Impor Gula 200 Ribu Ton Diputuskan di Rakor Terbatas

Perum Bulog telah mengusulkan untuk membuka keran impor gula sebesar 200 ribu ton.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Feb 2020, 15:20 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2020, 15:20 WIB
Stop Impor Gula, Petani Tabur Gula Rafinasi
Perwakilan petani tebu menuliskan kata kata saat berunjuk rasa di sekitar depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/10). Puluhan perwakilan petani tebu berunjuk rasa menuntut pemerintah menyetop impor gula. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan mengadakan rapat koordinasi terkait usulan Perum Bulog untuk membuka keran impor gula sebesar 200 ribu ton. Impor diperlukan guna memperkuat cadangan gula jelang hari raya. 

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menjelaskan, pemerintah akan mengadakan rapat koordinasi terbatas (rakortas). Rapat ini akan dihadiri oleh kementerian dan lembaga terkait.

"Ya harus, semua itu kan berdasarkan rakortas, jadi sesuai rakortas ya kita keluarkan, tidak serta merta kita main keluarkan," kata Agus di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).

Setiap kementerian dan lembaga terkait harus melakukan koordinasi. Langkah ini agar keputusan impor tersebut tepat sasaran dan tidak merusak harga petani.

"Harga gula jangan terlalu murah tidak boleh, terlalu mahal ya apa lagi terlalu mahal," ungkap Agus.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bulog Usul Impor 200 Ribu Ton Gula Sebelum Lebaran 2020

Stop Impor Gula, Petani Tabur Gula Rafinasi
Perwakilan petani tebu menuliskan kata kata saat berunjuk rasa di sekitar depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/10). Puluhan perwakilan petani tebu berunjuk rasa menuntut pemerintah menyetop impor gula. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, Perum Bulog telah mengusulkan untuk membuka keran impor gula sebesar 200 ribu ton. Usulan itu diberikan guna memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri hingga masa Lebaran Idul Fitri 2020.

"Ya panen kan setelah lebaran, panen tebu. Jadi kami mengusulkan untuk mendapat penugasan importasi gula 200 ribu ton. Itu gula konsumsi, bukan raw sugar," ujar Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Tri menyampaikan, usulan tersebut telah diberikan kepada pemerintah dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Senin, 17 Februari 2020 lalu.

Menurutnya, impor diperlukan guna memperkuat cadangan gula dalam negeri demi keperluan stabilisasi harga jelas bulan Ramadan. Volume impor 200 ribu ton dihitung berdasarkan kebutuhan dalam negeri untuk memenuhi permintaan jelang lebaran. 

"Artjnya gini, banyak pihak yang minta kalau Bulog harus punya stok. Kita sampaikan itu ke rakor bahwa kami butuh untuk stabilisasi harga," jelas dia.

Dia pun meminta agar realisasi impor gula dapat terlaksana pada bulan ini. Langkah tersebut diupayakan ahar pasokan impor tak menganggu harga gula dalam negeri yang akan dipanen saat pertengahan tahun nanti.

"Ya sebulan harus masuk. Kan yang jadi persoalan menjelang lebaran itu. April atau Mei, jadi harus masuk, harus segera diputuskan," tegas Tri.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya