Rupiah Ditutup Menguat ke Posisi 15.575 Per Dolar AS

Penguatan mata uang Garuda tersebut terjadi karena pasar menyambut baik neraca perdagangan yang surplus.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Apr 2020, 17:20 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2020, 17:14 WIB
Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup menguat pada perdagangan Rabu, 15 April 2020. Dalam perdagangan sore ini, Rupiah menguat ke level 15.575 per Dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 15.645. 
 
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan mata uang Garuda tersebut terjadi karena pasar menyambut baik neraca perdagangan yang surplus. Tercatat, neraca perdagangan surplus sebesar USD 740 juta.
 
 
"Neraca perdagangan Indonesia (NPI) mencatat surplus di USD 740 juta lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar sebesar USD 544 juta pada Maret 2020," ujar Ibrahim di Jakarta. 
 
Badan Pusat Statistik (BPS) juga melaporkan nilai ekspor Indonesia bulan lalu adalah USD 14,09 persen. Turun tipis -0,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meski terkontraksi (tumbuh negatif), tetapi lebih landai dibandingkan ekspektasi pasar yaitu -6,5 persen. 
 
"Sementara nilai impor tercatat USD 13,35 miliar, turun -0,75 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019. Juga lebih landai ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan di angka -8,24 persen," jelasnya.
 
 
Nilai Tukar Rupiah
Aktivitas penukaran uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing PT Ayu Masagung, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Nilai tukar Rupiah pada Kamis (19/3) sore ini bergerak melemah menjadi 15.912 per dolar Amerika Serikat, menyentuh level terlemah sejak krisis 1998. (merdeka.com/Imam Buhori)
Keputusan Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuannya di 4,5 persen, lending facility menjadi 5,25 persen dan deposit facility 3,75 persen memberi positif.
 
Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas eksternal di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang saat ini masih relatif tinggi. 
 
"Ini menandakan pasar kembali stabil dan optimistis sehingga arus modal asing kembali membanjiri pasar valas dan obligasi dalam negeri. Ini merupakan berkah tersendiri bagi mata uang Garuda yang terus menapakkan sayapnya sehingga menjadi mata uang nomer satu di Asia," tandasnya.
 
Reporter: Anggun P. Situmorang
 
Sumber: Merdeka.com

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya