Rupiah Tembus 14.500 per Dolar AS, Ini Sebabnya

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak di posisi 14.500 menjelang akhir pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jul 2018, 15:18 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2018, 15:18 WIB
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Sudah Masuk Level Undervalued
Teller menukarkan mata uang dolar ke rupiah di Jakarta, Jumat (2/2). Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berada di level Rp13.700 hingga Rp13.800.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak di posisi 14.500 menjelang akhir pekan ini. Pergerakan rupiah itu terjadi usai Bank Indonesia (BI) mengumumkan suku bunga acuan/BI days reverse repo rate tetap di 5,25 persen usai gelar pertemuan pada 18-19 Juli 2018.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Sumual, menuturkan nilai tukar rupiah melemah didorong sentimen eksternal. Hal itu usai pernyataan pemerintahan Amerika Serikat (AS) tetap mendukung kebijakan the Federal Reserve atau Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuan. Sentimen itu mendorong harapan the Federal Reserve dan tidak ada halangan untuk menaikkan suku bunga acuan.

"Masih dari eksternal. Trump tidak suka kenaikan suku bunga. Kemudian Gedung Putih beri pernyataan dukung the Fed dan independensinya. Itu ditanggapi pasar, the Fed tidak ada halangan untuk menaikkan suku bunga hingga 2019," ujar David saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (20/7/2018).

Ia menambahkan, dari sentimen internal belum ada yang mempengaruhi rupiah. Namun, BI diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga hingga the Federal Reserve menaikkan suku bunga. Ia memperkirakan rupiah masih bergerak di kisaran 14.480-14.550 per dolar AS pada Jumat pekan ini.

“Pelaku pasar menanti cadangan devisa, nanti Agustus baru ada pertumbuhan ekonomi. Belum ada sentimen baru,” kata David.

David menuturkan, tren mata uang memang cenderung melemah terhadap dolar AS. Jadi tidak hanya rupiah saja yang tertekan, tetapi euro dan yuan. Akan tetapi, David mengingatkan, bila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah dapat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, pemerintah dan BI perlu berkoordinasi dan membuat langkah baru yang dapat pertahankan nilai tukar rupiah. 

"Pemerintah akan batasi impor yang tidak signifikan," ujar David.

BI akan mereaktivasi sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor sembilan bulan dan 12 bulan. David menilai, hal tersebut dapat menarik dana investor asing ke Indonesia, sehingga menambah likuiditas dolar AS.

"BI reaktivasi SBI 9 bulan dan 12 bulan. SBI diperdagangan ada bank kurang likuiditas bisa jual, asing bisa beli. Kalau asing beli (SBI-red) dengan dolar AS tambah likuiditas dolar AS,” kata dia.

 

Rupiah Melemah hingga ke Level 14.545 per Dolar AS

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Sudah Masuk Level Undervalued
Teller menghitung mata uang dolar di Jakarta, Jumat (2/2). Dengan nilai tersebut posisi nilai tukar rupiah sudah masuk level undervalued, atau telah keluar dari level fundamentalnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat ini. Pelemahan rupiah hingga tembus level 14.500 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat, 20 Juli 2018, rupiah dibuka di angka 14.477 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.4432 per dolar AS. Tak lama kemudian, rupiah terus melemah hingga menyentuh level 14.545 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.474 per dolar AS hingga 14.545 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,54 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar AS, rupiah dipatok di angka 14.520 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.418 per dolar AS.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, pergerakan rupiah masih melemah seiring imbas kenaikan dolar AS yang masih merespons pidato Gubernur Bank Sentral AS (The Federal Reserve) Jerome Powell akan optimismenya terhadap pertumbuhan ekonomi AS yang stabil.

"Meskipun di sisi lain Powell tidak menyampaikan secara detil kebijakan moneter The Fed ke depannya," ujar dia dikutip dari Antara.

Dari dalam negeri, ditahannya level suku bunga Bank Indonesia di level 5,25 persen tidak banyak membantu rupiah untuk bergerak menguat.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya