Liputan6.com, Ankara - Turki memblokir sejumlah media sosial selama kudeta militer berlangsung. Menurut organisasi yang memantau aktivitas dunia maya, Turkey Blocks, jejaring sosial Facebook, Twitter, Youtube diblokir. Namun, Instagram dan Vimeo masih berfungsi.
"Data kami mengindikasi selama 2 jam periode kudeta terdapat pemblokiran sejumlah media sosial. Namun, tidak semua ditutup aksesnya," tulis Turkey Blocks dalam Twitter-nya seperti dilansir dari The Guardian, Sabtu (16/7/2016).
Para pengguna Facebook dan Twitter di Turki merasakan mereka tak bisa mengakses dua media sosial asal AS itu. Namun, setelah sekian jam kudeta melemah, mereka bisa membuka akun meski terasa sangat lambat.
Internet sensor di Turki bukanlah hal baru. Hal itu dikatakan pengamat Deji Olokutun dari Access Now, sebuah organisasi pemerhati hak digital.
"Selama sekian jam kudeta berlangsung, mereka menutup akses media sosial. Pemerintah tak ingin media sosial digunakan oleh rivalnya," ujar Olokutun.
Kendati demikian, Access Now tidak dapat menemukan bukti sahih kalau pemblokiran dilakukan oleh pemerintah.
"Pemerintah dan kontraktor IT makin jago mengintervensi jaringan. Semakin canggih, semakin kami sulit membuktikan. Gambaran tentang Turki makin jauh dari apa yang sesungguhnya terjadi di negara itu," kata Gustaf Bjorksten, pemimpin IT dari Access Now.
Namun, baik Twitter maupun Youtube mengatakan mereka tak menemukan pemblokiran secara utuh. Hanya saja mereka memastikan bahwa jaringannya lambat karena adanya intervensi.
Sedangkan Facebook menolak berkomentar.
Beberapa pengguna Facebook berhasil memposting kejadian di Turki setelah menggunakan virtual private networks (VPNs) untuk menghindari pemblokiran dari Pemerintah.
Turki memiliki sejarah sensor internet. Pada 2013, Presiden Turki Erdogan mengatakan Twitter adalah perusak komunitas. Ironisnya, pada kudeta kali ini dia menggunakan Twitter untuk memposting berita dan pernyataannya.
Turki Blokir Media Sosial Selama Kudeta Militer Berlangsung
Ironisnya, Presiden Turki Erdogan menggunakan Twitter memposting pernyataan terkait kudeta militer.
diperbarui 16 Jul 2016, 11:34 WIBDiterbitkan 16 Jul 2016, 11:34 WIB
Jembatan Bosphorus telah ditutup oleh militer Turki yang melakukan kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan sementara korban berjatuhan dari pihak polisi yang mendukung pemerintah (Abc News)
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Memahami Political Science Adalah: Kajian Komprehensif Ilmu Politik
Jubir Sebut Hasil Exit Poll Pramono-Rano Karno Raih 55 Persen: Ini Kemenangan Semua Warga Jakarta
Hasil Quick Count Indikator Pilkada Jabar 53%: Acep-Gitalis 10,14%, Jeje-Ronal 9,22%, Syaikhu-Ilham 19,82%, Dedi-Erwan 60,82%
Hasil Quick Count LSI Denny JA Pilkada Banten Suara Masuk 72,28%: Airin-Ade 44,18%, Andra-Dimyati 55,82%
Hasil Quick Count LSI Denny JA Pilgub Sumut 2024 38%: Bobby-Surya 62,13%, Edy- Hasan 37,87%
Pilkada Solok Selatan Memanas, Dua Rumah Calon Wakil Bupati Diserang
Ujaran Kebencian Meningkat Saat Pilkada 2024, Ini Pantauannya di 5 Provinsi
Daftar Barang yang Kena PPN 12% per 1 Januari 2025, Ada Kulkas hingga Pulsa
Kronologi Kebakaran Restoran Gyukaku di Grand Indonesia
Hasil Quick Count LSI Denny JA Pilkada Jakarta 73.14 %: RIDO 39.46%, Dharma-Kun 10.73%, Pramono-Rano 49.81%
Rusia Usir Diplomat Inggris Atas Tudingan Mata-mata, Begini Respons London
Fokus Pagi : Pemakaman Korban Kecelakaan Ditabrak Truk di Slipi