Teleskop James Webb Pertama Kali Temukan Exoplanet, Ukuran 99 Persen Bumi

Menurut temuan para astronom, exoplanet yang diberi nama LHS 475 b ini memiliki jarak sekitar 41 tahun cahaya dan berada di konstelasi Octan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 13 Jan 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2023, 06:30 WIB
Teleskop James Webb
Teleskop luar angkasa James Webb (Sumber: NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Teleskop James Webb kembali mencatat capaian baru, setelah sebelumnya teleskop ini berhasil menangkap tampilan visual ruang angkasa yang lebih dalam kurun waktu enam bulan sejak beroperasi.

Kali ini, seperti dikutip dari Engadget, Jumat (13/1/2023), teleskop James Webb berhasil menemukan exoplanet untuk kali pertama. Menurut catatan para astronom, planet ini memiliki jarak sekitar 41 tahun cahaya dan berada di konstelasi Octan.

Planet yang diberi nama LHS 475 b ini disebut memiliki ukuran diameter yang hampir mirip Bumi, sekitar 99 persen. Adalah tim astronom dari laboratorium Applied Sciences di Johns Hopkins University yang menemukan keberadaan planet ini.

Awalnya, mereka menemukan exoplanet ini ketika melakukan penggalian data dari Transisting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA. Namun, pembacaan Near-Infrared Spectrograph (NIRSpec) dari teleskop James Webb yang kemudian mengonfimasi keberadaannya.

"Tidak diragukan lagi planet itu ada. Data asli Webb memvalidasinya," tutur Jacob Lustig-Yaeger sebagai pimpinan tim astronom tersebut.

Saat ini, tim astronom tengah menganalisis spektrum transmisinya untuk mengetahui jenis atmosfer di planet tersebut, jika memang ada.

Kendati demikian, tangkapan data saat ini menunjukkan planet tersebut memiliki permukaan berbatu. Selain itu, suhu permukaan planet ini sekitar 300 celcius, ratusan derajat lebih hangat dari Bumi.

Apabila nantinya ditemukan tutupan awan di planet ini, ada kemungkinan iklim di planet tersebut akan lebih mirip Venus. Para peneliti juga memastikan LHS 475 b mampu mempertahankan orbit pasang surut dengan bintangnya hanya dua hari.

Sebagai informasi, di antara teleskop yang beroperasi saat ini, baik teresterial maupun orbit, hanya teleskop James Webb yang memiliki kemampuan secara akurat untuk memperhitungkan dan mengkarakterisasi atmosfer planet di luar Tata Surya yang seukuran Bumi.

Teleskop James Webb Abadikan Cincin Debu yang Mengelilingi Dua Bintang Langka

Teleskop James Webb Abadikan Cincin Debu. Photo: NASA, ESA, CSA, STScI, JPL-Calte
Teleskop James Webb Abadikan Cincin Debu. Photo: NASA, ESA, CSA, STScI, JPL-Calte

Sebelumnya, teleskop James Webb menangkap gambar cincin debu berpola cantik di sekitar dua bintang yang dapat melacak perjalanan waktu, mirip dengan pola cincin di bagian dalam batang pohon.

Gambar tersebut, yang dirinci oleh Badan Antariksa Eropa dan Laboratorium Propulsi Jet (Jet Propulsion Laboratory/JPL) NASA, menunjukkan pola 17 cincin konsentris yang terdiri dari partikel debu mengelilingi dua bintang (dikenal sebagai Wolf-Rayet 140).

Menurut JPL, bintang Wolf-Rayet dianggap langka (bintang langka) di galaksi kita, dan sejauh ini hanya 600 yang telah ditemukan. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Jumat (1310/2022).

Wolf-Rayet 140 juga satu-satunya sistem yang ditemukan memiliki pola cincin jenis ini, karena bentuk orbitnya yang aneh alias memanjang.

Cincin itu sebagian dari reaksi yang terjadi ketika kedua bintang saling berdekatan, setiap delapan tahun sekali, membentuk semacam 'sidik jari' di sekitar bintang.

“Setiap cincin tercipta ketika dua bintang saling berdekatan dan angin bintang (aliran gas yang mereka tiup ke luar angkasa) bertemu, mengompresi gas dan membentuk debu,” jelas Badan Antariksa Eropa.

“Orbit bintang menyatukan mereka setiap delapan tahun sekali, seperti lingkaran batang pohon, lingkaran debu menandai berlalunya waktu,” sambungnya.

Gambar yang ditangkap James Webb juga menunjukkan tingkat detail yang cukup dalam. Sebelum penangkapan ini, para ilmuwan yang menggunakan teleskop berbasis darat hanya bisa melihat dua cincin debu di sekitar Wolf-Rayet 140.

Teleskop James Webb Tangkap Penampakan Baru Planet Neptunus dan Cincinnya yang Bercahaya

Gambar komposit yang disediakan oleh NASA
Gambar komposit yang disediakan oleh NASA pada hari Rabu, 21 September 2022, menunjukkan tiga gambar Neptunus yang berdampingan. Dari kiri, foto Neptunus diambil oleh Voyager 2 pada tahun 1989, Hubble pada tahun 2021, dan Webb pada tahun 2022. (NASA, ESA, CSA, STScI via AP)

Tidak hanya itu, planet terjauh dari matahari dan satelit-satelitnya terungkap dalam detail yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pencitraan inframerah teleskop ruang angkasa James Webb.

Teleskop ruang angkasa James Webb telah mengalihkan pandangannya dari alam semesta yang dalam ke arah tata surya kita.

Teleskop ini telah menangkap gambar Neptunus yang bercahaya dan cahaya cincinnya yang halus dan berdebu secara detail. Penampilan yang belum pernah terlihat dalam beberapa dekade.

Terakhir kali para astronom memiliki pandangan yang jelas tentang planet terjauh dari matahari itu, ketika Voyager 2 milik NASA menjadi wahana antariksa pertama dan satu-satunya yang terbang melewati raksasa es itu hanya beberapa jam pada tahun 1989.

"Sekarang kemampuan pencitraan inframerah Webb yang belum pernah terjadi sebelumnya telah memberikan pandangan sekilas baru ke atmosfer Neptunus," kata Mark McCaughrean seorang penasihat senior untuk sains dan eksplorasi di Badan Antariksa Eropa.

Mengutip dari laman The Guardian, Sabtu (24/9/2022), teleskop Webb "menghilangkan semua silau dan latar belakang" sehingga "kita dapat mulai mengupas komposisi atmosfer" planet ini, kata McCaughrean, yang telah bekerja pada proyek Webb selama lebih dari 20 tahun.

Neptunus tampak berwarna biru tua dalam gambar sebelumnya yang diambil oleh teleskop luar angkasa Hubble, karena adanya unsur metana di atmosfernya. 

Awan di Permukaannya

Gambar Terjernih Neptunus.
Gambar Terjernih Neptunus. (NASA, ESA, CSA, STScI; image processing by Joseph DePasquale (STScI))

Namun, panjang gelombang near-infrared yang ditangkap oleh pencitraan utama Webb, NIRCam, menunjukkan planet ini berwarna putih keabu-abuan, dengan awan es melesat di permukaannya.

"Cincin-cincin itu lebih reflektif dalam inframerah," kata McCaughrean, "jadi mereka jauh lebih mudah dilihat."

Gambar itu juga menunjukkan "kecerahan yang menarik" di dekat bagian atas Neptunus, kata NASA dalam sebuah pernyataan.

Karena planet ini miring jauh dari Bumi, ia membutuhkan 164 tahun untuk mengorbit matahari, jadi hingga sekarang pun para astronom belum bisa melihat kutub utaranya dengan baik.

Teleskop Webb juga melihat tujuh dari 14 Bulan Neptunus yang diketahui, ketika tampak di atas Neptunus dalam gambar yang diperbesar tampak seperti bintang runcing yang sangat terang. Tetapi sebenarnya Triton yang merupakan Bulan Neptunus yang aneh dan besar dihalangi dengan paku difraksi Webb yang terkenal. 

(Dam/Isk)

Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan. (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan
Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya