Liputan6.com, Jenewa - Tahun 2016 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat, demikian menurut keterangan World Meteorological Organisation (WMO).
Suhu rata-rata pada 2016 1,1 derajat Celcius lebih tinggi dibanding masa pra-industri dan 0,07 derajat Celcius lebih tinggi dibanding rekor yang sempat dicetak pada 2015.
Baca Juga
Meski suhu di seluruh dunia mengalami peningkatan karena El Nino, para ahli mengatakan bahwa 2016 akan tetap memecahkan rekor walaupun tanpa terjadinya fenomena tersebut.
Advertisement
Analisis tersebut berdasarkan data dari Met Office Hadley Centre Inggris, Climatic Research Unit University of East Anglia, National Oceanic and Atmospheric Administration AS (NOAA), dan Goddard Institute for Space Studies NASA.
"2016 merupakan tahun ekstrem bagi iklim global dan tercatat sebagai tahun terpanas, namun suhu tersebut hanya menceritakan sebagian kisah" ujar Sekretaris Jenderal World Meteorological Organisation, Petteri Taalas dikutip dari The Telegraph, Kamis (19/1/2017).
"Indikator jangka panjang perubahan iklim yang disebabkan manusia mencapai tingkat baru pada tahun 2016."
"Karbon dioksida dan konsentrasi metan melonjak ke rekor baru. Keduanya berkontribusi terhadap perubahan iklim," imbuh Taalas menanggapi soal perubahan iklim yang memicu peningkatan suhu.
Organisasi yang bergerak di bidang lingkungan, World Wide Fund for Nature (WWF) Inggris mengatakan, meningkatnya suhu menyebabkan bleaching atau pemutihan terumbu karang dan melelehnya gletser.
"Terdapat tanda-tanda yang lebih banyak lagi bahwa kita melanggar batas-batas dari planet kita," ujar Kepala Eksekutif WWF Inggris, Tanya Steele.