Curhat Gadis Bekas Tawanan ISIS: Hidup Sulit Seperti di Neraka

Hingga kini, juru bicara kementerian luar negeri Swedia mengatakan pihaknya tidak mengetahui kasus tersebut.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 25 Feb 2016, 09:36 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2016, 09:36 WIB
Cerita Kurdi Selamatkan Remaja Swedia dari Cengkeraman ISIS
Cerita Kurdi Selamatkan Remaja Swedia dari Cengkeraman ISIS (Media Sosial/Reuters)

Liputan6.com, Irbil - Remaja putri berusia 16 tahun yang berhasil diselamatkan pasukan Kurdi dari ISIS akhirnya buka suara. Kepada sebuah stasiun televisi, ia berkisah bagaimana hidupnya berubah 180 derajat saat dalam cengkeraman ISIS.

Pasukan khusus pejuang Kurdi berhasil menolong Marlin Stivani Nivarlain di kota paling dikuasai ISIS, Mosul, Irak. TV Kurdistan 24 (K24) yang bermarkas di Irbil, menyiarkan wawancara mereka dengan Marlin.

Kendati demikian, tidak diketahui kondisi dan situasi yang dihadapi Marlin selama wawancara. Apakah ia berada dalam tekanan atau tidak.

Dalam wawancara, Marlin menggunakan bahasa Inggris. Dia mengaku tengah berada di Irbil. Remaja malang itu menjelaskan bagaimana ia bisa berada di Mosul, sekitar 3.200 kilometer dari kampung halamannya di Boras, Gothenburg, barat daya Swedia.

Marlin berhenti sekolah saat usia 14 tahun, pada pertengahan 2014. Pada saat yang sama, dia bertemu dengan kekasihnnya.

"Awalnya kami baik-baik saja. Namun, dia mulai berulah usai sering menonton video-video ISIS," kata Marlin kepada K24 seperti dilansir dari CNN, Kamis (25/2/2016).

"Aku tak tahu apapun tentang Islam, ISIS atau apapun. Jadi aku tak mengerti apa yang dia maksud. Lalu dia mengatakan ingin pergi ke ISIS, dan aku bilang, 'Ok enggak masalah,'" lanjut dia.

Pada akhir Mei 2015, pasangan itu memulai perjalanannya ke wilayah ISIS. Perjalanan dengan kereta dan bus dari Eropa ke Gaziantep, Turki. Dari situ, dengan bus, mereka menyeberang ke Suriah.

Sesampai di Suriah, mereka bertemu anggota ISIS. Dengan bus bersama pria dan wanita lainnya, mereka diberangkatkan ke Mosul. Di kota itu, mereka diberi rumah.

"Dalam rumah itu, kami tak dapat apa-apa. Tidak ada listrik, tidak ada air. Tak ada apapun," curhat Marlin.

"Hidup di bawah ISIS sangat berbeda luar biasa dibanding hidupnya di Swedia. Aku punya apapun yang aku mau," tutur dia.

"Hidup begitu sulit bersama ISIS. Seperti neraka," kenang Marlin lagi.

Menurut Keamanan Wilayah Pemerintah Kurdistan, mereka mendapatkan notifikasi dari pemerintah Swedia agar remaja itu dipulangkan.

Pada akhir wawancara, Marlin tersenyum dan mengatakan terima kasih kepada kaum Kurdi.

"Aku ingin mengucapkan terima kasih telah menyelamatkan ku dan mengembalikan ke Swedia kepada keluargaku dan kehidupanku yang bahagia," tutup Marlin dalam wawancaranya.

Pasukan Kurdi mengklaim telah merawatnya dengan baik sesuai dengan hukum internasional. 

"Pasukan kami telah menyelamatkan remaja 16 tahun minggu lalu di Mosul, utara Irak. Ia kini aman dan akan dikembalikan pulang," demikian menurut pernyataan Kurdi pada Selasa 23 Februari 2016.

Hingga berita ini diturunkan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Swedia mengatakan pihaknya tidak mengetahui kasus tersebut. 

Ratusan warga Swedia dilaporkan pergi bergabung dengan ISIS. Menurut laporan polisi, lebih dari setengahnya berasal dari Gothenburg. Kota itu menjadi wilayah di Eropa yang paling berkontribusi banyak 'menyumbangkan' warganya kepada kelompok teroris tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya