Kinerja Emiten Batu Bara Makin Membara, Siapa Ketiban Untung Terbesar?

Berikut sejumlah rilis kinerja keuangan emiten batu bara hingga semester I 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Sep 2022, 16:10 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2022, 16:10 WIB
FOTO: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara Setelah Indonesia Longgarkan Larangan Ekspor
Batu bara dimuat ke truk di Pelabuhan Karya Citra Nusantara (KCN) Marunda, Jakarta, 17 Januari 2022. Indonesia melonggarkan larangan ekspor batu bara. (ADEK BERRY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten batu bara sudah merilis laporan keuangan semester I 2022. Mayoritas emiten batu bara membukukan kinerja positif baik pendapatan dan laba hingga semester I 2022.

Adapun kinerja positif laporan keuangan emiten batu bara ini didukung lonjakan harga komoditas termasuk batu bara seiring krisis energi.

Salah satu emiten membukukan pertumbuhan laba dan pendapatan signifikan yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI). PT Bumi Resources Tbk membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 167,67 juta atau sekitar Rp 2,49 triliun (asumsi kurs Rp 14.861,55 per dolar AS).

Laba perseroan melonjak 8.768,18 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 1,89 juta. Laba tersebut didukung dari pertumbuhan pendapatan 129,6 persen menjadi USD 989,69 juta atau sekitar Rp 14,4 triliun pada semester I 2022 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 421,86 juta.

Selain itu, PT Adaro Energy Tbk (ADRO). PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat laba melonjak 613,48 persen menjadi USD 1,21 miliar atau setara Rp 18,05 triliun pada semester I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya USD 169,96 juta.

Adapun positifnya kinerja keuangan emiten batu bara didukung harga batu bara yang melonjak. Vice President PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, harga batu bara naik sekitar 2,5 kali lipat ditambah permitaan yang sangat besar terutama dari Eropa untuk subsitusi gas.

 


Harga Batu Bara Masih Tetap Tinggi

Geliat Bongkar Muat Batu Bara di Tengah Larangan Ekspor
Pekerja saat menyelesaikan aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan PT KCN Marunda, Jakarta Utara, Rabu (5/1/2022). Kebijakan itu diambil setelah mengetahui bahwa PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) mengalami krisis pasokan batubara hingga akhir 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

“Kenaikan ini karena krisis geopolitik Rusia-Ukraina yang membuat pasokan gas dan batu bara Rusia jadi terhalangi sanksi,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (8/9/2022).

Ia mengatakan, hingga akhir tahun belum ada tanda-tanda akan ada perdamaian dari konflik Rusia-Ukraina dan pencabutan sanksi. Wawan prediksi, harga batu bara cenderung akan stabil di atas USD 400 per ton. “Ini akan terus mengatrol pendapatan emiten batu bara,” kata dia.

Wawan menuturkan, pendapatan emiten batu bara masih akan tinggi pada 2023 seiring mekanisme penjualan batu bara yang kontrak. “Kalau kontraknya tahunan bisa saja masih pakai harga di bawah USD 200. Itu pun sudah profit dua kali lipat karena pada 2021, harga batu bara di bawah USD 100 per ton,” kata dia.

Berikut  sejumlah rilis kinerja keuangan emiten batu bara hingga semester I 2022 yang dikutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI):


Kinerja Keuangan Emiten Batu Bara Semester I 2022

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Ekspor batu bara menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai 70,33 persen dan kenaikan hingga 168,89 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

dikutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI):

1.PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

PT Bumi Resources Tbk meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 167,67 juta atau sekitar Rp 2,49 triliun (kurs rupiah 14.861,55 per dolar AS). Laba perseroan melonjak 8.768,18 persen dibandingkan periode sama tahun lalu USD 1,89 juta.

Kenaikan laba tersebut didukung pendapatan yang bertambah 129,62 persen atau sebesar USD 968,69 juta atau Rp 14,4 triliun pada semester I 2022 dibandingkan semester I 2021 sebesar USD 421,86 juta.

2.PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan laba naik 613,48 persen menjadi USD 1,21 miliar atau sekitar Rp 18,05 triliun pada semester I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan laba USD 169,96 juta.

Pendapatan perseroan naik 126,6 persen menjadi USD 3,54 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,56 miliar.

3.PT Harum Energy Tbk (HRUM)

PT Harum Energy Tbk membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 145,99 juta atau sekitar Rp 2,17 triliun pada semester I 2022. Laba perseroan melonjak 1.309,57 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 10,36 juta.

Kinerja laba itu didukung pertumbuhan pendapatan 226 persen menjadi USD 377,46 juta atau sekitar Rp 5,6 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 115,72 juta atau sekitar Rp 1,71 triliun.

 

 


Kinerja ITMG-ABMM

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

4.PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

PT Indo Tambangraya Megah Tbk meraih pendapatan naik 99,8 persen menjadi USD 1,42 miliar pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 676,3 juta. Hal itu mendorong laba bersih yang  dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 460,83 juta atau sekitar Rp 6,79 triliun. Laba itu naik 291,78 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 117,63 juta.

5.PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) meraih pertumbuhan laba 246 persen menjadi Rp 6,2 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,8 triliun. Hal tersebut didukung dari pendapatan perseroan naik 79 persen pada semester I 2022 menjadi Rp 18,4 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,29 triliun.

6.PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI)

PT Resources Alam Indonesia Tbk meraih pendapatan USD 109,92 juta pada semester I 2022 atau tumbuh 131,80 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 47,42 juta. Dengan demikian, laba perseroan melambung 404,16 persen menjadi USD 19,97 juta pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 3,96 juta.

7.PT ABM Investama Tbk (ABMM)

PT ABM Investama membukukan pendapatan USD 652,20 juta atau Rp 9,1 triliun pada semester I 2022. Pendapatan tersebut naik 51,8 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 429,60 juta.

Perseroan membukukan laba melonjak 73,63 persen menjadi USD 95,48 juta pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 54,97 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya