bergabung,” ujar Chairman dan CEO Aureus Asset Management, Kari Firestone, dilansir dari CNBC, Kamis (20/4/2022).

Laba perusahaan menjadi fokus seiring investor mencerna hasil kuartalan dari nama-nama perusahaan kapitalisasi besar.

Saham Microsoft naik 4,8 persen dan memberikan dukungan untuk rata-rata indeks utama setelah hasil laba yang kuat. Perusahaan membukukan laporan kuartalan lebih baik dari perkiraan dan mengeluarkan panduan pendapatan ke depan yang lebih optimistis.

Saham Visa juga melonjak hampir 6,5 persen dan mencatat penguatan terbesar di indeks Dow Jones. Hal ini setelah laporan kuartalan perusahaan yang melampaui perkiraan. Saham Enphase Energy melonjak 7,7 persen dan menjadi pemenang terbesar di indeks S&P 500.

Di sisi lain, saham induk usaha Google melemah 3,6 persen setelah hasil laba perusahaan raksasa teknologi itu meleset dari perkiraan konsensus. Manajemen mengingatkan kinerja kuartalan berpotensi melemah ke depan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
Ilustrasi wall street

Saham Boeing turun 7,5 persen dipicu hasil kinerja laba yang belum sesuai harapan. Saham Boeing menjadi penghambat terbesar di indeks Dow Jones.

Investor juga melihat nama-nama saham kapitalisasi besar lainnya. Induk Facebook Meta melaporkan kinerja usai bel perdagangan pada Rabu pekan ini. Apple dan Amazon dijadwalkan melaporkan kinerja keuangan pada Kamis pekan ini. Saham Meta melemah 3,3 persen pada Rabu, 27 April 2022. Koreksi harga saham juga diikuti Apple dan Amazon.

Investor mengamati kinerja perusahaan teknologi untuk membuktikan penjualan yang intens pada April 2022. Adapun indeks Nasdaq sekitar 23 persen di bawah level tertingginya. Indeks S&P 500 melemah 13,2 persen dari posisi rekor dan berada di bawah level support utama 4.200.

Pada April 2022, indeks S&P 500 melemah 7,7 persen. Indeks Nasdaq susut 12,2 persen. Indeks Dow Jones melemah hampir 4 persen.

"Inflasi, pengetatan kebijakan moneter the Fed, perang di Ukraina dan lockdown di China telah menjadi tantangan yang kuat bagi investor pada April 2022,” ujar Chief Market Strategist National Securities, Art Hogan.

Penutupan Wall Street pada 26 April 2022

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah tajam pada perdagangan Selasa, 26 April 2022. Investor melakukan aksi jual jelang penutupan di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq merosot 3,95 persen dan mencapai level terendah baru dalam 52 minggu. Indeks Nasdaq ditutup turun ke posisi 12.490,74. Indeks Dow Jones tergelincir 809,28 poin atau 2,4 persen menjadi 33.240,18. Indeks S&P 500 susut 2,8 persen ke posisi 4.175,20.

Sepanjang April 2022, indeks S&P 500 merosot 7,8 persen, indeks Nasdaq tersungkur 12,2 persen dan indeks Dow Jones lelah melemah 4,2 persen.

Saham teknologi memimpin penurunan pada perdagangan Selasa, 26 April 2022. Investor tidak menunggu hasil kinerja kuartal kuartal I Microsoft dan Alphabet setelah bel perdagangan lantaran khawatir seperti Netflix pada awal musim laporan keuangan.

“Risiko tidak ada dalam laba perusahaan teknologi kapitalisasi besar,” ujar Pendiri Satori Fund Dan Niles, seperti dilansir dari CNBC, Rabu, 27 April 2022.

Microsoft dan Alphabet, induk usaha Google mencatat penurunan lebih dari tiga persen jelang laporan kinerja keuangan. Induk usaha Facebook Meta, Amazon, dan Apple juga melemah.

Saham Netflix turun hampir 5,5 persen dan mencapai level terendah baru. Saham Netflix merosot 35 persen dalam satu hari pada pekan lalu seiring melaporkan kehilangan pelanggan yang mengejutkan pada kuartal I 2022.

Dalam catatatan riset Wolfe Research oleh Chris Senyek menyebutkan kekuatan saham teknologi kapitalisasi besar dalam beberapa tahun terakhir kemungkinan akan meledak ketika fundamental mulai memburuk secara signifikan seiring ekonomi yang melambat.

 

Kekhawatiran Ekonomi Global Membayangi

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Ilustrasi wall street

 

Kekhawatiran tentang ekonomi global membayangi. Investor khawatir tentang lonjakan COVID-19 di China. Selain itu, pejabat tinggi Rusia juga mengatakan ancaman terhadap perang nuklir. Ditambah inflasi yang tinggi di AS juga mengurangi permintaan barang untuk rumah dan sneakers.

“Ada banyak kekhawatiran pertumbuhan ekonomi. China adalah pelanggan besar untuk teknologi AS, industri semikonduktor melakukan banyak bisnis di sana, tapi ini juga menyangkut pertumbuhan di sini,” ujar Chief Investment Officer Bleakley Advisory Group, Peter Boockvar.

Tesla yang memiliki pabrik di Shanghai dan anggap China sebagai pasar utama untuk kendaraan listrikna menjadi penghambat terbesar di Nasdaq. Saham Tesla turun 12,2 persen. Saham tersebut berada di bawah tekanan karena CEO dan penirinya Elon Musk akan menutup kesepakatan yang diusulkannya untuk beli Twitter senilai USD 44 miliar.

Saham chip juga termasuk di antara penurunan teratas di Nasdaq. Saham Nvidia susut 5,6 persen dan AMD melemah 6,1 persen. 

Saham  siklus terkait pertumbuhan ekonomi juga tertekan. Saham 3M melemah sekitar 3 persen meski laba lebih baik dari perkiraan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya