Liputan6.com, Moskow - Sebanyak 500 ribu tiket pertandingan Piala Dunia 2018 telah dipesan para penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Rabu (20/9/2017), menurut FIFA dalam situs resminya, orang Rusia merupakan calon penonton terbanyak.
Diikuti oleh penggemar sepak bola dari Meksiko, Argentina, Brasil, China, Amerika Serikat, Kolombia, Jerman dan Inggris.
Advertisement
Baca Juga
FIFA menjelaskan, lebih dari 50 ribu tiket pertandingan final dan 40 ribu untuk pertandingan pembuka telah banyak dipesan.
Tiket tersebut akan dijual dalam dua tahap. Pertama, akan berlangsung pada 14 September hingga 12 Oktober 2017.
Setiap orang dapat mengajukan untuk membeli tiket, tetapi tak semua akan berhasil.
Tahap kedua akan berlangsung pada 16 hingga 28 November 2017. Pada tahap ini, tiket akan dijual menggunakan sistem suapa cepat dia yang dapat.
Piala Dunia 2018 akan digelar di sebelas kota Rusia pada 14 Juni hingga 15 Juli tahun depan. Hingga berita ini ditulis, kesebalasan yang telah mendapat tempat untuk berpartisipasi dalam piala Dunia adalah Rusia, Brasil, Iran, Jepang, Meksiko, Belgia, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Â
Rusia Terancam Tak Bisa Siarkan Piala Dunia 2018
Piala Dunia 2018 di Rusia kurang dari satu tahun lagi. Namun, masih banyak negara yang belum juga mendapatkan lisensi hak audiovisual untuk menyiarkan pertandingan di wilayah mereka dari FIFA.
Dari sekian banyak negara yang belum mendapat hak siar Piala Dunia 2018, yang paling mengejutkan adalah Rusia. Sebagai tuan rumah, Rusia ternyata belum mencapai kesepakatan dengan FIFA.
Penyedia media Rusia Piervy Kanal (Channel One Russia), Telekanal Rossiya (Rossiya-1), dan Gazprom-owned NTV (HTB) telah membentuk sebuah konsorsium untuk proses tender hak-hak audiovisual FIFA. Akan tetapi, mereka cuma menawarkan sepertiga dari jumlah yang diminta oleh badan otoritas sepak bola dunia itu.
"Mereka menuntut 120 juta dolar untuk menyiarkan keseluruhan turnamen, tapi kami tak memiliki uang sebanyak itu. Paling banyak kita bisa membayar antara 38 dan 40 juta dolar," kata Wakil Perdana Menteri Rusia, Vitaly Mutko
Alexander Faifman, Kepala Produksi di Channel One, menambahkan, "Ini adalah jumlah yang berlebihan dan terlalu tinggi dan sama sekali tidak pantas."
Advertisement