Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berencana menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK). Dalam aksi tersebut, Krakatau Steel akan menerbitkan OWK dalam jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp 3 triliun.
Dari jumlah tersebut, perseroan telah menerbitkan OWK seri A dengan nilai pokok sebesar Rp 2,2 triliun melalui mekanisme PMTHMETD atau private placement dalam rangka investasi pemerintah atas program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Baca Juga
Dengan dilakukannya penerbitan OWK Seri A dan saham baru melalui mekanisme PMTHMETD, perseroan telah berpartisipasi aktif dalam program investasi pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional sebagai dampak pandemi COVID-19 dan memperbaiki posisi keuangan perseroan, dengan perseroan memiliki rasio utang yang lebih sehat, peningkatan pendapatan serta arus kas yang lebih kuat di masa yang akan datang.
Advertisement
Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/6/2022), rencana penerbitan OWK seri B melalui mekanisme PMTHMETD ini telah memperoleh persetujuan pemegang saham pada 29 Juli 2021.
Namun, perseroan belum dapat melakukan penarikan OWK Seri B sehubungan belum disepakatinya beberapa persyaratan antara perseroan dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebagai Pelaksana Investasi.
Kementerian Keuangan selaku pemberi investasi dan PT Sarana Multi Infrastruktur selaku pelaksana investasi secara prinsip telah menyetujui pemberian dana investasi dari pemerintah untuk perseroan sehubungan dengan penerbitan OWK dengan jumlah total keseluruhan sebesar maksimum sebesar Rp 3 triliun, termasuk di dalamnya OWK Seri B sebesar Rp 800 miliar.
Adapun tenor OWK ini terhitung sejak tanggal penerbitan OWK Seri B hingga 30 Desember 2027. PWK seri B memberikan tingkat kupon dengan mengacu pada 7 days repo rate Bank Indonesia (BI).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penggunaan Dana Hasil OWK Seri B
Harga konversi disepakati mengacu pada 90 persen dari rata-rata harga penutupan saham perseroan selama 25 hari bursa berturut-turut di pasar reguler pada BEI atau pada tanggal penutupan BEI satu hari sebelum tanggal konversi OWK seri B menjadi saham hasil konversi, ana yang lebih rendah.
Dana hasil penerbitan OWK seri B ini akan digunakan untuk tingkatkan likuiditas dan solvabilitas perseroan. Yaitu untuk pembiayaan modal kerja perseroan guna pembelian seiring dengan tren peningkatan harga bahan baku tersebut pada 2022.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 2 Juni 2022 sesi pertama, saham KRAS naik tipis 0,51 persen ke posisi Rp 398 per saham. Saham KRAS dibuka stagnan Rp 396. Saham KRAS berada di level tertinggi Rp 404 dan terendah Rp 394 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.236 kali dengan volume perdagangan 119.238 saham. Nilai transaksi Rp 4,8 miliar.
Advertisement
Hasil RUPSLB Krakatau Steel
Sebelumnya, pemegang saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menyetujui peningkatan kepemilikan saham Krakatau Steel di PT Krakatau Posco (PTKP) menjadi 50 persen. Hal itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 19 Mei 2022.
"Penambahan tersebut merupakan bagian dari rencana Krakatau Steel ke depan untuk memperbesar kapasitas produksi baja di Indonesia," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim dalam keterangan resmi, Kamis (19/5/2022).
PTKP adalah perusahaan joint venture antara Krakatau Steel dan Posco yang didirikan pada 2010 dengan kapasitas produksi baja 3 juta ton per tahun dan beroperasi pada 2014. Sedangkan Posco adalah produsen baja terbesar keempat di dunia dari Korea berkapasitas produksi sebesar 42 juta ton per tahun.
Selain dalam kerangka mewujudkan visi pengembangan kapasitas baja 10 juta ton yang telah dicanangkan sejak tahun 2016, transaksi ini juga merupakan bagian dari program restrukturisasi Krakatau Steel yang telah memperoleh dukungan dan persetujuan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara.
"Peningkatan saham Krakatau Steel di PTKP merupakan suatu langkah strategis yang sangat baik karena hal ini dapat memperkuat posisi industri baja nasional dalam menghadapi persaingan global sekaligus mendukung ekosistem industri baja dan otomotif di Indonesia,” ujar Menteri BUMN, Erick Thohir.
Erick juga menyampaikan, Krakatau Steel dan Posco akan saling menguatkan satu sama lain. Sehingga dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan industri baja domestik di Indonesia dan juga dapat mengurangi importasi baja ke Indonesia.
"Ini adalah perpaduan kontribusi terbaik dari BUMN untuk Indonesia," imbuhnya.
Krakatau Steel Dapat Kompensasi
Berdasarkan transaksi ini, Krakatau Steel melakukan in-kind fasilitas Hot Strip Mill #2 ke PTKP. Selain meningkatkan saham di PTKP, Krakatau Steel memperoleh kompensasi tunai atas transaksi ini sebesar Rp 1,3 triliun yang dapat dimanfaatkan Perseroan dalam mendukung program restrukturisasi.
Selain itu, beban utang Krakatau Steel berdasarkan pinjaman sebesar Rp 3,6 triliun juga akan dialihkan kepada PTKP, sehingga beban utang Krakatau Steel secara keseluruhan juga menjadi berkurang.
Aksi korporasi Krakatau Steel ini rupanya mendapat respons positif dari Wakil Ketua DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan, Rachmat Gobel.
"Saya memberikan apresiasi atas kinerja Krakatau Steel di bawah pimpinan Silmy Karim yang berhasil memperbaiki kinerja dan manajemen Krakatau Steel. Krakatau Steel adalah salah satu industri strategis yang harus dijaga,” tambah Rachmat.
Rachmat juga menyampakan, sebagai BUMN strategis, sudah seharusnya Krakatau Steel mampu menjadi pemimpin di industri baja nasional untuk pemenuhan kebutuhan baja. Kemandirian industri baja nasional dapat terwujud dengan adanya peningkatan kapasitas produksi dan jenis baja yang dihasilkan.
Advertisement