Harga Emas Susut Akibat Bursa Saham AS Menguat

Harga emas turun tipis 0,1 persen menjadi US$ 1.356,6 per ounce pada awal pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Jul 2016, 06:40 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2016, 06:40 WIB
Ilustrasi logam mulia
Ilustrasi logam mulia

Liputan6.com, Chicago - Harga emas berjangka berbalik arah sehingga turun pada perdagangan awal pekan ini. Penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) dan dolar telah menekan harga emas.

Sementara itu, harga perak naik menguat pada awal pekan ini. Laporan data tenaga kerja AS yang menguat pada pekan lalu telah menekan emas namun emas dan perak masih mampu mencatatkan kenaikan mingguan.

Investor mengharapkan kenaikan harga komoditas logam lantaran ketidakpastian ekonomi global dan mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS/the Federal Reserve.

Harga emas untuk pengiriman Agustus turun US$ 1,80 atau 0,1 persen menjadi US$ 1.356,6 per ounce setelah diperdagangkan di atas level US$ 1.360 pada awal sesi.

Harga perak untuk pengiriman September naik 20,5 sen atau 1 persen menjadi US$ 20.304 per ounce, dan harga perak itu tertinggi sejak Agustus 2014.

"Momentum, sentimen investor, dan pergerakan teknikal cukup baik untuk emas dan perak. Namun pengaruh terbesar bagi harga komoditas logam itu Inggris keluar dari Uni Eropa," ujar Chintan Karnani, Chief Market Analyst Insigna Consultans, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (12/7/2016).

Ia menuturkan, tanpa berita negatif sehubungan dengan Inggris dapat mengakibatkan koreksi tajam untuk harga emas dan perak. "Britain exit atau Brexit telah membantu menopang permintaan investasi lebih aman untuk logam mulia, namun permintaan dapat kembali turun seiring kekhawatiran terhadap ekonomi," ujar dia.

Laporan data tenaga kerja AS yang menguat pada Juni menunjukkan pemulihan ekonomi AS tetap stabil. Namun sentimen itu belum cukup kuat untuk memacu bank sentral AS atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan dalam waktu cepat.

Seperti diketahui, suku bunga lebih tinggi dapat membebani harga emas ke depan. Namun kenaikan suku bunga bank sentral AS juga dapat meningkatkan dolar, dan membuat harga komoditas berdenominasi dolar AS akan menjadi lebih mahal.

Indeks dolar AS pun naik 0,3 persen. Hal itu juga menekan harga emas. "Harga emas berpotensi koreksi bila investor spekulasi untuk mengambil keuntungan. Sebelumnya investor sudah akumulasi emas sejak pekan lalu," ujar analis Commerzbank.

Investor akan memperhatikan sejumlah sentimen yang akan bayangi harga emas antara lain pernyataan pejabat bank sentral AS dan laporan utama data ekonomi AS. (Ahm/Ndw)

*Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya