Liputan6.com, Oxford - Apakah kehidupan kita di dunia ini sekadar simulasi?
Ada beberapa di antara kita yang cemas bahwa manusia tidak lebih daripada kumpulan otak yang diawetkan sedang mengambang dalam wadah gelas.
Menurut pandangan itu, otak-otak dalam wadah dicekoki dengan versi palsu dari dunia nyata melalui rangkaian kabel-kabel.
Advertisement
Teori yang diajukan adalah bahwa kita semua hidup dalam sebuah simulasi komputer yang dikendalikan oleh majikan alien.
Baca Juga
Para penggemar fiksi ilmiah dan ahli filsuf modern telah lama memperdebatkan apakah dunia ini sebenarnya memang sama dengan apa yang kita lihat.
Untunglah, seperti dikutip dari News.com.au pada Rabu (4/10/2017), suatu tim dari Oxford University di Inggris telah meruntuhkan teori yang dimaksud.
Setelah film klasik The Matrix terbitan 1990-an, banyak orang mempertanyakan apakah skenario filosofi "Brain in a Vat" sebenarnya memang menjadi realitas kita.
Walau begitu, pandangan bahwa suatu komputer mampu menciptakan interaksi simultan secara besar-besaran adalah sesuatu yang "tidak mungkin,". Demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances.
Setelah melakukan beberapa perhitungan njelimet, Zohar Ringel dan Dmitry Kovrizhi mengkalkulasi bahwa hanya untuk penyimpanan informasi tentang segelintir elektron saja kita memerlukan lebih banyak atom daripada yang ada di semesta ini.
Padahal, elektron adalah partikel yang amat sangat kecil.
Temuan tidak Sengaja
Temuan itu meredakan teori yang diajukan oleh Profesor Brian Cox yang mengemukakan bahwa seluruh alam semesta ini mungkin saja diciptakan oleh suatu "pemrogram komputer teramat cerdas."
Memang terdengar nyeleneh, tapi pandangan seperti itu juga diakui oleh sejumlah tokoh termasuk Elon Musk. Menurut Musk, ada kemungkinan "satu di antara beberapa miliar" bahwa kita tidak beroperasi seturut kehendak orang lain.
Dua ilmuwan Oxford University itu awalnya menjajal penelitian mempelajari fenomena misterius dalam fisika yang melibatkan medan-medan magnet, tapi kemudian malah berhasil menjawab teka-teki tentang simulasi tersebut.
Ketika mengungkapkan bahwa beberapa fenomena alamiah tidak akan pernah bisa disimulasi oleh komputer, mereka membenarkan bahwa kecemasan kita itu tidak akan pernah terjadi.
Andrew Masterton, editor untuk Cosmos, menulis, "Karena syarat jumlah fisik komputer yang diperlukan untuk menyimpan informasi bahkan untuk subset yang kecil, maka kecemasan bahwa kita secara tidak sadar hidup dalam versi luas The Matrix bisa diredam selamanya."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement