Liputan6.com, Purwakarta - Peluncuran layanan dompet digital hasil karya BUMN bernama LinkAja hingga kini masih terus tertunda.
Setelah sempat direncanakan rilis pada 13 April dan mengalami kemunduran menjadi 21 April, seremonial peluncurannya dikabarkan bakal digelar pada 5 Mei 2019 nanti.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno mengatakan, penundaan rilis LinkAja ini terjadi lantaran banyak isu-isu tak sedap yang mengaitkannya dengan masalah perpolitikan pada bulan pemilu ini.
Advertisement
"Kita memang tadinya mau full launching tanggal 13 (April), tapi mundur kemarin. Sampai akhirnya sebetulnya sudah mau launch tanggal 21 (April), tapi masalahnya karena enggak boleh ramai-ramai jadinya full," ungkapnya di Purwakarta, Jumat (26/4/2019).
Baca Juga
Adapun uji coba pemakaian LinkAja dari sebelumnya merupakan sebuah aplikasi mobile money T-Cash telah dimulai sejak 22 Februari 2019 lalu. Rini menyampaikan, LinkAja saat ini telah bertransformasi dari sebuah dompet digital menjadi bentuk link.
"Dulu waktu soft launching masih seperti wallet biasa, jadi harus transfer buat memasukan uang ke situ. Sekarang sudah di link. Kalau pemakai link punya akun rekening di BTN, Mandiri, BNI, BRI, itu langsung tersambung," urainya.
Rencananya, peluncuran LinkAja dirayakan sehari jelang hari pertama Ramadhan, yakni pada Jumat malam, 5 April 2019. Seremonial ini sengaja dipercepat dari rencana awal pada 22 Mei mendatang.
"Jadi rencananya itu bakal dilakukan waktu Taraweh bersama tanggal 5 Mei di Kementerian BUMN. (Kenapa dipercepat dari 22 Mei?) Iya, soalnya sekarang kita harus nunggu 22 Mei, sedangkan 22 Mei itu puasa. Kita launching full saat itu," tandasnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tahun Depan, LinkAja Bisa untuk Pinjam Duit Usaha
Sebelumnya, LinkAja akan segera melakukan ekspansi mereka di dunia keuangan digital. Pada awal tahun depan, para pegiat usaha kecil dapat meminjam dana usaha lewat LinkAja.
"Jadi mungkin semester II kita masuk ke wallet, nanti semester I 2020 kita masuk ke lending," ujar Direktur Utama Mandiri Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo di sela konferensi pers ABAC 2019 di Hotel Shangrila, Jakarta, Minggu, 26 April 2019.
Pria yang akrab disapa Tiko itu menjelaskan LinkAja akan mempelajari data transaksi para pengguna. Tujuannya agar LinkAja bisa melihat dari user mengenai jenis usaha yang mereka miliki.Analytics pun sedang dibangun demi mempelajari jenis dan kebutuhan usaha.
Modal awal yang dimiliki LinkAja adalah sebesar Rp 1,5 triliun yang berasal dari empat bank BUMN serta Telkomsel dan Pertamina. Sementara, target market LinkAja untuk lending adalah 2,5 juta orang.
"Sekarang register user LinkAja 25 juta, terus aktif user 2,9 juta tapi kan kita mesti expand platform supaya kita harapkan akhir tahun aktif usernya sekitar 5 jutaan. Katakanlah 5 juta itu misalnya setengahnya itu adalah pengguna yang sifatnya trader, bukan individu, ya harusnya kita punya target market 2,5 juta user," jelas Tiko.
Dalam acara itu, Tiko pun menyebut ABAC berkomitmen memperluas akses keuangan yang lebih inklusif seperti tabungan, asuransi, pensiun, dan pembayaran non-tunai. Bank Mandiri mendukungnya lewat menyalurkan Rp 3,2 triliun untuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan Rp 17,6 triliun untuk program KUR.
Â
Advertisement
Menteri Rini: Pengguna LinkAja Sudah Tembus 25 Juta
Sebelumnya, Kementerian BUMN tengah gencar mempromosikan sistem pembayaran baru buatan BUMN yaitu LinkAja. LinkAja sudah dikenalkan selama kurang lebih satu bulan ini.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengklaim meski belum resmi diluncurkan, namun pengguna LinkAja sudah mencapai puluhan juta."Sampai sekarang yang download sudah 25 juta, padahal ini masih soft launching. Kita benar-benar launching 13 April, ulang tahun Kementerian BUMN 13 April," kata Rini di Sidoarjo, Minggu, 7 April 2019.
Sementara itu di kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Alex J Sinaga menambahkan potensi pengguna LinkAja saat ini masih sangat besar. Terlebih saat ini pengguna Telkomsel mencapai 126 juta. Merekalah yang menjadi salah satu target usernya.
Tidak hanya itu, BUMN dengan berbagai nasabahanya, seperti bank-bank Himbara juga terus mensosialisasikan LinkAja melalui berbagai program-program menarik. Dengan demikian bisa menyasar provider telekomunikasi lain seperti Indosat dan XL.
"Merchant-nya sekarang 131 ribu. Jadi tempat dimana kita bisa bayar pakai LinkAja itu sudah sebanyak itu. Dan ini akan terus bertambah," tambah Alex.
Sebelumnya, BUMN resmi mengenalkan LinkAja, yang merupakan layanan uang digital. Ini merupakan gabungan dari berbagai layanan uang digital BUMN yang berganti wajah menjadi satu dalam LinkAja.
LinkAja merupakan bentuk komitmen dari BUMN dalam menghadirkan layanan keuangan elektronik yang lebih baik dan lengkap bagi masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan jaringan bisnis kredibel milik BUMN. Â
Â