Saratoga Investama Sedaya Beli Saham MDKA Rp 1,47 Triliun

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) beli saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) di rentang harga Rp 3.350-Rp 4.200 per saham.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Jul 2022, 19:38 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2022, 19:38 WIB
IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menambah kepemilikannya atas saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Saratoga Investama Sedaya telah membeli 351.261.886 lembar saham MDKA pada periode 15—20 Juli 2022 senilai Rp 1,47 triliun.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (22/7/2022), harga pembelian per saham dimulai pada rentang Rp 3.350 hingga Rp 4.200 per lembar saham.

Rinciannya, pada 15 Juli 2022, Saratoga Investama Sedaya membeli 174.810.143 saham MDKA dengan harga Rp 4.200 per saham atau total senilai Rp 734,2 miliar. Lalu pada 19 Juli dilakukan pembelian 570 ribu lembar saham dengan harga Rp 3.350—Rp 3.500 per saham, totalnya senilai Rp 1,93 miliar.

Terakhir, Saratoga Investama Sedaya membeli 175.881.743 lembar saham MDKA dengan harga Rp 3.400—Rp 4.200 per saham, atau totalnya senilai Rp 737,87 miliar.

Usai transaksi, Saratoga Investama Sedaya kini genggam 18,34 persen atau 4.423.174.297 lembar saham MDKA, dari sebelumnya 4.071.912.411 lembar saham atau 16,88 persen.

Pada perdagangan Jumat, 22 Juli 2022, saham MDKA ditutup naik 250 poin atau 6,61 persen. Saham MDKA terpantau bergerak pada rentang 3.800—4.040. Secara year to date (ytd) saham MDKA turun 9,47 poin atau 0,23 persen.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Saratoga Investama Kantongi Laba Bersih Rp 3,6 Triliun

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)mencatatNet Asset Value (NAV) sebesar Rp 60,9 triliun pada kuartal I 2022. NAV Perseroan tersebut tumbuh 89 persen dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 32,2 triliun dan lebih tinggi daripada NAV Saratoga Investama Sedaya pada akhir 2021 sebesar Rp 56,3 triliun.

Saratoga juga mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham sebesar Rp 3,6 triliun, yang mencerminkan kenaikan 208 persen secara year on year (yoy). Sebagian besar adalah kenaikan nilai portofolio yang belum direalisasikan.

Presiden Direktur Saratoga Michael William P Soeryadjaja menuturkan, nilai pasar sejumlah portofolio investasi Perseroan terus melanjutkan penguatan seperti yang terjadi sejak semester II 2021. Kenaikan harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) menjadi katalis utama kenaikan NAV Perseroan di kuartal I tahun 2022 ini.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Strategi Perseroan

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana di salah satu ruangan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

“Pada kuartal I-2022 Saratoga memperoleh pendapatan dividen sebesar Rp 141 miliar dari PT Provident Agro Tbk. (PALM) dan Deltomed. Kinerja positif Perseroan di awal tahun ini menunjukkan bahwa strategi investasi Saratoga di sektor-sektor kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat optimal,” ujar Michael melalui keterangan resmi di Jakarta, (26/4/2022).

Michael menuturkan, memasuki 2022 kondisi perekonomian masih menghadapi beragam tantangan. Pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya tuntas dan gejolak harga energi telah mendorong naiknya inflasi di hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.

Sebagai perusahaan investasi aktif Saratoga terus mencermati situasi yang terjadi, mengingat tren kenaikan harga-harga kebutuhan pokok dan inflasi di dalam negeri juga terus meningkat.

“Salah satu prioritas utama Saratoga saat ini adalah memastikan bahwa setiap sumber daya Perseroan dialokasikan secara efisien dan efektif untuk mendukung strategi bisnis kami. Saratoga berusaha menjaga rasio biaya dan utang pada tingkat yang sehat, di mana kami mencatatkan biaya operasional tahunan terhadap NAV sebesar 0,3 persen dan nilai pinjaman bersih sebesar 4,7 persen dari NAV,” ungkapnya.


Rencana Investasi

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menambahkan, dalam situasi yang penuh dinamika saat ini Perseroan akan tetap melanjutkan rencana investasinya di sejumlah sektor strategis.

Di antaranya adalah industri teknologi digital, pelayanan kesehatan, energi terbarukan, dan konsumer yang terus mendapatkan momentum pertumbuhannya sejak pandemi terjadi lebih dari dua tahun lalu.

Menurut Devin, setiap tahun Saratoga mengalokasikan dana sekitar USD 100 juta - 150 juta baik untuk investasi di perusahaan baru atau pada portofolio yang sudah ada. 

Pada 2022, sektor teknologi digital, pelayanan kesehatan, energi terbarukan, dan konsumer menjadi perhatian Perseroan mengingat potensi pertumbuhannya masih sangat tinggi dalam jangka panjang.

"Tentunya setiap investasi akan dilakukan secara terukur, disiplin dan pada sektor-sektor yang ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan neraca keuangan yang sehat, kami optimis dapat memaksimalkan setiap peluang investasi yang mampu memberikan peningkatan nilai perusahaan yang optimal dalam jangka panjang,” ia menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya