Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menghitung telah terjadi sedikit penghematan akibat penurunan harga minyak dunia hingga US$ 80 per barel. Namun, kondisi tersebut dapat sewaktu-waktu berubah karena pengaruh harga minyak dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Â
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Askolani mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah telah menyebabkan potensi kenaikan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada bulan lalu melebihi pagu APBN Perubahan 2014 sebesar Rp 246,5 triliun.
"Bulan lalu ada sedikit peningkatan anggaran melampaui pagu karena parameter kurs dan harga minyak. Sedangkan volume BBM subsidi tetap dijaga 46 juta kiloliter," papar dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Selasa (4/11/2014) malam.
Namun angka ini terus bergerak seiring melorotnya harga minyak dunia dan sedikit penguatan kurs rupiah. Diakui Askolani, dari pantauan pekan lalu, terjadi penghematan karena harga minyak dunia yang turun signifikan.
"Per hari ini ada sedikit di bawah pagu Rp 246,5 triliun. Angka penghematannya nggak banyak sekira Rp 1 triliun-Rp 2 triliun asalkan dengan asumsi kebijakan yang masih sama seperti volume, dan lainnya," terang dia.
Askolani memperkirakan, dengan penurunan tajam harga minyak dunia berdampak positif terhadap asumsi harga minyak mentah Indonesia di rata-rata US$ 102-US$ 104 per barel.
"Tapi angka ini bisa berubah kalau kebijakan disesuaikan dan volume BBM subsidi berubah. Jadi tergantung berapa banyak berubahnya," pungkas Askolani. (Fik/Ndw)