Kekuatan 'Horor' Militer Rusia di Bawah Komando Vladimir Putin

Presiden Vladimir Putin mengantarkan kekuatan militer Rusia juga yang paling ditakuti di dunia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Jun 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2024, 15:00 WIB
Parade Peringatan Victory Day Di Rusia
Pejalan kaki menyaksikan kendaraan lapis baja Rusia yang dihiasi bendera merah melaju di sepanjang jalan Tverskaya untuk menghadiri latihan parade militer Victory Day di Moskow, Jumat (26/4/2024). (AP Photo/Dmitry Serebryakov)

Liputan6.com, Jakarta Vladimir Putin menjadi salah satu Presiden di Eropa yang memiliki masa jabatan terlama di negara Eropa. Di bawah Vladimir Putin menjelma menjadi salah satu negara yang disegani di dunia.

Rusia mengambil peran kunci dalam ekonomi eropa. Lihat saja, jaringan gas negara eropa banyak yang berasal dari Rusia. 

Tidak hanya itu, kekuatan militer Rusia juga yang paling ditakuti di dunia. Menurut data terbaru dari Global Firepower Index 2024, Rusia menempati peringkat kedua dalam kekuatan militer dunia, di bawah Amerika Serikat yang menduduki posisi pertama.

Peringkat ini didasarkan pada analisis komprehensif dari lebih dari 60 faktor, termasuk jumlah pasukan, peralatan militer, stabilitas finansial, lokasi geografis, dan sumber daya yang tersedia​ (DC Weekly)​​ (IAS Express)​.

Peringkat ini menunjukkan bahwa militer Rusia tetap menjadi salah satu yang terkuat di dunia, meskipun menghadapi sanksi internasional dan tantangan ekonomi akibat perang di Ukraina.

Faktor-faktor yang diperhitungkan dalam indeks ini mencerminkan kemampuan dan kapasitas militer setiap negara secara menyeluruh.

Kekuatan Militer dan Modernisasi

Sejak Vladimir Putin mengambil alih kekuasaan pada akhir 1999, Rusia telah secara signifikan memperkuat dan memodernisasi angkatan bersenjatanya. Kekuatan militer Rusia saat ini mencakup beberapa elemen kunci:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

  • Anggaran Pertahanan: Anggaran pertahanan Rusia telah meningkat secara signifikan di bawah Putin. Rusia adalah salah satu negara dengan pengeluaran militer terbesar di dunia, meskipun anggarannya lebih kecil dibandingkan dengan Amerika Serikat dan China.
  • Modernisasi Peralatan: Putin memulai program modernisasi militer yang ambisius, yang dikenal sebagai Program Persenjataan Negara, untuk menggantikan peralatan era Soviet dengan sistem senjata modern. Program ini mencakup pengembangan tank, pesawat tempur, kapal selam, dan rudal baru.
  • Kekuatan Nuklir: Rusia memiliki salah satu kekuatan nuklir terbesar di dunia. Di bawah Putin, Rusia telah memperbarui dan memodernisasi persenjataan nuklirnya, termasuk pengembangan rudal balistik antar benua (ICBM) baru dan sistem pertahanan rudal.
  • Kekuatan Konvensional: Angkatan bersenjata Rusia terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara yang dilengkapi dengan peralatan modern. Rusia juga memiliki pasukan khusus yang terlatih dengan baik, seperti Spetsnaz, yang dikenal dengan operasi mereka yang efektif.

Presiden Putin Berasal dari Negara Apa?

Presiden Rusia Vladimir Putin Peringatkan Tak Ragu Pakai Senjata Nuklir Lawan Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin memegang teropong saat menonton latihan militer Center-2019 di lapangan tembak Donguz dekat Orenburg, Rusia, 20 September 2019. Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa dia tidak akan ragu menggunakan senjata nuklir untuk menangkal upaya Ukraina merebut kembali kendali atas wilayah yang didudukinya yang akan diserap Moskow. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP, File)

Vladimir Vladimirovich Putin lahir pada 7 Oktober 1952 di Leningrad, Uni Soviet, yang sekarang dikenal sebagai Saint Petersburg, Rusia.

Putin tumbuh di Leningrad dan memiliki masa kecil yang cukup sederhana. Ia lulus dari Jurusan Hukum di Universitas Negeri Leningrad pada tahun 1975.

Setelah lulus, ia bergabung dengan KGB, dinas intelijen dan keamanan Uni Soviet, di mana ia bekerja selama sekitar 16 tahun, termasuk penugasan di Jerman Timur.

Putin dikenal dengan kebijakan luar negerinya yang tegas dan fokus pada pengembalian kekuatan dan pengaruh Rusia di kancah global.

Vladimir Putin adalah salah satu pemimpin dunia yang paling berpengaruh dan kontroversial. Dari kariernya di KGB hingga menjadi Presiden Rusia, ia telah memainkan peran kunci dalam membentuk kebijakan domestik dan internasional Rusia selama lebih dari dua dekade.

Kepemimpinannya dicirikan oleh upaya memperkuat kontrol negara, memulihkan kebanggaan nasional, dan menegaskan peran Rusia di panggung dunia.


Siapa Nama Presiden Rusia sebelum Putin?

Presiden Tajikistan Emomali Rahmon (kanan) dan Presiden Vladimir Putin menghadiri parade militer Hari Kemenangan di Moskow, Rusia, Kamis (9/5/2024). Hari Kemenangan memeringati menyerahnya Nazi Jerman pada Uni Soviet pada akhir Perang Dunia II.
Presiden Tajikistan Emomali Rahmon (kanan) dan Presiden Vladimir Putin menghadiri parade militer Hari Kemenangan di Moskow, Rusia, Kamis (9/5/2024). Hari Kemenangan memeringati menyerahnya Nazi Jerman pada Uni Soviet pada akhir Perang Dunia II. (Dok. AP Photo/Alexander Zemlianichenko)

Boris Nikolayevich Yeltsin adalah Presiden Rusia sebelum Vladimir Putin. Boris Yeltsin lahir di sebuah desa kecil di Ural. Ia belajar teknik sipil di Institut Politeknik Ural, lulus pada tahun 1955.

Setelah lulus, Yeltsin bekerja di bidang konstruksi, mendaki jenjang karier hingga menjadi kepala perusahaan konstruksi besar di Sverdlovsk.

Yeltsin mulai terjun ke dunia politik pada awal 1960-an ketika ia bergabung dengan Partai Komunis Uni Soviet (CPSU). Karier politiknya berkembang pesat, dan pada 1976, ia diangkat sebagai Sekretaris Pertama Komite Partai Komunis Sverdlovsk, posisi yang setara dengan gubernur regional.

Kenaikan Karier Politik di MoskowPada 1985, Yeltsin dipanggil ke Moskow oleh Mikhail Gorbachev, Sekretaris Jenderal CPSU, dan diangkat sebagai Kepala Komite Konstruksi dan kemudian sebagai Sekretaris Pertama Komite Partai Kota Moskow, yang memberinya kekuasaan besar di ibu kota. Namun, ketegangan antara Yeltsin dan Gorbachev meningkat karena perbedaan pandangan mereka tentang reformasi politik dan ekonomi.

Pada 31 Desember 1999, Yeltsin mengundurkan diri sebagai presiden dan menyerahkan kekuasaan kepada Perdana Menteri Vladimir Putin. Keputusan ini mengejutkan banyak orang, tetapi merupakan langkah yang memastikan transisi kekuasaan yang relatif mulus di Rusia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya