Kecelakaan, Atap Bus Terkelupas di Bawah Terowongan Prancis

Atap terowongan di bawah sebuah jembatan di Prancis hanya berjarak 1 jengkal di atas kepala para penumpang.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 27 Jul 2015, 12:18 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2015, 12:18 WIB
Kecelakaan bus di Prancis
Kecelakaan bus di Prancis (AFP)

Liputan6.com, Lille - Sebagian besar penumpang sedang tertidur saat bus rute Bilbao, Spanyol menuju Amsterdam, Belanda yang mereka tumpangi melintas di luar kota Lille, Prancis.

Tiba-tiba, kendaraan itu berhenti mendadak, puing dan debu menghujani. Belakangan mereka tahu, atap terowongan di bawah sebuah jembatan hanya berjarak 1 jengkal di atas kepala. Bagian atas bus terkelupas sama sekali. Nyaris!

Meski tak sampai mengakibatkan korban jiwa, kecelakaan yang terjadi Minggu 26 Juli 2015 itu menyebabkan 6 penumpang terluka serius.

Frederic Fevre, jaksa di Kota Lille mengatakan, bus yang membawa 58 penumpang celaka saat berusaha melewati bawah jembatan yang terlarang bagi kendaraan yang memiliki tinggi lebih dari 2,6 meter.

Fevre menambahkan, pengemudi bus yang berusia 59 tahun punya repitasi bagus. Kepada aparat, sang sopir bersikukuh telah mematuhi instruksi yang diberikan GPS.

Kecelakaan bus di Prancis  (AFP)



Kini, ia ditahan untuk dimintai keterangan. Aparat mengatakan, tes alkohol yang dilakukan padanya negatif.

"Kebanyakan orang sedang tertidur saat kecelakaan terjadi. Tak ada satupun yang menyadari apa yang terjadi," kata salah satu penumpang asal Basque, Carlota, seperti dikutip dari News.com.au, Senin (27/7/2015).

"Semua terjadi secara tiba-tiba. Atap terwongan berjarak sejengkal dari kepala kami."

Sementara, 28 penumpang lainnya, yang kebanyakan mahasiswa Spanyol berusia 18-29 tahun, mengalami luka ringan.

Para penumpang yang tidak memerlukan rawat inap ditampung di sebuah pusat olahraga setempat, menunggu pemulangan ke Spanyol.

"Mereka sedang beristirahat, kita tahu stres amatlah melelahkan. Mereka bersama-sama dan telah menghubungi pihak keluarga. Pemulangan sedang disiapkan, "kata FrancoisFrancois Ducrocq, psikiater yang mendampingi para korban. (Ein/Mut)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya