Liputan6.com, Canberra - Australia tengah menyiapkan diri atas kemungkinan ISIS akan mendeklarasikan sebuah kekhalifahan di Filipina selatan. Saat ini kelompok teroris itu terusir dari basis mereka di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop menyatakan, pihaknya khawatir 600 anggota ISIS asal dari Asia Tenggara yang masih hidup di Suriah dan Irak akan kembali ke daerah asal mereka.
Baca Juga
Sosok Emmanuelle Atienza Anak Mantan Pejabat Filipina Diduga Habiskan Rp36 Juta Sekali Makan, Warganet Indonesia Ikut Menyindir
5 Kapal Asing Berbendera Filipina dan Malaysia Kedapatan Mencuri Ikan di Perairan Indonesia
Memperluas Jaringan Hotel ke Cebu dan Manila, Archipelago International Ingin Berikan Pengalaman Terbaik
Pernyataan tersebut disampaikan Bishop usai kepulangannya dari Amerika Serikat. Tujuan kunjungannya ke Negeri Paman Sam adalah menghadiri pertemuan sejumlah negara yang terlibat dalam memerangi ISIS.
Advertisement
"Ada kekhawatiran, ISIS mungkin berusaha untuk mendeklarasikan sebuah kekhalifaran, sebuah khalifah Islam, di Filipina selatan," terang Bishop kepada Sky News seperti dilansir The Guardian, Minggu, (26/3/2017).
Menurut Bishop, ISIS belum lama ini telah mendeklarasikan pemimpin Abu Sayyaf -- kelompok teroris yang kerap melancarkan aksi penyanderaan terhadap warga asing -- sebagai amir.
"Ini membawa ancaman tepat di depan pintu kami," ujar Bishop.
Otoritas keamanan dan intelijen Australia disebutnya telah bekerja sama dengan pihak Indonesia, Malaysia, dan Filipina untuk membasmi ancaman teroris di kawasan.
Dalam kesempatan yang sama, Bishop pun menyinggung soal serangan teror London. Ia mengatakan, meski pihak berwenang bisa melacak kelompok teroris dan melakukan pengintaian terhadap orang-orang yang dicurigai, namun nyaris mustahil untuk mengetahui individu yang teradikalisasi dan beraksi sendiri.
"Ide seseorang dapat mengendarai mobil dan menggunakannya sebagai senjata untuk membunuh orang-orang tidak bersalah, warga sipil, benar-benar sangat menganggu," tegas Bishop.