Target Investasi Energi Baru Terbarukan Sulit Tercapai

Investasi terbesar disumbang dari pengembangan energi panas bumi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Okt 2018, 19:10 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2018, 19:10 WIB
20160302-Panel Surya ESDM-Jakarta- Gempur M Surya
Seorang petugas memeriksa panel surya di kantor Kementrian ESDM, Jakarta, Rabu (2/3/2016). Dalam APBN 2016, Kementerian ESDM mengalokasikan dana sebesar Rp 1,4 triliun untuk pengembangan aneka energi terbarukan. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tak yakin bisa mencapai target investasi pada sektor Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE)‎ yang ditetapkan. Di tahun ini, Kementerian ESDM target kan investasi baru EBTKE USD 2 miliar.

Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, ‎sampai kuartal III 2018 capaian investasi sektor EBTKE baru 40 persen dari target investasi yang ditetapkan.

"Target investasi di 2018 USD 2 miliar, tapi di triwulan III baru mencapai 40 persen," kata Rida, di Kantor Ditjen EBTKE, Jakarta, Jumat (26/10/2018).

Investasi terbesar disumbang dari pengembangan energi panas bumi. Dia memperkirakan dengan adanya pembangunan Pembangkit Listrik Listrik Panas Bumi (PLTP) sampai akhir tahun, investasi sektor EBTKE akan meningkat namun hanya sekitar 70 persen.

Investasi di sektor EBTKE mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan tertundanya eksekusi proyek yang telah direncanakan. Seperti pemboran sumur panas bumi‎ dan penerapan daftar penyedia seleksi untuk mengikuti proyek kelistrikan EBT.

"Beberapa lokasi untuk geothermal Star Energy, di Pertamina seingat saya ada penundaan pengeboran. Komponen investasi yang signifikan untuk geothermal. Ini yang kemudian membuat capaian realisasi investasi panas bumi agak melamban," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pasokan Listrik RI Bertambah 140 MW dari Pembangkit Panas Bumi

20160330- Progres Pembangun PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso-Sulut-Faizal fanani
Tiang pemancang terpasang di pembangunan PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso, Sulut, Rabu (30/3). PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus mengembangkan energi yang berfokus pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, pasokan listrik dari energi panas bumi Indonesia bertambah 140 Mega Watt (MW) selama kuartal III 2018. Listrik tersebut berasal dari dua pembangit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang beroperasi dalam periode tersebut.‎

Rida Mulyana mengatakan dua PLTP yang beroperasi adalah Karaha Unit I berkapasitas 30 Mega Watt (MW) dan Sarulla unit 3 berkapasitas 110 MW. "140 MW tambahan kapasitas terpasang PLTP Karaha unit satu dan PLTP Sarulla," kata dia.

Rida mengungkapkan, sampai kuartal III 2018, total kapasitas listrik yang berasal dari energi panas bumi mencapai 1.948,5 MW. Sedangkan targetnya mencapai 2 ribu MW hingga akhir 2018. "Kapasitas terpasang tahun ini 1.948,5 target 2.058,5 MW," ujar dia.

Rida pun optimistis, target pasokan listrik dari energi panas bumi dapat tercapai, dengan beroperasinya beberapa PLTP pada akhir 2018, dengan total kapasitas 100 MW.

"Akhir tahun mudah-mudahan kalau tidak ada aral melintang, seperti diketahui saat ini sudah musim hujan, PLTP itu di pegunungan," tutur dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya