Tanggapan Mentan soal Inflasi April 0,09 Persen

Mentan Amran Sulaiman juga memastikan stok komoditas pangan terutama beras mencukupi untuk kebutuhan Ramadan dan Lebaran.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Mei 2017, 20:50 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2017, 20:50 WIB
20160425-Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman-jakarta
Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan tingkat inflasi sebesar 0,09 persen ‎pada April 2017 harus disyukuri. Namun dirinya tidak mau inflasi tersebut berdampak terhadap harga di tingkat petani yang semakin rendah.

‎"Jadi begini pertama kami syukuri. Kedua, jangan sampai harga di tingkat petani terlalu rendah. Ini akan kami lakukan dengan bentuk tim khusus untuk menyerap produksi petani. Intinya jangan petani sampai merugi," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Selain itu, Amran juga memastikan stok komoditas pangan terutama beras mencukupi untuk kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran. Dia berharap tidak akan ada lonjakan harga yang signifikan pada kedua momen tersebut.

"Bagaimana caranya (harganya naik), stok beras 2,2 juta ton di Bulog, bawang saya kemarin ke lapangan harganya Rp 8.000, bawang merah. Jagung sampai hari ini tidak ada impor, baru kemarin panen 15 ribu hektar, 1 kabupaten," kata dia.

Jika nanti terjadi gejolak harga pangan pada Ramadan dan Lebaran, maka pemerintah akan menggelar operasi pasar untuk mengendalikan harga. Hal tersebut telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

"Ada operasi pasar, banyak sekali stok kita, daging 40 ribu ton," ujar dia.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi April 2017 tercatat 0,09 persen. Adapun inflasi tahun kalender sebesar 1,28 persen dan tahun ke tahun mencapai 4,17 persen.

Bila dibandingkan pada bulan yang sama pada tahun sebelumnya, Indonesia malah mencatat deflasi pada April 2016. Deflasi tercatat 0,45 persen pada April 2016. Kondisi ini memang berbalik dibandingkan Maret 2017 yang terjadi deflasi 0,02 persen.

"Kalau dibandingkan April 2017 lebih tinggi dibandingkan April 2016. Akan tetapi, lebih rendah dibanding April 2015 yang 0,36 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto, di kantornya, Jakarta, Selasa 2 Mei 2017.

Suhariyanto menuturkan, dari 82 kota yang disurvei BPS, 53 kota alami inflasi sedangkan 29 kota alami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,02 persen dan terendah di Cilacap sebesar 0,01 persen.

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya