Pidato di Korsel, Obama Bicara soal Perubahan Iklim dan Korut

Selepas kunjungannya ke Indonesia, kini mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyambangi Korea Selatan.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Jul 2017, 13:22 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2017, 13:22 WIB
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan mantan presiden AS Barack Obama (Yonhap)
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan mantan presiden AS Barack Obama (Yonhap)

Liputan6.com, Seoul - Selepas kunjungannya ke Indonesia, kini Barack Obama menyambangi Korea Selatan. Salah satu agenda Presiden ke-44 Amerika Serikat di Negeri Ginseng adalah menyampaikan pidato di Asian Leadership Conference pada Senin 3 Juli 2017.

Pada perhelatan tersebut, Obama menyampaikan beragam isu, mulai dari perubahan iklim dalam Paris Agreement hingga isu Korea Utara.

Pada pidatonya, Obama mengimbau para pemimpin dunia untuk tetap berkomitmen pada Paris Agreement, meski AS berencana untuk menarik diri dari pakta tersebut. Demikian seperti diwartakan CNN, Selasa (4/7/2017).

"Paris Agreement, meski tanpa AS, akan tetap menjadi faktor krusial untuk membantu anak-cucu kita guna menghadapi tantangan dunia masa kini," kata Barack Obama saat menyampaikan pidato di Asian Leadership Conference yang diselenggarakan oleh media Chosun Ilbo, di Seoul, Korea Selatan.

Keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik AS keluar dari Paris Agreement pada Juni 2017 lalu, dikritik oleh sejumlah pejabat pemerintahan dan pakar politik. Mereka memandangnya sebagai sebuah pergeseran kepemimpinan upaya penanggulangan perubahan iklim dari Amerika Serikat ke negara-negara Asia.

Bulan lalu, Presiden Trump juga mengatakan bahwa dirinya membuka peluang untuk melakukan negosiasi ulang aspek kesepakatan yang terkandung dalam Paris Agreement, yang dulu ditandatangani oleh pemerintahan Obama.

Pada pidato tersebut, Obama juga menyinggung persoalan terkini tentang relasi trilateral antara China, Korea Utara, dan Amerika Serikat.

"China merupakan salah satu negara yang sangat dibutuhkan oleh Korea Utara. Para pejabat mereka (Korut) juga membutuhkan China sebagai akses untuk memperoleh kebutuhan mendasar domestik dan terlibat dalam aktivitas finansial asing," kata Obama.

Presiden ke-44 AS itu juga menyebut bahwa gaya kepemimpinan Kim Jong-un dalam memerintah Korea Utara sangat berbeda dengan para pendahulunya.

"(Pemerintahan kini) tidak selalu mendengarkan China. Tak seperti masa kepemimpinan ayahnya (Kim Jong-il), sang anak (Kim Jong-un) kerap terlibat dalam pusaran tensi diplomasi tegang dengan Beijing. Bahkan, tensi tersebut mengejutkan China dan dunia," ujar mantan Senator AS perwakilan Illinois itu.

"Pemimpin yang sekarang merupakan pemuda yang hanya tertarik untuk mempertahankan kekuasaan dan bertekad untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai hal itu," tambahnya.

Obama juga menekankan agar Korea Utara patuh terhadap ketentuan internasional.

"Keteraturan internasional tergantung pada penegakan hukum, peraturan, dan norma global. Jadi, selama Korut tetap memilih untuk berada di luar keteraturan tersebut, mereka harus menghadapi konsekuensi yang akan datang. Kita juga harus memastikan agar masa depan diemban oleh negara yang berkomitmen untuk melakukan pembangunan, bukan menghancurkan," kata Obama menyampaikan pesannya.

Selain menyampaikan pidato di Asian Leadership Conference, Obama juga bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Keduanya membahas sejumlah isu, salah satunya seperti masa depan relasi bilateral AS-Korsel.

Seperti yang dikutip dari UPI.com, Obama dan Presiden Moon bertemu di kantor kepresidenan Korea Selatan dan berbicara selama 40 menit.

Kepada Obama, Presiden Moon merangkum pertemuannya dengan Presiden Trump yang baru saja berlangsung beberapa hari sebelum Presiden ke-44 AS itu menyambangi Negeri Ginseng. Khususnya, terkait komitmen AS-Korsel untuk meningkatkan tensi terhadap Korea Utara.

Sementara itu, kepada Moon, Obama menyampaikan niatnya untuk memutakhirkan relasi bilateral antara AS-Korea Selatan, agar semakin erat pada masa-masa mendatang.

Kunjungan "Si Anak Menteng" ke Negeri Ginseng merupakan salah satu rangkaian agenda perjalanan pribadinya ke kawasan Asia. Sebelum ke Korsel, Obama sempat berlibur di Indonesia selama seminggu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya