Liputan6.com, Caracas - Tepat hari ini 19 tahun silam, Hugo Rafael Chavez Frias alias Hugo Chavez terpilih menjadi Presiden Venezuela. Terpilihnya Chavez pada saat itu menjadikannya sebagai presiden termuda dalam sejarah Venezuela.
Sebelum menapaki jejak menjadi presiden, eks perwira militer itu harus menemui berbagai tantangan sebelum menjadikan Venezuela sebagai negara sosialis di bawah pemerintahannya.
Baca Juga
Dilansir dari The Telegraph, Chavez sebelumnya sempat memimpin kudeta terhadap Presiden Carlos Andres Perez pada 1992. Upaya tersebut berujung kegagalan, dan membuatnya harus menghadapi tuntutan masa penjara selama 30 tahun.
Advertisement
Tuntutan tersebut digugurkan dua tahun berselang oleh Presiden Rafael Caldera. Hal itu membuat Chavez dan komplotannya dibebaskan, namun dengan syarat mereka harus pensiun dari militer.
Pasca-pembebasannya, Chavez menjalani kehidupan dengan uang pensiun militer dan sedikit tambahan sumbangan dari para pendukungnya. Dia juga turut mengadakan tur 100 hari ke seluruh penjuru Venezuela untuk mempromosikan revolusi sosial Bolivarian yang sudah ia gagas sejak masih berkutat dalam dunia militer.
Chavez dan pendukungnya di gerakan Bolivarian kemudian memutuskan untuk mendirikan partai politik pada Juli 1997 dengan nama Movimiento Quinta República (MVR) atau Gerakan Republik Kelima. Hal itu dimaksudkan untuk mendukung pencalonan Chavez pada Pemilihan Umum Presiden Venezuela 1998.
Usaha itu kali ini menemui keberhasilan, dan membuatnya meraih kemenangan pada 6 Desember 1998. Dalam kampanyenya, ia membawa janji reformasi sosial dan ekonomi besar-besaran yang berhasil menarik simpati kaum miskin dan kelas pekerja.
Seperti dikutip dari The Washington Post, para elit politik Venezuela saat itu khawatir, bahwa usulan radikal dari pemimpin sosialis tersebut dapat merusak sistem ekonomi dan politik negara.
Begitu terpilih, Chavez langsung memperkenalkan konstitusi baru yang menambah hak-hak kaum terpinggirkan dan mengubah struktur pemerintahan Venezuela.
Begitu berkuasa, ia menasionalisasi industri dan mempermudah masyarakat Venezuela untuk mendapatkan makanan, pendidikan, perawatan kesehatan, dan perumahan. Status Venezuela sebagai salah satu negara pengimpor minyak turut melancarkan misi Chavez, karena pada saat itu harga minyak yang jadi andalan ekspor negaranya sedang melonjak.
Namun, setelah harga minyak mulai turun pada akhir 2008, negara harus berhadapan dengan krisis keuangan. Kesulitan ekonomi menimpa warga, menyebabkan mereka kekurangan pangan dan kebutuhan lainnya.
Chavez yang terpilih sebanyak empat kali (1998, 2000, 2006, 2012) baru turun dari jabatannya pada 2013, setelah wafat diserang kanker. Posisinya lalu digantikan oleh Nicolas Maduro, yang dituduh oleh PBB sebagai pemimpin diktator.
Di tanggal yang sama pada 1862, Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln memerintahkan pelaksanaan eksekusi gantung 39 dari 303 warga Indian yang dinyatakan bersalah dalam Pemberontakan Sioux di Minnesota.
Sementara itu, pada 6 Desember 1877, tes rekaman suara pada fonograf (cikal bakal pemutar kaset dan CD) yang dilakukan Thomas Alfa Edison berhasil, dan membuatnya dijuluki 'The Wizard of Menlo Park' atau 'Penyihir dari Menlo Park'.