Laba Mitratel Melesat 14,66 Persen pada Semester I 2023

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel membukukan pertumbuhan pendapatan 10,82 persen dan laba naik 14,66 persen hingga semester I 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Jul 2023, 21:28 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2023, 21:27 WIB
Laba Mitratel Melesat 14,66 Persen pada Semester I 2023
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023.(Foto: Mitratel).

Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/7/2023), pendapatan perseroan pada paruh pertama 2023 tercatat sebesar Rp 4,13 triliun. Raihan itu naik 10,82 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,73 triliun.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 2,08 triliun dari Rp 1,94 triliun pada Juni 2022. Meski begitu, laba kotor perseroan hingga Juni 2023 masih naik 14,28 persen menjadi Rp 2,04 triliun dibandingkan posisi Juni 2022 sebesar Rp 1,79 triliun.

Pada enam bulan pertama 2023, beban usaha naik menjadi Rp 264,02 miliar dari Rp 238,03 miliar pada Juni 2022. Sehingga diperoleh laba usaha Rp 1,78 triliun, naik 14,80 persen dibandingkan posisi Juni 2022 yang tercatat sebesar Rp 1,55 triliun. Setelah dikurangi beban lain dan beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,02 triliun. Laba itu naik 14,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 891,54 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar Rp 56,79 triliun, naik dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp 56,07 triliun.

Liabilitas naik menjadi Rp 23,73 triliun dari Rp 22,26 triliun pada akhir tahun lalu. Bersamaan dengan itu, ekuitas perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 turun tipis menjadi Rp 33,06 triliun dari Rp 33,81 triliun pada akhir Desember 2022.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 27 Juli 2023, saham MTEL naik 0,75 persen ke posisi Rp 670 per saham. Saham MTEL dibuka stagnan Rp 665 per saham. Saham MTEL berada di level tertinggi Rp 680 dan terendah Rp 660 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.837 kali dengan volume perdagangan 366.785 lot saham. Nilai transaksi Rp 24,5 miliar.

 

Mitratel Kantongi Rp 1,73 Triliun dari Bisnis Sewa Tower di Kuartal I 2023

Menteri Erick Thohir Peran Mitratel untuk Wujudkan Indonesia Digital Sangat Krusial
Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun kedepan.

Sebelumnya, anak Usaha Telkom Indonesia, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk alias Mitratel mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,73 Triliun dari bisnis sewa tower (tower leasing) pada Kuartal I-2023. Angka ini merupakan kenaikan 18,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Tower Leasing jadi salah satu andalan perusahaan guna mendongkrak pendapatannya. Bisnis lainnya yang terlibat adalah ekosistem menara atau Tower Related Business.

"Portofolio Tower Leasing terus menjadi pendorong pertumbuhan perusahaan, didorong oleh pendapatan tenant dan kolokasi," ujar Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, dalam keterangannya, Selasa (16/5/2023).

Selain itu, ada bisnis lain yang dijalankannya. Antara lain, layanan fiberisasi ke tower (Fiber to The Tower), Managed Service dan Project solution. Selain itu Mitratel juga sedang menginisiasi bisnis Power to The Tower, Edge Infra Solution dan Active Equipment Services.

Teddy, sapaan akrabnya, menuturkan selama periode kuartal pertama tahun 2023, portofolio bisnis lain terkait menara (Tower Related Business) mencatatkan porsi pendapatan sebesar 6 persen di periode tersebut. Selain itu dari segmen jaringan fiber optic berkontribusi terhadap porsi pendapatan sebesar 2 persen.

"Saat ini Mitratel telah berhasil mengakselerasi kepemilikan jaringan fiber hingga 26 ribu Km sebagai hasil ekspansi organik maupun inorganik," ujarnya.

Sementara itu, Power To The Tower dan Edge Infra Solution yang jadi inisiatif bisnis baru sedang disiapkan sebagai mesin pertumbuhan baru perusahaan. Komersialisasi layanan tengah digodok Mitratel, selaras dengan program pengembangan layanan jaringan seluler dari MNO.

"Seluruh portofolio kami ini memperkuat kapasitas Mitratel untuk menyediakan infrastruktur digital yang handal dan teruji dalam membelikan layanan terbaik (service excellence) kepada pelanggan kami yaitu para operator seluler," tutur Teddy.

 

Bisnis Energi

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selanjutnya, model bisnis Power to The Tower yang merupakan penyediaan sumber energi, baik di site-site on grid (terkoneksi dengan sumber energi utama) maupun off grid (jaringan yang tidak terhubung ke listrik PLN).

Dampak tersedianya infrastruktur digital, semisal ketersediaan menara telekomunikasi dan fiberisasi, adalah terjadinya akselerasi digitalisasi yang memudahkan publik mengadopsi solusi digital termutakhir sehingga dapat mendorong peningkatan aktivitas, produktivitas ekonomi nasional.

“Dalam hal ini Mitratrel akan berupaya untuk selalu memberikan kontribusi maksimal untuk pengembangan transformasi digital di Indonesia,” ungkap Teddy.

Teddy optimistis ketersediaan menara telekomunikasi dan infrastruktur digital pendukung tower ini memperkuat konektivitas yang disediakan operator seluler yang berdampak positif terhadap digitalisasi di seluruh sektor.

"Mitratel optimistis pengembangan infrastruktur digital yang digencarkan Mitratel semakin mempercepat transformasi digital dan memudahkan publik mengakses platform digital," pungkasnya.

Tebar Dividen

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Diberitakan sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel akan membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2022 Rp 1,78 triliun. Dividen tersebut setara dengan Rp 21,380 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Senin (17/4/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 14 April 2023.

Dividen tunai sebesar 70 persen dari laba bersih atau sejumlah Rp1,24 triliun atau sebesar Rp 15,1178 per saham, berdasarkan jumlah saham yang telah dikeluarkan per tanggal rapat, yaitu sebanyak 82.654.094.344 saham.

Adapun, dividen spesial sebesar 29 persen dari laba bersih atau sejumlah Rp 517,66 miliar atau sebesar Rp 6,2631 per saham, berdasarkan jumlah saham yang telah dikeluarkan per tanggal rapat, yaitu sebanyak 82.654.094.344 saham.

Selain itu, Mitratel juga membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2022, sebesar-besarnya 99 persen dari laba bersih 2022 atau kurang lebih sebesar Rp 966,74 miliar atau sebesar Rp 11,57 per lembar saham.

Jadwal:

• Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 2 Mei 2023

• Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 3 Mei 2023

• Cum dividen di pasar tunai: 4 Mei 2023

• Ex dividen di pasar tunai: 5 Mei 2023

• Recording date: 4 Mei 2023

• Pembayaran dividen: 17 Mei 2023

 

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya