Ancam Mengebom Kampanye Trump di Twitter, Pemuda Ini Ditangkap

Kicauan ancaman bom di Twitter ditemukan oleh Secret Service, lantas pasukan pengaman presiden itu menghubungi polisi.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 26 Apr 2016, 17:37 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2016, 17:37 WIB
20160316-Donald-Trump-California-Reuters
Calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump saat berkampanye di Mar-A-Lago Resort di Palm Beach, Florida (REUTERS/Joe Skipper)

Liputan6.com, Connecticut - Seorang pemuda berusia 20 tahun ditahan pihak berwenang setelah berkicau di akun Twitter miliknya, berisi postingan akan mengebom kampanye kandidat capres AS, Donald Trump.

Kicauan Sean Taylor Morkys berbunyi, "Apakah ada seseorang yang akan mengebom kampanye Trump atau aku yang akan melakukannya?" berujung pada penangkapannya. Demikian dilansir dari Independent, Selasa (26/4/2016).

 

Lalu Sean juga menulis di Tweet selanjutnya, memperingatkan teman-temannya untuk membawa keluarganya yang berada di kampanye itu agar mereka tak terluka.

Pesan 'ancaman' itu dituliskan tatkala kandidat nomor satu Partai Republik tengah berpidato di Bridgeport, Connecticut. Agen Secret Service lantas mengontak polisi anti-teroris yang berhasil melacak tweet itu datang dari rumah di dekat Waterbury.

Setiba di rumah Sean, polisi menyatakan pemuda 20 tahun itu tak bermaksud melontarkan ancaman. Namun, Sean digiring ke kantor polisi dan dibebaskan setelah membayar uang jaminan sebesar US$25.000.

Sidang pertama akan dilaksanakan pada 4 Mei mendatang. 

Akibat cuitan di Twitternya yang mengancam Donald Trump, pria ini ditahan.

Kedua kandidat baik dari Republik maupun Demokrat itu akan berlaga di primary negara bagian Connecticut, Delaware, Maryland, Pennsylvania dan Rhode Island pada Selasa ini.

Di Colorado, delegasi dari Partai Republik mengaku mendapat ancaman pembunuhan dari pendukung Donald Trump setelah miliader itu tak mendapatkan suara satupun.

Kendati kalah di Colorado, Trump masih memimpin nominasi dengan angka 46,7 persen diikuti Senator Ted Cruz 28,3 persen dan Gubernur Ohio, John Kasich dengan 17,5 persen.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya