Peneliti: Code of Conduct Tak Hentikan Perseteruan China-ASEAN

Code of Conduct hanya mengurangi tensi saja.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 30 Mar 2016, 18:43 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2016, 18:43 WIB
Laut China Selatan
Cina melakukan reklamasi di pulau karang Fiery Cross di Laut Cina Selatan. (BBC)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun ini dunia dikejutkan dengan kondisi di Laut China Selatan. Perselisihan antarnegara yang dilanjutkan saling klaim wilayah terjadi di perairan kaya sumber daya tersebut.

Parahnya lagi, perseteruan di Laut China Selatan melibatkan negara-negara tetangga yang tergabung dalam ASEAN dan juga China.

Demi menemukan solusi masalah Laut China Selatan negara-negara ASEAN dan China tengah menyusun Code of Conduct (CoC) atau tata perilaku yang sampai saat ini belum rampung.

Adanya pembahasan CoC ASEAN dan China dikomentari oleh Peneliti Strategis dan Studi Maritim soal China dari U.S. Naval College, Peter Dutton. Menurut dia, CoC tak akan menyelesaikan masalah.

 

"CoC itu dapat mengurangi tensi di Laut China Selatan. Itu memang sangat membantu tapi tidak menyelesaikan masalah," ucap Dutton dalam telekonferensi dengan sejumlah jurnalis dari Indonesia di kantor Kedutaan Besar AS, Rabu (30/3/2016).

Walau CoC tak akan menjadi solusi jitu, ditekankan Dutton bukan berarti tak ada jalan keluar bagi masalah Laut China Selatan. Solusi terbaik adalah ketika negara ASEAN yang terlibat dalam pertikaian dengan China duduk bersama dan membicarakan win-win solution.

"Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi konflik dan salah satunya CoC. Namun apa konsekuensinya nanti jika CoC pun gagal? Negara di ASEAN harus berdiskusi mengenai cara terbaik untuk mendapatkan win-win solution," sambung dia.

"Jadi intinya, negara ASEAN tersebut harus berdiri bersama dalam isu Laut China Selatan ini," jelas Dutton.

Selain soal tersebut, Dutton menyampaikan pujian terhadap Indonesia. Dia mengatakan, walau Indonesia tidak terlibat perseteruan secara langsung, tapi RI terlibat aktif dalam upaya perdamaian di perairan tersebut.

"Indonesia sudah lakukan peran penting. Sejak awal Indonesia sudah mengambil peran penting dalam perkembangan reformasi dan negosiasi," sebut Dutton.

Karena itu, Dutton mendorong Indonesia lebih meningkatkan perannya dalam perdamaian Laut China Selatan. Hal ini karena Indonesia merupakan negara besar di kawasan Asia Tenggara dan cukup berpengaruh.

"Sejak bertahun-tahun lalu Indonesia punya kapasitas positif di Laut China Selatan. Saya dorong Indonesia melanjutkan peran ini," paparnya.

"Indonesia (dalam penyelesaian masalah Laut China Selatan) merupakan model bagi negara lain dan tak bisa dianggap remeh," pungkas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya