Ibu Kota Rusia Diserang Bau Sampah Busuk, Warga Lancarkan Protes

Aksi protes warga kian meluas di sekitar Moskow akibat masalah bau sampah busuk. Insiden ini terjadi selama beberapa pekan terakhir.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 16 Apr 2018, 09:09 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2018, 09:09 WIB
Suasana di tempat pembuangan akhir sampah Yadravo, di pinggiran Moskow (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)
Suasana di tempat pembuangan akhir sampah Yadravo, di pinggiran Moskow (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)

Liputan6.com, Moskow - Bau sampah busuk terus menyeruak dalam beberapa pekan terakhir di langit Volokolamsk, sebuah kawasan penyangga di barat kota Moskow, Rusia.

Belakangan, ketika angin bertiup ke arah timur laut, sebagian Kota Moskow ikut terkena dampak sebaran bau sampah busuk tersebut.

Dikutip dari The Economist pada Senin (16/4/2018), bau busuk itu berasal dari tempat pembuangan akhir (TPA) Yadrovo, yang oleh penduduk sekitar, aromanya dijabarkan seperti campuran belerang dan gas metana.

Bulan lalu, tercatat sebanyak 50 anak dilarikan ke rumah sakit karena terserang gangguan pernapasan dan ruam pada kulit. Beberapa lansia juga dilaporkan mengalami mual tidak berkesudahan, setelah mencium bau busuk tersebut.

Aksi protes tidak terhindarkan, ketika ribuan orang turun ke jalan menuntut gubernur regional, Andrei Vorobyov, segera mengatasi dengan tuntas masalah bau sampah busuk.

Dalam protes tersebut, seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun, melakukan aksi melukai lehernya sebagai simbol perjuangan.

Aksi protes berubah menjadi kerusuhan, ketika petugas baru bergerak memadamkan bau sampah busuk. Sebanyak 10 distrik di sekitar Moskow terlibat kisruh tersebut.

Warga memfokuskan kemarahan mereka pada pejabat lokal, seperti wali kota dan gubernur setempat.

"Kami berjuang untuk kesehatan anak-anak dan pemerintah daerah harus mendengar hal ini. Jangan hanya diam di belakang meja menikmati gaji dari Moskow," kata Valery Karpinsky, salah seorang pengunjuk rasa.

Pemerintahan Presiden Vladimir Putin belum menanggapi masalah bau sampah busuk ini.

Telah menjadi aturan umum di Rusia, jika terjadi kisruh di suatu daerah, maka pemerintah setempat yang wajib menyelesaikannya terlebih dahulu.

Kremlin akan bertindak ketika suatu masalah telah mencapai titik nadir dan pemerintah daerah kehabisan daya untuk mengurusnya.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Isu Kerusakan Ekologis Berpengaruh terhadap Stabilitas Negara

Ilustrasi Rusia dan Bendera Rusia (AP PHOTO/Alexander Zemlianichenko)
Ilustrasi Rusia dan Bendera Rusia (AP PHOTO/Alexander Zemlianichenko)

Sementara itu, beberapa pengamat menyarankan pemerintah pusat segera turun tangan mengatasi kisruh di Volokolamsk.

Sejarah telah mencatat, beberapa kerusakan ekologis yang terjadi di beberapa wilayah Rusia saat era Uni Soviet, berdampak serius terhadap goyahnya ketahanan masyarakat.

Pasca-bencana Chernobyl, protes lingkungan sangat berpengaruh pada stabilitas negara di masa-masa keruntuhan Uni Soviet.

Sebagai contoh, protes terhadap perusakan hutan Khimki--bagian dari sabuk hijau Moskow-- adalah bagian dari gelombang protes lokal, yang memicu pecahnya kerusuhan besar di Moskow pada pergantian tahun 2011 ke 2012.

Adapun masalah bau sampah busuh di Volokolamsk, bisa ditelusuri kembali hingga Musim Panas lalu.

Saat itu, penduduk di sekitar TPA Kuchino--yang berada satu jalur dengan TPA Yadrovo, mendesak kepada Presiden Vladimir Putin untuk segera membangun infrastruktur pengolahan limbah terpadu.

Sejak lama, TPA Kuchino menjadi pusat pembuangan akhir sampah bagi wilayah metropolitan Moskow.

Meski telah dibangun fasilitas serupa di sekitarnya, kuota limbah yang membeludak selama dua dekade terakhir memicu munculnya berbagai ancaman kesehatan bagi warga sekitarnya, terutama anak-anak.

Sementara pemerintah setempat berharap TPA Kuchino dibiarkan terbuka selama pembangunan infrastruktur baru, Presiden Putin justru resmi menutupnya.

Akibatnya, datangnya tumpukan sampah pun dialihkan ke tempat pembuangan lain di wilayah tersebut, termasuk Yadrovo, sehingga mendorong terjadinya over kapasitas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya