Kurangi Pemakaian Plastik, Australia Segera Terapkan Buah Bertato

Buah bertato saat ini sudah dijual di berbagai supermarket di Spanyol, Swedia, dan Inggris.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2017, 09:12 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2017, 09:12 WIB
Buah bertato. (Matthew Abbott)
Buah bertato. (Matthew Abbott)

Liputan6.com, Queensland - Para petani di Australia tengah berupaya keras menggantikan plastik agar produk mereka lebih ramah lingkungan. Salah satunya dengan cara memberikan 'tato' pada kulit buah untuk menggantikan stiker.

Seperti dikutip dari ABC Australia Plus, Sabtu (16/9/2017), upaya tersebut pun tampaknya segera akan menjadi kenyataan bagi Negeri Kanguru. Buktinya, buah dengan tato itu sudah dijual di berbagai supermarket di Spanyol, Swedia dan Inggris.

Di Australia sendiri saat ini stiker atau bungkus dari lilin atau plastik masih menjadi alat untuk pelabelan buah. Meski label plastik dirasa paling ketinggalan zaman.

Oleh sebab itu, para petani mulai mendengarkan permintaan konsumen di Australia yang menghendaki bungkus lebih sedikit.

Di antara mereka yang berusaha mencari alternatif tersebut adalah Matthew Abbott dari perkebunan pisang organik Rabbits Organics di Mena Creek, Queensland Utara Jauh.

"Salah satu masalah besar yang kami hadapi sekarang ini adalah memberi label di buah, sehingga kami bisa menjual buah organik dan yang tidak, saling berdampingan di toko." kata Abbott.

"Saat ini kebanyakan buah organik dijual di toko dengan bungkus plastik, dan kami berusaha menghentikan cara tersebut."

Metode Laser

Petani pisang ini sebelumnya sudah berusaha menggunakan pembungkus plastik dalam memasarkan buahnya, namun sekarang mengatakan mencetak nama perusahaan langsung di kulit buah merupakan hal yang paling menjanjikan.

Abbott sudah mencoba dua macam tinta namun semua prosesnya masih memiliki kelemahan.

"Kami mencoba mencari solusi, di mana kami bisa melakukannya di gudang ketika buahnya masih hijau." kata Abbott.

"Ketika buahnya matang dan masuk ke ruang pendingin, buahnya akan menjadi lembab pada kulit dan tinta. Jadi ketika disentuh ketika basah, tintanya akan luntur."

Abbott kemudian menemukan alternatif lain dari hasil ikut studi tur Nuffeld Australia ke seluruh dunia. Metodenya hampir sama namun lebih efektif.

"Salah satu hal yang saya temukan adalah sebuah mesin yang menggunakan teknologi laser untuk menulis di kulit buah." kata Abbott.

"Mesin ini memiliki ban berjalan yang bisa membawa buah untuk dilaser dan kemudian dimasukkan ke dalam kotak."

Hanya diperlukan waktu seperlima detik untuk mencetak informasi di kulit buah tersebut, dan Abbott mengatakan sepanjang mesin itu mencetak dari jarak 30 cm. Label itu tidak akan masuk ke kulit atau mengganggu rasa buah.

"Memang laser itu membakar kulit, namun ketika kita mengupas pisang hanya terlihat seperti adanya tinta di permukaan." katanya.

Teknologi laser ini suidah digunakan untuk buah seperti melon, dan jeruk, dan Abbott sekarang bekerja sama dengan perusahaan pembuatnya, Laser Food dari Spanyol untuk menciptakan sistem yang cocok untuk pisang.

"Teknologinya sudah ada, namun kalau kita tidak memiliki sistem untuk mengintegrasikan dengan cara kita yang sudah, susah untuk dilaksanakan." imbuhnya.

"Kami berbicara dengan mereka mengenai hal itu, jadi masih harus ditunggu bagaimana hasilnya."

Abbott mengatakan biaya awal untuk mesin laser ini memang mahal, namun dalam jangka panjang, dia memperkirakan akan lebih murah dibandingkan penggunaan stiker atau bungkus plastik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya