Liputan6.com, Jakarta - Para CEO dalam jumlah yang menembus rekor mengungkapkan optimismenya terhadap iklim ekonomi global dalam jangka pendek.
Hal tersebut menjadi temuan dalam survei PwC ke-21 terhadap hampir 1.300 CEO di seluruh dunia. Dari hasil temuan tersebut, 57 persen dari para pemimpin usaha meyakini pertumbuhan ekonomi global akan membaik dalam 12 bulan mendatang.
Angka ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu sekitar 29 persen. Angka itu juga menunjukkan peningkatan terbesar sejak PwC mulai melakukan survei tentang pertumbuhan ekonomi global pada 2012.
Advertisement
Baca Juga
Optimisme dalam pertumbuhan ekonomi global meningkat lebih dari dua kali lipat di Amerika Serikat (59 persen) usai ketidakpastian yang bayangi pemilihan presiden. Brazil juga alami peningkatan signifikan dalam jumlah CEO yang optimistis kalau pertumbuhan ekonomi global akan membaik dari 38 persen menjadi 80 persen.
Bahkan di kalangan negara-negara yang tidak terlalu optimistis seperti Jepang, tingkat optimisme CEO mencapai 38 persen, Inggris mencapai 36 persen. Optimisme dalam pertumbuhan ekonomi global meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun lalu.
"Optimisme para CEO terhadap perekonomian global didorong oleh indikator-indikator ekonomi yang begitu kuat. Pasar saham meningkat tajam dan produk domestik bruto (PDB) diperkirakan bertumbuh di sebagian besar pasar kunci di seluruh dunia, jadi tidaklah mengejutkan para CEO sangat optimistis," jelas Global Chairman PwC Bob Moritz dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/1/2018).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Para CEO Yakin Terhadap Prospek Perusahaan
Optimisme dalam perekonomian ini mendorong keyakinan para CEO terhadap prospek perusahaan mereka sendiri, bahkan meskipun peningkatannya tidak terlalu tinggi.
Sebanyak 42 persen persen CEO mengatakan mereka "sangat yakin" terhadap prospek pertumbuhan organisasi mereka sendiri selama 12 bulan ke depan, meningkat dari 38 persen pada tahun lalu.
Apabila dilihat berdasarkan negara, survei menunjukkan hasil yang beragam. Pespektif para CEO membaik di beberapa pasar kunci seperti Australia (naik 4 persen menjadi 46 persen). Kemudian China naik 4 persen menjadi 40 persen .
Di Amerika Serikat (AS) keyakinan para CEO mulai membaik. Setelah ketegangan yang membayangi pemilihan presiden tahun lalu. Fokus awal pada regulasi dan reformasi pajak oleh pemerintahan yang baru telah mendorong peningkatan optimisme yang signifikan terhadap prospek pertumbuhan usaha dalam setahun ke depan dari 39 persen pada 2017 menjadi 52 persen pada 2018.
Amerika Utara adalah satu-satunya wilayah yang sebagian besar CEO merasa "sangat yakin" tentang prospek usaha mereka selama 12 bulan mendatang.
Di Inggris, seiring tercapainya tonggak peristiwa yang signifikan dalam negosiasi Brexit baru-baru ini, penurunan optimisme jangka pendek di kalangan para pemimpin usaha tidaklah mengejutkan. Optimisme tersebut turun menjadi 38 persen pada 2018 dari periode 2017 di kisaran 41 persen.
Tiga sektor yang paling optimistis pada 2018 terhadap prospek pertumbuhan usahanya dalam 12 bulan mendatang adalah teknologi. Sekitar 48 persen CEO merasa "sangat yakin, layanan bisnis (46 persen) dan farmasi, serta sains kehidupan (46 persen) – semua melampaui tingkat "sangat yakin" secara global sebesar 42 persen.
Sebagian besar strategi pertumbuhan tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan surveitahun lalu – para CEO akan mengandalkan pertumbuhan organik (79 persen), penurunan biaya (62 persen), aliansi strategis (49 persen), dan merger dan akuisisi (M&A) (42 persen).
Terdapat peningkatan tipis dalam minat untuk bermitra dengan para wirausahawan dan usaha-usaha rintisan yang mencapai 33 persen pada 2018 dari periode 2017 sebesar 28 persen.
Advertisement