Liputan6.com, Washington, DC - Perang telah berkembang secara dramatis dengan munculnya teknologi dan senjata yang modern serta mutakhir.
Dulu, jalannya perang mungkin sangat dipengaruhi dengan seberapa banyak sumber daya manusia yang dimiliki oleh sekelompok pihak.
Namun kini, akibat perkembangan teknologi, kuantitas sumber daya manusia tak lagi memiliki peran yang signifikan dalam sebuah peperangan.
Advertisement
Baca Juga
Sekarang, sebuah konflik bersenjata dapat dipengaruhi secara krusial hanya dengan melibatkan satu atau dua orang saja yang bertugas untuk mengendalikan mesin perang canggih, seperti misalnya, drone nirawak yang dikendalikan secara remote.
Pada masa kini, banyak negara justru berlomba-lomba untuk memproduksi teknologi canggih untuk peperangan milik sendiri.
Dan, untuk menghindari persaingan dengan negara lain, banyak di antara mereka yang berusaha merahasiakan teknologi perang canggih tersebut.
Namun, tak sedikit pula sejumlah di antaranya yang bocor ke publik. Salah satunya, teknologi perang yang diduga milik Amerika Serikat.
Dari sejumlah contoh, berikut 6 teknologi dan senjata perang canggih rahasia yang diduga milik Amerika Serikat yang bocor ke publik, seperti Liputan6.com kutip dari Listverse (1/2/2018).
1. HAARP
High Frequency Active Auroral Research Program atau HAARP merupakan sebuah proyek yang diinisiasi sebagai program penelitian ionosfer yang didanai bersama oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, Angkatan Laut AS, University of Alaska Fairbanks, dan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).
Sebagai fasilitas universitas HAARP adalah pemancar frekuensi tinggi berdaya tinggi yang digunakan untuk mempelajari ionosfer.
Tujuan fasilitas itu adalah untuk menganalisis ionosfer dan menyelidiki potensi pengembangan teknologi ionosfer untuk komunikasi dan pengintaian (surveillance).
Teori tentang sisi gelap HAARP telah mencuat sejak pertama kali fasilitas itu didirikan pada 1993, dicetuskan oleh berbagai pegiat teori konspirasi.
Mereka mengklaim bahwa fasilitas HAARP mampu membuat cuaca menjadi sebuah senjata. Para pegiat teori konspirasi menyebut bahwa HAARP mampu memanipulasi ion di udara dan dengan sengaja memicu bencana alam -- seperti gempa, badai, dan banjir -- sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh AS.
Namun hingga tahun 2017, belum ada ada di antara teori itu yang dapat dibuktikan benar adanya.
Â
Advertisement
2. Senjata Laser 'LaWS'
Berlayar senyap di perairan Teluk Persia, yang sejak dulu hingga kini menjadi salah satu kawasan maritim rentan konflik, sebuah kapal Angkatan Laut Amerika Serikat melakukan uji coba senjata canggih teranyar --yang eksistensinya dulu hanya dapat dibayangkan dalam film sains fiksi.
Senjata teranyar itu adalah sistem laser penghancur bernama LaWS (Laser Weapon System). Bukan fiksi maupun isapan jempol, eksistensi LaWS benar-benar nyata dan telah siap beroperasi (battle ready) di kapal logistik amfibi USS Ponce yang kini tengah berlayar di laut Teluk Persia. Demikian seperti yang diwartakan oleh CNN, Selasa 18 Juli 2017.
"Senjata itu lebih presisi jika dibandingkan dengan proyektil biasa. Tak seperti senjata konvensional lain, LaWS dapat beroperasi dan ditembakkan ke seluruh target di darat, air, maupun udara," jelas Kapten AL Christopher Wells.
Kapten Wells juga mengklaim bahwa, LaWS mampu mencapai target 50.000 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan kecepatan Intercontinental Ballistic Missile System (ICBM).
"Memiliki kecepatan cahaya, laser itu juga menembakkan partikel foton bermuatan besar ke sasaran," jelas Letnan AL Cale Hughes, kepala pengoperasian LaWS di USS Ponce.
Foton merupakan partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik yang membawa residu radiasi, seperti pada gelombang radio atau sinar-X. Foton berbeda dengan partikel elementer lain, seperti elektron dan quark, karena ia tidak bermassa. Dan, dalam ruang vakum, foton selalu bergerak dengan kecepatan cahaya.
3. Proyek Thor
Proyek Thor merupakan sebuah teknologi yang didesain oleh Jerry Pournelle pada 1950-an, berbentuk sebuah alutsista yang dapat terbang statis di angkasa yang mampu menghancurkan target dari langit.
Alutsista itu menembakkan sebuah proyektil berupa tombak sepanjang enam meter dari angkasa ke sasaran yang hendak dituju.
Memanfaatkan energi kinetik dan teknologi Kinetic Energy Penetrator (KEP), tombak itu mampu menghasilkan kekuatan setara nuklir, tanpa efek samping ledakan yang dihasilkan dari nuklir. Tombak itu juga mampu menembus ratusan meter ke kerak Bumi.
Proyek itu sempat vakum selama beberapa dekade. Namun, pada masa pemerintahan Presiden George W Bush, proyek itu diduga kembali aktif untuk dikembangkan.
Kendati demikian, hingga tahun ini, belum jelas apakah proyek tersebut telah terealisasi atau tidak.
Â
Advertisement
4. Pesawat Terbang Induk
Jauh sebelum helicarrier di film laga/komik Avengers tampak di layar lebar, Amerika Serikat telah merancang alutsista berkonsep serupa pada 1920-an.
Saat itu, Angkatan Laut AS telah mengeksplorasi potensi pesawat terbang induk taktis bermodel Zeppelin. Negeri Paman Sam berhasil memproduksi dua buah, USS Akron dan USS Makon, yang masing-masing diawaki oleh 60 orang dan mampu membawa sejumlah pesawat terbang Sparrowhawk.
Namun akibat kegagalan teknis pada USS Akron dan USS Makon yang menelan korban jiwa, AS tak lagi memproduksi pesawat semacam itu, dan proyek pengembangan pesawat terbang induk dihentikan.
Akan tetapi, baru-baru ini, muncul rumor bahwa Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) AS membuka kembali proyek pengembangan pesawat tersebut.
Kali ini, pesawat itu akan membawa pesawat tak berawak alih-alih pesawat tempur berawak.
Disebut program "Gremlins", inisiatif DARPA yang berani ini akan melibatkan pesawat kargo C-130 yang dimodifikasi yang dilengkapi dengan pesawat tak berawak yang mampu menembus pertahanan musuh yang tidak terdeteksi.
Namun, seperti pada beragam proyek DARPA pada umumnya, kabar itu sulit untuk dapat diverifikasi secara independen.
Â
5. Senapan PHASR
Para penggemar Star Trek mungkin masih ingat kata "Pasang phaser untuk melumpuhkan" dari serial tayangan di masa lalu. Ternyata, di masa kini sudah ada senjata yang mirip dengan itu.
Sistem yang dimaksud dikenal sebagai senapan PHASR, singkatan dari Personnel Halting and Stimulation Response. Sistem itu pada dasarnya adalah senapan laser yang tak mematikan (non-lethal) yang dipakai untuk membutakan sasaran untuk sementara waktu agar tidak menerobos pembatas militer.
Senjata itu tidak menyebabkan kerusakan menetap, tapi musuh atau sasaran hanya lunglai selama beberapa detik sehingga ada waktu untuk memeriksa keadaan ancaman.
Â
Advertisement
5. Active Denial System
Yang disebut dengan Active Denial System memang terdengar seperti alat keamanan, bukan senjata. Akan tetapi, perangkat militer itu sebenarnya sudah mulai dipakai di Afghanistan. Diduga, alat itu nantinya akan segera menjadi alat kendali kerumunan di AS.
Senjata itu berbentuk milik truk satelit. Tugasnya adalah menembakkan radiasi elektromagnetik tak mematikan pada sasaran, agar suhu tubuhnya mencapai 50 derajat celsius sehingga terasa pedih dan sangat tidak nyaman.
Gagasan di belakang itu adalah suatu teori bahwa sasaran ingin menyingkir sesegera mungkin dari area tersebut dan mereka tidak lagi menjadi ancaman yang efektif.