Liputan6.com, New York - Pernah terbayangkan dimakan hidup-hidup oleh mahluk yang tak terlihat? Terdengar seperti dalam film, bukan?
Tidak juga. Sejumlah bakteri kasat mata bukan hanya menyebabkan demam, mual, atau nyeri luar biasa, bakteri itu bahkan memakan korbannya hidup-hidup.
Advertisement
Baca Juga
Dengan penderitaan yang luar biasa, kadang maut malah dilihat sebagai anugerah.
Dikutip dari List Verse pada Jumat (28/10/2016), berikut ini adalah 10 penyakit yang disebabkan kuman-kuman kasat mata:
1. Borok Bairnsdale
Borok Bairnsdale yang menakutkan Australia bermula dari gigitan nyamuk yang kemudian merekah menjadi luka peluruh daging, lemak, tendon, syaraf, dan bahkan tulang.
Para ahli epidemiologis menduga penyakit itu menular melalui nyamuk pada possum. Namun tidak jelas apakah possum menjadi penyebabnya atau juga sebagai korban.
Penyakit ini berkembang secara perlahan, kadang-kadang baru terasa 4 bulan setelah gigitan pertama nyamuknya. Siku, punggung, betis, dan pergelangan kaki menjadi tempat utama yang diserang.
Borok Bairnsdale sudah dikenal selama beberapa dekade, tapi dalam 3 tahun belakangan ini angka kasusnya di Australia meningkat 2 kali lipat. Tahun ini saja, ada 45 kasus di negara bagian Victoria.
Untunglah, sudah ada tes yang singkat dan efektif. Jika ketahuan sejak awal, boroknya mudah diobati. Jika tidak, pasien bisa merasa sangat nyeri dan mungkin harus menjalani amputasi.
2. Wabah Mucormycosis di Missouri
Pada 2011 ada tornado yang mengobrak-abrik Joplin, negara bagian Missouri. Angin kencang itu membawa lebih dari sekedar kerusakan. Setelah badai, beberapa orang mendapat diagnosa infeksi jamur pemakan daging yang langka dan mematikan.
Jamur Mucormycosis lazim ditemukan di hutan dan tanah dan merupakan unsur penting pembusukan dalam hutan. Jamur ganas itu merusak dinding sel-sel darah. Lalu terbentuklah luka parut yang kemudian menyebabkan penggumpalan darah.
Penggumpalan itu menghalangi aliran darah, sehingga membusukkan daging dan bahkan membentuk selaput jamur.
Dalam laboratorium, jamur itu tumbuh sangat pesat sehingga bahkan mendorong tutup wadah penyimpanan cawan Petri. Pada manusia, jamur itu juga tumbuh secepat itu dan memakan jaringan serta tulang.
Hanya ada 74 kasus yang pernah tercatat, dan 13 orang di Joplin menderita penyakit itu. Ada 5 orang meninggal dunia. Pengobatan satu-satunya adalah dengen menggunakan obat keras anti jamur dan pembuangan jaringan yang mati.
Setan Aleppo
3. Rusa Berpenyakit
Setelah dimusnahkan selama hampir 30 tahun, sejenis lalat Cochliomyia kembali lagi ke Florida Keys dan menimbulkan wabah penyakit pada sejenis rusa langka. Rusa itu hanya tersisa antara 1.300 adan 1.500 ekor. Sejauh ini sudah 102 hewan yang disuntik mati setelah menderita infeksi yang tak tersembuhkan.
Lalat tersebut bertelur dalam kulit tergores dan belatung mereka menyantap daging yang masih hidup. Hanya 7 rusa betina yang terinfeksi, ada dugaan luka gores setelah bertarung memperebutkan betina membuat rusa jantan rentan terhadap infeksi.
Pemerintah federal sudah mulai melakukan sterilisasi lalat-lalat jantan di Big Pine dan No Name Key, yaitu dua daerah paling terdampak. Strategi itu berhasil pada 1950-an dan 1960-an sehingga membasmi penyakit itu di Florida.
Para ahli biologi dibantu oleh beberap sukarawalan memberikan makanan bercampur doramectin—sejenis antai parasit—bagi rusa-rusa itu.
4. Setan Aleppo
Cutaneous leishmaniasis adalah penyakit yang disebarkan oleh lalat pasir. Penyakit itu dikenal juga sebagai "Setan Aleppo" karena mewabah di Suriah selama beberapa abad.
Luka menganga muncul di sekitar tempat gigitan lalat. Penyakit ini bisa mematikan jika tidak diobati atau jika menyerang selaput lendir.
Dulunya, penyakit ini hanya di Suriah, tapi kemudian mewabah di kamp-kamp pengungsi di Lebanon pada 2012. Penyakit ini sekarang ditemukan di Turki, Lebanon, Yordania, dan bahkan bagian selatan benua Eropa.
Pihak Bulan Sabit Merah Kurdi melaporkan bahwa ISIS menyebarkan penyakit ini karena membuang jasad-jasad membusuk di jalan-jalan.
Tapi School of Tropic Medicines membantah dugaan perang biologis seperti itu, karena lalat pasir memakan daging hidup, bukan mayat yang membusuk. Wabah lebih dikarenakan ambruknya sistem kesehatan masyarakat.
Advertisement
Eksim pada Bayi
5. Eksim Herpetikum
Owen Richards (7) menderita eksim saat masih berusia 6 minggu yang dimulai seperti ruam kemerahan pada pipiya dan kemudian menyebar ke paha dan perut.
Keadaannya memburuk, sehingga tubuh bayi itu dipenuhi dengan koreng berdarah yang pedih. Eksim itu begitu parahnya sehingga keluarganya pun tidak bisa memeluknya.
Garukan-garukan dan pendarahan membuat hal biasa seperti ke kamar mandi dan berpakaian menjadi penderitaan. Kista-kista perih pun berkembang di bawah kuku-kukunya.
Pada 2013, Owen dirawat di rumah sakit karena eksim herpetikum, suatu infeksi langka oleh bakteri pemakan daging. Awalnya mirip seperti cacar air, tapi dalam 24 jam, penyakit itu mulai menyerang mukanya sehingga terlihat seperti luka bakar. Pada awalnya ia diberi infus obat antivirus.
Namun demikian, karena khawatir akan dampak pengobatan keras itu pada anaknya, ibunya mencoba alternatif pengobatan herbal yang kemudian diresepkan oleh Shulan Tang, seorang profesor pengobatan China di Manchester.
Dalam 4 minggu, Owen sudah cukup sehat untuk lari, bermain, bahkan mulai bersekolah.
6. Alabama Rot
Alabama Rot, dikenal juga sebagai penyakit pembuluh darah glomerular pada kulit dan ginjal dan pertama kali ketahuan ketika menular di antara anjing-anjing greyhound di Amerika Serikat (AS).
Penyakit itu menyebabkan luka pada kulit dan dapat mengarah kepada kegagalan ginjal jika tidak dirawat. Para pemilik anjing pun ketakutan membawa anjing mereka ke mana-mana.
Kasus pertama di Inggris muncul pada 2012. Sejak 2014, wabah besar dimulai pada berbagai ras anjing lain dari segala usia dengan total kasus mencapai 78 sejak 2012.
Biasanya luka bermula di sekitar muka, perut, dan kaki, diikuti dengan muntah-muntah, kelelahan, demam tinggi, dan akhirnya kegagalan ginjal.
Asal muasal penyakit ini belum diketahui. Tidak ada bukti virus, jamur, bakteri, ataupun racun. Ada dugaan keterlibatan bentuk langka bakteri E. coli yang menjadi biang keladi.
Gigitan Laba-Laba
7. Gigitan Laba-laba Nekrotik
Gigitan laba-laba pertapa coklat memang jarang, karena mahluk itu tidak agresif dan tidak mampu menembus pakaian. Gigitan biasanya muncul ketika laba-laba itu terjebak pada kulit. Biasanya, tanpa pengobatan pun gigitan sembuh dalam 3 minggu.
Tapi ada beberapa kasus ketika racunnya merusak jejaring di sekitar gigitan. Pada 2013, Jeff Hanneman, gitaris dari band Slayer, meninggal karena gagal ginjal. Hampir semua berita mengatakan bahwa ia meninggal akibat komplikasi fasciitis yang menjadi nekrotis, berasal dari gigitan laba-laba pada 2010.
Perlu beberapa kali bedah untuk membuang jejaring mati pada tubuhnya. Ia bahkan dipaksa koma secara medis dan harus belajar berjalan lagi.
Seorang dokter menduga penciutan (sirosis) hati akibat alkohol sebagai penyebabnya. Kemungkinan, penyakit hati ada mendahului gigitan laba-laba.
8. Serangan Ulang Sepsis
Pada 2012, John Middleditch mengira dia terkena flu. Ada ruam-ruam keunguan di seluruh tubuhnya. Kaki dan tangannya menjadi kehitaman dan berisi cairan. Beberapa organ dalam mulai gagal. Diagnosisnya adalah sepsis, bahkan lengan depan dan dua kakinya pun harus mengalami amputasi.
Seperti melawan takdir, amputasi empat tempat itu menyintas. Dokter memasangkan prostetik dan Midleditch pun bisa kembali melakukan kegemarannya berkebun. Empat tahun kemudian, sepsis menyerang lagi dan ia meninggal dalam waktu 4 minggu.
Sekita 44 ribu orang di Inggris meninggal dunia akibat sepsis. Penyakit itu lebih lazim daripada serangan jantung dan membunuh lebih banyak orang dibandingkan kanker.
Sepsis dikenal juga sebagai "keracunan dalam darah", yaitu suatu kondisi yang hampir selalu dipicu oleh infeksi lain yang biasa-biasa saja. Tubuh bereaksi secara berlebihan dan sistem kekebalan malah menyerang jejaring serta organ tubuh.
Advertisement
Dikira Sihir
9. Borok Buruli
Borok Buruli menyebar di Afrika Barat. Penyakit pemakan daging ini sudah diidap oleh kira-kira 40 ribu orang. Korbannya menderita luka borok yang membengkak. Dalam keadaan ekstrem, diperlukan amputasi.
Para pakar belum mengerti bagaimana penyakit ini menular. Dugaan terbesar adalah adanya kontak dengan goresan pada kulit. Banyak kasus di Afrika Barat tidak dilaporkan karena warga yang buta huruf, kemiskinan, dan mengandalkan teknik pengobatan tradisional.
Banyak penderitanya yang menyangka mereka sedang kena sihir. World Health Organization melaporkan adanya suatu vaksin yang memberikan pertahanan jangka pendek melawan bakteri Mycobacterium ulcerans. Sekarang ini sedang dikembangkan vaksin jangka panjang dan teknik diagnosis yang efektif.
10. Pembunuh Chesapeake
Pada 11 September 2016, Michael Funk sedang membersihkan keramba kepiting di Teluk Chesapeake. Empat hari kemudian, ia meninggal dunia. Ternyata, bakteri Vibrio vulnificus memakannya hidup-hidup.
Setelah infeksi, ia merakan nyeri luar biasa pada kaki-kakinya dan dirawat di rumah sakit. Seorang dokter membuang jejaring tubuh yang mati, tapi penyakit itu sudah menyebar ke aliran darah. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan.
Bakteri Vibrio hidup di perairan pantai yang hangat dengan salinitas rendah. Ada sekitar 85 ribu kasus setiap tahun di Amerika Serikat. Santapan kepiting dan ikan yang tercemar adalah cara penularan yang paling sering.
Funk terkena infeksi melalui luka gores pada kakinya. Namun demikian, diduga ada tekanan dari industri wisata untuk meremehkan penyakit ini.