Cegah Mati Lampu, Pemerintah Ajukan Utang ke AIIB USD 500 Juta

Pemerintah mencoba mencari tambahan anggaran untuk meningkatkan kualitas keistrikan nasional

oleh Bawono Yadika diperbarui 29 Agu 2019, 16:18 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2019, 16:18 WIB
Banner Infografis Mati Listrik di Jakarta dan Separuh Pulau Jawa
Banner Infografis Mati Listrik di Jakarta dan Separuh Pulau Jawa. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui lembaga keuangan Cina yakni Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) mengajukan pinjaman senilai USD 500 juta untuk Proyek Penguatan dan Distribusi Tenaga Listrik PLN Jawa Timur dan Bali.

Vice President and Chief Administration Officer AIIB Lucky Eko Wuryanto mengatakan, pinjaman ini diajukan sebagai salah satu upaya Pemerintah dalam distribusi kelistrikan RI dimana belum lama ini terjadi insiden blackout se-Jawa dan Bali.

"Salah satu proyek yang sedang direncanakan adalah proposal untuk memperkuat distribusi dan jaringan energi di Jawa Timur dan Bali. Ini untuk meningkatkan akses pelayanan energi," tuturnya kepada Liputan6.com di Jakarta Kamis (20/8/2019).

Lucky menjelaskan, dalam 2 tahun terakhir, AIIB setidaknya telah membantu Pemerintah Indonesia dalam hal mendukung pariwisata berkelanjutan. AIIB juga telah merehabilitasi dan modernisasi sektor irigasi nasional.

"Selain itu kami juga memperkuat distribusi dan jaringan energi yang mana bertujuan untuk meningkatkan akses serta kualitas pelayanan energi di Indonesia," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tak Bisa Andalkan APBN

Apartemen Mediterania Palace
Penghuni melintasi lorong saat berlangsungnya pemadaman listrik di salah satu unit Apartemen Mediterania Palace, Jakarta, Rabu (31/7/2019). Sejumlah unit dan ruko mengalami mati listrik total meskipun penghuni sudah membayar biaya apartemen kepada pihak pengelola. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dia menegaskan, dengan pembangunan infrastruktur di Indonesia yang terbilang masif, Pemerintah Indonesia menurutnya memang tidak bisa hanya mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) semata.

Sebab itu, perlu ada pihak lain atau swasta yang ikut ambil andil dalam pertumbuhan dan perekembangan perekonomian Indonesia kedepannya.

"Memang ada Worldbank dan IMF yang ikut memberikan pinjaman namun itu saja tidak cukup, butuh organisasi lain yang fokus pada pembangunan infrastruktur (AIIB) karena Asia cukup tertinggal dalam hal infrastruktur," kata dia.


Daftar 5 Proyek Infrastruktur RI yang Didanai AIIB

20160603- PLTN Novoronez di Rusia- Nurmayanti
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Novovoronezh adalah pembangkit pertama di dunia yang memiliki fasilitas reaktor water cooled dan water-moderated di dunia, yang terletak di Kota Boronez, Rusia. (Liputan6.com/Nurmayanti)

Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) kian memperkuat bantuannya dalam mendanai berbagai proyek infrastruktur di Indonesia.

Beroperasi pada tahun 2016, bank multilateral yang dipelopori Cina ini telah menjadi mitra dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia.

Vice President and Chief Administration Officer AIIB Lucky Eko Wuryanto mengatakan, pemerintah tahun ini kembali mengajukan pinjaman ke AIIB pada Proyek Penguatan dan Distribusi Tenaga Listrik PLN Jawa Timur dan Bali dengan nilai investasi sebesar USD 500 juta.

Dengan ini, maka AIIB setidaknya telah ikut mendanai 5 proyek infrastruktur pemerintah di Indonesia dengan fokus pada sektor yang beragam seperti energi dan listrik, transportasi dan telekomunikasi serta sektor lainnya.

"Kami terbuka dengan berbagai program dan proyek Pemerintah dengan tentunya mempertimbangkan pinjaman, pengembangan bisnis dan kualitas pemilihan proyeknya," tuturnya di Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Adapun kelima proyek infrastruktur yang didanai AIIB di Indonesia ialah pertama Modernisasi Irigasi Strategis dan Proyek Rehabilitasi Mendesak senilai USD 248,4 juta kemudian Proyek Perbaikan Operasional dan Keselamatan Bendungan Fase II senilai 125 juta.

Ketiga ialah Proyek Dana Pengembangan Infrastruktur Regional dengan nilai investasi USD 100 juta dan keempat Proyek Nasional Perbaikan Wilayah Kumuh sebesar USD 216,5 juta serta kelima Proyek Infrastruktur Pariwisata dan Urban Mandalika senilai USD 248,4 juta.

"5 proyek tersebut menelan total biaya investasi sebesar USD 939,9 juta," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya