Liputan6.com, Melbourne - Sebuah kampanye diluncurkan di Islamic Museum of Australia di kota Melbourne untuk merayakan keberagaman suku dan budaya komunitas Muslim di Australia, hari Rabu (21/03).
Kampanye dengan nama 'Ways To Be Muslim' digagas oleh sekelompok pemuda Muslim dengan maksud untuk mematahkan persepsi soal identitas Muslim yang kerap diidentikan dengan kekerasan dan teror, karena aksi kejahatan yang dilakukan kelompok yang menamakan dirinya 'Islamic State' atau kelompok-kelompok lain yang mengatasnamakan Islam.
Peluncuran 'Ways To Be Muslim' digelar dengan pameran yang menampilkan puluhan foto-foto yang menampilkan sosok Muslim dari berbagai kalangan suku dan budaya, demikian dikutip dari laman AustralianPlus Indonesia, Jumat (23/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Lewat foto-foto ini, pengunjung diajak untuk menyelami keberagaman umat Muslim, khususnya di Australia. Ada sosok perempuan berhijab, ada yang tidak. Ada pula pria yang membawa papan seluncur, ada pula naik motor besar jenis Harley Davidson.
Mereka diminta untuk memegang poster kecil yang bertuliskan 'There are billion ways to be Muslim', untuk memberikan pernyataan jika Muslim memiliki identitas yang beragam, meski bersatu dalam satu keimanan.
Proyek kampanye ini melibatkan enam fotografer dan videografer dari negara asal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah Evelynd asal Indonesia yang kini sedang menempuh program S2 komunikasi dan media di Monash University.
"Untuk menemukan orang-orang untuk difoto, kami biasanya datang ke sejumlah acara-acara Muslim dan festival multikultur di Melbourne dan Victoria," ujar Evelynd yang sudah bergabung dengan tim digital 'Ways To Be Muslim' sejak bulan Mei 2017 lalu.
Bagi Evelynd tentu mudah untuk mengenali perempuan Muslim karena memakai hijab dalam berbagai gaya. Yang menjadi tantangannya adalah untuk menemukan Muslim dari usia dan suku yang berbeda.
"Tanpa bertanya soal identitas agama mereka, kita memulai dengan memperkenalkan soal kampanye ini dan jika orangnya tidak tertarik, mereka akan mengatakan karena mereka bukan Muslim."
Tapi dari pengalamannya tidak semua Muslim mau menceritakan apa arti menjadi Muslim dalam kehidupan mereka.
"Ada yang khawatir jika cerita mereka malah akan menimbulkan konflik dan hanya ingin menjaga apa artinya bagi dirinya sendiri."
Lewat pengalamannya terlibat dalam kampanye ini, Evelynd berpendapat sangat disayangkan karena Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak akhir-akhir ini justru meributkan soal perbedaan.
"Di Indonesia ada cara yang berbeda dalam aliran Islam, cara beribadah, bahkan ritual di masjid, tapi ini justru yang diributkan. Sementara di Australia, mungkin juga karena Muslim adalah minoritas, perbedaan ini yang justru dirayakan."
Pameran 'Ways To Be Muslim' digelar di Islamic Museum of Australia, yang berada di kawasan Thornburry, Melbourne.
Dan berikut adalah sebagian dari foto dan cerita yang dipamerkan.
Â