Liputan6.com, Port Moresby - Gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR) mengguncang lepas pantai timur Papua New Guinea atau Papua Nugini. Lindu tersebut dilaporkan memicu gelombang tinggi yang membahayakan.
"Kemungkinan memicu gelombang tsunami yang berbahaya," demikian disampaikan Pacific Tsunami Warning Centre seperti dikutip dari Sky News, Sabtu (17/12/2016).
Badan tersebut mengatakan, gelombang tsunami kemungkinan terjadi dalam tiga jam setelah gempa Papua Nugini terjadi. Akan melanda beberapa pantai, tak hanya Papua Nugini tetapi juga Indonesia, Kepulauan Solomon, Pohnpei, Chuuk, Nauru, Kosrae, dan Vanuatu.
Advertisement
Baca Juga
Departemen Pertahanan Sipil Selandia Baru juga telah mengeluarkan peringatan untuk semua pantai di negara itu.
"Kami terus memantau situasinya... pada tahap ini kita mengeluarkan peringatan agar warga Selandia Baru menjauhi pantai, keluar dari air laut, tidak pergi jalan-jalan dan mendengarkan radio serta televisi," jelas seorang juru bicara departemen tersebut.
US Geological Survey (USGS) atau Badan Survei Geologi AS mengatakan, gempa yang terjadi pada Sabtu ini berada pada 60 km arah timur dari Taron.
"Secara keseluruhan, populasi di wilayah itu berada dalam struktur yang rentan terhadap guncangan gempa... beberapa korban jiwa dan kerusakan kemungkinan terjadi," jelas USGS.
Papua Nugini terletak di jalur Cincin Api, busur seismik di sekitar Samudera Pasifik di mana gempa bumi sering terjadi.
Sejauh ini belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan akibat guncangan gempa di Papua Nugini tersebut.