Liputan6.com, Singapura - Harga emas memperpanjang kenaikan pada sesi kedua dalam perdagangan Rabu (21/10/2015) di Asia. Hal itu seiring dolar Amerika Serikat (AS) melemah karena aksi lindung nilai.
Investor pun menanti petunjuk kuat kapan bank sentral AS atau The Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga AS.Di pasar spot, harga emas naik 0,1 persen menjadi US$ 1.177,20 per ounce. Harga emas telah naik 0,5 persen pada sesi sebelumnya.
Baca Juga
Kenaikan harga emas juga didukung dari mata uang euro menguat terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa. Penguatan euro didukung dari data ekonomi yang solid dan komentar pejabat bank sentral Eropa menyatakan pelonggaran kebijakan moneter tidak dilakukan dalam waktu dekat.
Advertisement
Dengan dolar AS melemah membuat emas berdenominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Ditambah bursa saham lesu juga membuat permintaan emas meningkat.
Analis OCBC Barnabas Gan mengatakan, harga emas berada dekat di atas rata-rata harian dalam 200 hari mendekat US$ 1.175 membuat sejumlah harapan untuk penguatan menjadi terbatas menjelang pertemuan bank sentral Eropa dan bank sentral AS atau The Federal Reserve.
"Harga emas di atas rata-rata harian 200 menunjukkan secara teknikal tidak diragukan kalau ada sejumlah risiko terbalik untuk emas," kata Gan, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (21/10/2015).
Lebih lanjut ia mengatakan, kondisi suku bunga berpotensi naik pada 2016 karena menjadi fundamental kuat untuk membuat harga emas tertekan.Sementara itu, Analis Wang Tao memprediksi kalau harga emas akan naik menjadi US$ 1.190. Hal itu terjadi bila level resistance US$ 1.177 dapat ditembus.
Mengutip riset www.fortisasiafutures.com menyebutkan kalau harga emas bergulir datar pada sesi Asia hari ini. Pelaku pasar fokus pada bank sentral AS yang akan memberikan ulasan kebijakan moneter pada Oktober 2015. Di awal perdagangan, emas bergerak datar namun harga masih bergulir di atas rata-rata harian 20 dan 50.
"Logam tersebut masih berpotensi untuk menguat. Stochastic masih berada di area overbought. Resistance dan support berada di level US$ 1.182-US$ 1.164,40," tulis riset tersebut. (Ahm/Igw)