Harga Minyak Melonjak Tiga Persen Imbas Persediaan AS Turun

Persediaan minyak mentah AS turun dan dikabarkan Arab Saudi ingin melihat harga minyak sentuh USD 80-USD 100 per barel jadi sentimen positif.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Apr 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2018, 06:00 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak melonjak hampir tiga persen didorong persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun. Di sisi lain dikabarkan kalau eksportir Arab Saudi ingin melihat harga minyak mentah mendekati USD 100 per barel.

Mengutip laman Reuters, Kamis (19/4/2018), Arab Saudi akan senang bila harga minyak mentah naik menjadi USD 80-USD 100. Sumber mengatakan, kalau Arab Saudi belum akan mencari perubahan untuk kesepakatan pemangkasan pasokan meski target perjanjian sudah terlihat.

Harga minyak mentah Brent berjangka ditutup naik USD 1,9 atau 2,7 persen menjadi USD 73,48 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bertambah USD 1,95 atau 2,9 persen ke posisi USD 68,47 per barel, tertinggi sejak akhir 2014.

Penguatan harga minyak didukung stok minyak AS turun pada pekan lalu. Persediaan minyak mentah turun 1,1 juta barel seiring penurunan 1,3 juta barel per hari dalam impor minyak mentah.

"Ini mungkin merupakan laporan paling positif dalam beberapa waktu dengan penurunan persediaan secara keseluruhan. Di luar berita utama, permintaan bensin sangat kuat dan ekspor minyak mentah kembali naik ke dua juta barel per hari,” ujar John Kilduff.

Partnert Again Capital Management.Pelaku pasar juga melihat harapan pemangkasan produksi Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan dipertahankan. OPEC dan 10 produsen lainnya sepakat pangkas produksi 1,8 juta barel per hari sejak Januari 2017.

Hal itu berlangsung hingga akhir 2018.Komite tingkat menteri OPEC yang bertugas pantau kesepakatan pasokan dengan negara non OPEC yang dipimpin Rusia akan bertemu pada Jumat pekan ini di Jeddah.

“Meskipun harga minyak lebih dari USD 70 per barel dan kelebihan pasokan telah mereda, pemangkasan produksi belum akan kembali jadi agenda lagi,” ujar analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

 

Risiko Geopolitik Pengaruhi Harga Minyak

20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Adapun harga minyak juga didukung oleh persepsi di kalangan investor melihat ketegangan di Timur Tengah menyebabkan gangguan pasokan. Ditambah sentimen sanksi AS kepada Iran dan penurunan produksi di Venezuela yang dilanda krisis.

ING pun mengatakan, harga minyak Brent kembali di atas USD 70 per barel pada April karena risiko geopolitik. Bank Belanda tersebut menaikan perkiraan rata-rata harga minyak Brent menjadi USD 66,50 per barel dari perkiraan sebelumnya USD 60,25.

Kemudian harga minyak West Texas Intermediate diperkirakan menjadi USD 62,50 per barel. ING mengharapkan harga minyak lebih rendah pada 2019 seiring meningkatnya produksi minyak mentah AS.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya