IHSG Cetak Rekor Bertubi-tubi Pekan Ini, Kapitalisasi Pasar Sentuh Rp 13.217 Triliun

Selain IHSG, kapitalisasi pasar saham juga mencetak rekor tertinggi Rp 13.217 triliun mengalahkan rekor sebelumnya sebesar Rp 13.127 triliun pada Selasa 2 September.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Sep 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2024, 10:00 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pada penutupan perdagangan Jumat 6 September 2024, IHSG menyentuh level tertingginya pada level 7.721,846. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku pasar modal Indonesia sepertinya sangat percaya diri bahwa ekonomi nasional bakal cerah. Terbukti, di awal september ini pasar saham Indonesia mampu mencetak rekor tertinggi berkali-kali. 

Selain itu, pasar modal Indonesia juga menutup pekan ini dengan kembali mencetak rekor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kapitalisasi pasar saham.

Dikutip dari keterangan tertulis BEI, Sabtu (7/9/2024), pada penutupan perdagangan Jumat 6 September 2024, IHSG menyentuh level tertingginya pada level 7.721,846 dari rekor sebelumnya di level 7.694,530 yang dicetak pada Selasa 2 September 2024.

Sedangkan Kapitalisasi pasar turut mencetak rekor tertinggi Rp 13.217 triliun mengalahkan rekor sebelumnya sebesar Rp 13.127 triliun pada Selasa 2 September.

Pada pekan ini dalam periode 2 sampai 6 September 2024, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa dengan peningkatan sebesar 13,27% menjadi 21,98 miliar lembar saham dari 19,40 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

Kapitalisasi pasar Bursa juga mengalami peningkatan sebesar 0,78% menjadi Rp13.217 triliun dari Rp 13.114 triliun pada pekan lalu.

Kemudian, peningkatan turut dialami oleh IHSG dengan peningkatan sebesar 0,67% menjadi berada pada level 7.721,846 dari 7.670,733 pada pekan lalu.

Perubahan terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan sebesar 6,44% menjadi sebanyak 1,12 juta kali transaksi dari 1,2 juta kali transaksi sepekan sebelumnya.

Rata-rata nilai transaksi harian bursa turut mengalami perubahan sebesar 70,18% menjadi Rp 10,69 triliun dari Rp 35,86 triliun pada pekan sebelumnya.

Pergerakan investor asing hari ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 1,03 triliun dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 30,99 triliun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


IHSG Kembali Sentuh Rekor, Dana Investor Asing Diramal Banjiri Pasar Modal Indonesia

Akhir Pekan IHSG Ditutup Menguat
Pada penutupan perdagangan Jumat 6 September 2024, IHSG menyentuh level tertingginya pada level 7.721,846. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali sentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Pada perdagangan hari ini, Jumat 6 September 2024, IHSG dibuka pada posisi 7.681,043 dan bergerak ke zona hijau hingga mencapai posisi tertingginya di 7.754,475.

Head of Research & Strategy JP Morgan Indonesia, Henry Wibowo mencermati IHSG saat ini mencapai level tertinggi sepanjang masa, dibantu oleh Rupiah yang menguat.

Merujuk kondisi tersebut, J.P. Morgan menekankan kembali pandangan positif terhadap pasar saham Indonesia. Sejak Juni 2024, JP. Morgan melihat kembalinya aliran dana asing yang menggembirakan sekitar USD 600 juta. Kendati demikian, angka ini masih lebih kecil dari total arus keluar dana investor asing sekitar USD 1,7 miliar dari bulan April hingga Mei.

"Oleh karena itu, mungkin akan ada lebih banyak aliran dana yang akan datang," kata Henry dalam keterangannya, dikutip Jumat (6/9/2024).

Henry menjelaskan, katalis jangka pendek untuk pasar saham RI adalah pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) yang kemungkinan terjadi pada September. Jika demikian, akan menguntungkan Indonesia dari sisi arus modal dan likuiditas.

 


Pemangkasan Suku Bunga

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pada penutupan perdagangan Jumat 6 September 2024, IHSG menyentuh level tertingginya pada level 7.721,846. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, JP. Morgan memperkirakan Bank Indonesia akan memangkas 50 bps pada September-Desember tahun ini dan 50 bps lagi pada semester I 2025.

"J.P. Morgan percaya bahwa sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti bank, properti, dan otomotif akan mendapatkan keuntungan dari potensi pelonggaran moneter," ujar Henry.

Meskipun sebagian besar bank di Indonesia tidak akan mengalami ekspansi Net Interest Margin (NIM) selama siklus penurunan suku bunga, JP. Morgan meyakini bank-bank tersebut dapat memperoleh manfaat dari peningkatan likuiditas dan arus modal.

JP. Morgan juga percaya aset-aset berdurasi panjang seperti perusahaan berbasis internet dan bank digital dapat menjadi penerima manfaat dari tren suku bunga yang lebih rendah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya