Amerika Serikat Menunda Sanksi terhadap Rusia

Sanksi Amerika Serikat terhadap Rusia harusnya dijatuhkan Senin lalu, tapi hingga kini belum kunjung diumumkan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 19 Apr 2018, 10:04 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2018, 10:04 WIB
Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump (AP Photo/Evan Vucci)
Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump menegaskan, tidak ada seorang pun yang bersikap lebih keras terhadap Rusia dibanding dirinya. Ia menjanjikan akan menjatuhkan sanksi baru kepada Moskow, "segera setelah mereka sangat layak mendapatkannya".

Pernyataan tersebut disampaikan Donald Trump pada Rabu, 18 April 2018, di Gedung Putih.

Dalam kesempatan yang sama, Trump juga mengatakan bahwa membangun hubungan baik dengan Rusia adalah "hal yang baik, tidak buruk".

"Tidak ada yang lebih keras terhadap Rusia dibanding Presiden Donald Trump," ujar Presiden ke-45 Amerika Serikat tersebut seraya mengutip peningkatan anggaran belanja militer Amerika Serikat sebagai contohnya. Demikian seperti dilansir Time, Kamis (19/4/2018).

Pada kesempatan yang sama, Donald Trump turut menyerang media. "Apa pun yang saya lakukan, di media tidak pernah cukup keras, itu karena narasi mereka. Tapi Rusia akan menyampaikan pada Anda bahwa tidak ada yang lebih keras daripada Donald Trump".

Ayah dari lima anak itu menjelaskan bahwa operasi militer gabungan Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris yang diluncurkan pada Sabtu lalu ke Suriah adalah tindakan untuk menghukum pemerintah Bashar al-Asad yang disokong Rusia. Rezim Assad dituding mendalangi serangan senjata kimia di Douma pada 7 April 2018. Donald Trump menegaskan bahwa penyerangan itu adalah "presisi mutlak".

Sebagian orang menilai bahwa Donald Trump menghindari mengkritik Rusia, dan ia lebih memilih orang lain di pemerintahannya yang melakukannya. Namun, pasca-serangan kimia di Suriah, Donald Trump dikabarkan menunjukkan perubahan.

Meski demikian, Donald Trump menyatakan bahwa ia akan lebih memilih menjalin hubungan baik dengan Rusia dan negara lain.

"Jika kita bisa bergaul dengan China, dan jika kita bisa bergabung dengan Rusia, dan menjalin hubungan baik dengan Jepang dan negara lainnya, itu adalah hal yang baik, bukan hal buruk. Ingat itu," kata Donald Trump di sela-sela pertemuannya dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.

"Jika kita bergaul dengan negara lain, itu bagus, tidak buruk," ungkapnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

'Perselisihan' Internal Gedung Putih

Dubes AS untuk PBB Nikki Haley
Dubes AS untuk PBB Nikki Haley (AP Photo/Bebeto Matthews)

Sehari sebelum Donald Trump muncul di muka publik dan menegaskan bahwa tidak ada yang bersikap lebih keras kepada Rusia dibanding dirinya, terjadi perselisihan antara Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, dan penasihat ekonomi Donald Trump yang baru.

Pada Minggu, Haley mengatakan di program CBS, "Face the Nation" bahwa sanksi baru yang ditujukan pada perusahaan Rusia yang terkait dengan program senjata kimia Suriah akan diumumkan pada hari Senin lalu. Namun, hingga saat ini sanksi belum dijatuhkan.

Adapun Larry Kudlow, Direktur Dewan Ekonomi Nasional mengatakan pada hari Selasa bahwa Haley "mengantisipasi dan mengambil tindakan sebelum terjadi sesuatu". Kudlow menambahkan, "Mungkin ada kebingungan sesaat terkait itu".

Haley membalas Kudlow dengan sebuah pernyataan kepada Fox News. Ia mengatakan, "Dengan segala hormat, saya tidak bingung."

Seorang pejabat Gedung Putih, yang berbicara dengan syarat anonimitas menerangkan, Kudlow lantas dikabarkan menelepon Haley pada Selasa sore untuk meminta maaf.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya